03 Maret 2009 Pemakaian e-office Meningkat

IBM dan Telkom tingkatkan layanan ke UKM


Oleh Fita Indah Maulani

Jakarta, Bisnis Indonesia (2/3) – Pemakaian software untuk kegiatan perkantoran atau lebih dikenal dengan istilah e-office diprediksi meningkat hingga 33% tahun ini.

Hal tersebut terlihat pada keputusan IBM untuk mengakuisisi sebuah perusahaan yang ke depannya akan menyediakan layanan e-office. Vendor itu sendiri memiliki peranti lunak Lotus yang selama ini digunakan beberapa perusahaan penjual e-office.

Countery Manager Software Group IBM Indonesia Kustiawan Kusumo mengatakan peranti lunak miliknya sangat fleksibel karena bisa dimanfaatkan di mana saja dengan perangkat apa pun.

E-office nantinya tidak hanya terhubung antar personal computer di kanto,r tetapi bisa diakses secara langsung maupun offline dari telepon genggam atau Blackberry. Kami di IBM sudah menggunakan hal tersebut dan sangat membantu dalam efisiensi biaya operasional,” ujarnya.

Prediksi semakin tingginya minat perusahaan untuk menggunakan e-office diperkirakan mendongkrak pertumbuhan penjualan peranti lunak iBM di Indonesia minimal sama dengan tahun sebelumnya sebesar 33%.

“Penetrasi untuk penggunaan layanan kantor cukup tinggi, meskipun dari total penjualan software, kami bukan pemegang pangsa pasar terbesar,” ujarnya.

IBM juga membidik pengembangan pasar ke perusahaan kelas kecil dan menengah dengan jumlah karyawan pengguna e-office maksimal 500 orang.

Selain IBM, Divisi Telkom Enterprise juga merupakan salah satu penyedia jasa layanan e-offices dengan target penjualan Rp300 miliar.

Segmen UKM
SM Product & Service Supply Management Divisi Enterpirse Service PT Telkom Indonesia Imam Santoso mengatakan layanan e-office dengan konsep software as a service (SaaS) untuk perusahaan kecil dan menengah (UKM) akan meningkat tahun ini.

“Kebutuhan efisiensi biaya operasional seperti penggunaan kertas, tinta, hingga biaya komunikasi terjawab dengan layanan ini dan cukup banyak perusahaan di Indonesia yang mulai menyadarinya,” ujarnya kepada Bisnis, pekan lalu.

Dia menjelaskan penjualan layanan ini tahun lalu mencapai Rp200 miliar dengan pengguna sebagian besar perusahaan BUMN dan pemerintah.

Tahun ini target penjualan Rp300 miliar dengan pasar diperluas kepada perusahaan kecil dan menengah.

UKM dan pemerintah menjadi pasar terbesar karena biaya yang dikeluarkan untuk layanan ini masuk ke dalam belanja operasional, bukan belanja modal yang harus dimasukkan dalam rencana belanja tahunan perusahaan.

Perusahaan pelanggan juga tidak perlu melakukan investasi tambahan, cukup dengan komputer dan akses Internet yang selama ini digunakan.

Layanan e-office juga mudah disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, mulai dari tingkat dasar hanya untuk mengelektronikkan memo dan surat tugas, hingga sebagai sarana komunikasi.

Layanan e-office dari perusahaan penyedia jasa diklaim Telkom lebih menguntungkan karena adanya jaminan keamanan data dan garansi layanan.

Pembayaran sendiri bisa berdasarkan jumlah pengguna di sebuah perusahaan atau kontrak tahunan. (fita.indah@bisnis.co.id)

0 komentar: