05 Maret 2009 TENDER OFFER SAHAM INDOSAT

Qtel Ambil Alih 16,13% Saham ISAT di BEI


Jakarta, Kontan – Penawaran tender atau tender offer saham PT Indosat Tbk (ISAT) akhirnya tuntas. Qtel Telecom (Qtel), si empunya hajatan ini sudah membayar pembelian saham tender offer kepada para pemegang saham ISAT yang mengikuti program ini.

Total jenderal, perusahaan telekomunikasi asal Qatar itu menggelontorkan dana Rp 9 triliun untuk membeli 24,19% saham. Qtel membeli saham dalam tender offer seharga Rp7.388 per saham.

Nah, kemarin (4/3), Qtel sudah menyelesaikan pembayaran untuk investor yang menjual saham ISAT lewat transaksi tutup sendiri (crossing) di Buras Efek Indonesia (BEI). “Nilainya Rp 6 triliun,” kata Direktur PT Danareksa Sekuritas Marciano Herman ke KONTAN, Rabu (4/3). Danareksa menjadi broker pelaksana dalam hajatan ini.

Adapun sisanya sebesar Rp 3 triliun, akan dibayarkan Kamis (5/3) ini untuk investor yang melego saham ISAT lewat Bursa New York. Sekadar informasi, saham ISAT juga tercatat di Bursa New York. Makanya, Qtel menggelar hajatan tender offer di dua bursa itu secara bersamaan.

Marciano bilang, Qtel lebih banyak menyedot saham dari tender offer di BEI ketimbang di Bursa New York. Maka itu, nilai pembayaran tender offer di BEI sekitar dua kali lipat ketimbang pembayaran bagi pemegang ISAT di New York.

Dari jatah tender offer sebesar 24,19% total saham ISAT, Qtel membeli 16,13% saham ISAT dari lantai bursa Indonesia. Qtel hanya memborong 8,06% saham ISAT dari lantai bursa New York. “Makanya dana segar bisa masuk lebih banyak ke pasar dalam negeri,” kata Marciano.

Untuk penyelesaian pembayaran tender offer di BEI, Danareksa Sekuritas langsung membayarkan dana itu kepada investor di BEI. “Kami membayar melalui acoount bank masing-masing investor,” ujar Marciano. Sedangkan pembayaran bagi investor di bursa New York akan dilakukan oleh Bank of New York. Sebagai broker Qtel di Amerika Serikat.

Setelah tender offer kelar, Qtel menjadi pengendali di ISAT karena memiliki 65% saham. Sedangkan saham milik publik tinggal tersisa 20.71%. Selebihnya, 14,29% saham milik Pemerintah Indonesia. *Rizki Caturini

0 komentar: