09 Februari 2009 Omset Penjualan Pulsa Turun 40%

Oleh Muhammad Sufyan

Bandung, Bisnis Indonesia – Omset pedagang pulsa skala besar di Bandung, baik untuk penjualan kartu perdana maupun isi ulang, menurun hingga 40% sejak awal tahun ini.

Triatno, anggota Arisan Bandung (komunitas bandar pulsa di Bandung), mengungkapkan pihaknya mengalami penurunan omset cukup signifikan yang akhirnya membuat praktik banting harga pun marak terjadi.

Meski tidak bisa menyebutkan nominal penjualannya, dia menyebutkan penurunan saat ini yang terbesar dalam tiga tahun terakhir. Karenanya, para bandar pulsa merasa kesulitan dalam menjalankan bisnisnya.

“Kami sampai kebingunan, pada kemana ini langganan. Apa belanja di tempat lain, saat dicek, ternyata tidak juga. Memang saat ini sepi, buat bikin ramai, banting harga terjadi,” katanya kepada Bisnis di Bandung, kemarin.

Arisan Bandung adalah organisasi non formal beranggotakan sekitar 60 pedagang sub diler atau biasa disebut sub diler/D1/ bandar pulsa yang menjual produk semua operator, sesuatu yang membedakannya dengan diler resmi.

Triatno melanjutkan banting harga umumnya diberikan kepada produk laris. Yakni harga jual grosir dibuat lebih murah Rp 50 dari harga pasaran, sehingga margin makin menipis.

Banda pulsa, lanjut pemilik Hanif Cell ini, berkepentingan volume penjualannya tetap tinggi sekalipun margin menurun dibandingkan tetap mematok harga lama namun volume penjualan menurun tajam.

Koordinator Arisan Bandung Lyadi Yang-yang, mengatakan catatan penjualan didiler resmi maupun operator seluler tetap tinggi sehingga alokasi barang di masa mendatang tetap tinggi.

“Memang, saya dengar dari anggota, penjualan kartu perdana menurun dibandingkan awal tahun 2008 lalu. Tapi itu tetap harus diakali pedagang agar volume penjualan tetap bisa banyak,” katanya.

Apalagi, lanjut dia, penjualan dari kartu isi ulang khususnya yang berbasis elektrik masih tergolong baik.