03 Maret 2009 WUJUDKAN SUMATERA JADI PULAU DIGITAL

Telkom Sumatera Bangun 1.800 Km Kabel Serat Optik

Jakarta, Investor Daily (2/3) - PT Telkom Divisi Regional (Divre) I Sumatera bertekad untuk merealisasikan Sumatera sebagai Pulau Digital. Pasalnya, dikawasan itu jaringan infrastrutur sudah tersedia lengkap. Bahkan, tahun ini, Telkom sedang membangun cincin jaringan kabel serat optik (FO) di tiap ibu kota provinsi di Sumatera dengan total panjang tak kurang dari 1.800 kilometer (km).

Executive General Manager (RGM) PT Telkom Divre I Muhammad Awaluddin mengatakan, Telkom memiliki high performance backbone (HPBB), jaringan FO yang menghubungkan Jawa-Sumatera-Kalimantan (Jasuka), dan intersection Batam-Jakarta yang terhubung langsung ke jaringan Asia American Gateway (AAG).

“Jadi, jaringan backbone Telkom sudah tersedia. Ini belum termasuk jaringan non-backbone yang menjadi ring di kota-kota besar di Sumatera,” kata Awaluddin di Jakarta, pekan lalu.

Kota-kota di Sumatera umumnya berada di pantai barat atau pantai timur, sedangkan di tengah adalah Pegunungan Bukit Barisan atau hutan. Untuk itu, Telkom membangun ring-ring FO untuk percabangan jaringan backbone, seperti Palembang-Bengkulu, Padang-Pekanbaru, dan Aceh-Meulaboh-Singkil-Medan.

“Selain itu, Telkom juga membanugn ring-ring metro (metro ethernet) di tiap ibu kota provinsi di Sumatera yang jumlahnya ada 10 kota. Kalau ditotal, panjang seluruhnya tak kurang dari 1.800 km. Proyek ini sudah dimulai tahun lalu dan diharapkan selesai tahun ini,” kata Awaluddin.

Infrastruktur adalah pilar pertama dari visi menjadikan Sumatera sebagai Pulau Digital. Setelah infrastruktur tersedia, lanjut Awaluddin, Telkom Divre I kini mengembangakan content-nya (pilar kedua). Pengembangan content ini dikaitkan dengan komunitas sebagai pilar ketiga.

Perekonomian Sumatera tumbuh amat pesat karena di-drive oleh suber daya alam, seperti pertambangan dan perkebunan. Semua tambang dan kebun ada di Sumatera, mulai dari minyak, gas, batubara, timah, sawit, karet, kopi, dan lain-lain. “Kami yakin, bisa mewujudkan Pulau Digital ini. Dan, Telkom telah menempatkan satu node untuk IP core berkapasitas terabit (TB) di Sumatera,” kata dia. Satu TB setara satu triliun kilobit (KB).

Pelanggan Speedy
Salah satu perwujudan dari Sumatera Pulau Digital itu, kata Awaluddin, adalah pengembangan layanan data Telkom, Speedy. Pada akhir tahun lalu, jumlah pelanggan Speedy mencapai 150 ribu atau 15% dari total pelanggan nasional. “Pada tahun ini kami targetkan menjadi 300 ribu. Target ini di luar korporasi,” kata dia.

Sedangkan kapasitas jaringan Speedy (DSLAM) yang tersedia di Telkom Divre I saat ini, menurut Awaluddin, mencapai 230 ribu satuan sambungan Speedy. “Tahun ini, kapasitas DSLAM akan kami tambah 150 ribu menjadi 380 ribu. Ini untuk memenuhi target 2009 yang sebesar 300 ribu pelanggan Speedy,” kata Awaluddin.

Kebutuhan bandwidth untuk pelanggan Speedy di Sumatera dengan standar (Quality of Service /QoS) 12 Kbps pada akhir 2009 (atau 300 ribu pelanggan) tak kurang dari 3,6 Gbps. Secara nasional, bila pada akhir tahun ini ditargetkan dua juta pelanggan Speedy, berarti kebutuhan bandwidth-nya mencapai 24 Gbps. “Kebutuhan bandwidth ini bisa kami penuhi dari jatah Telkom di AAG yang sebesar 40 Gbps yang mampu menampung 3,33 juta pelanggan,” kata dia.

Content dan Komunitas
Dua pilar dari Sumatera Jadi Pulau Digital, lanjut Awaluddin, adalah content dan komunitas (petani kopi, karet, nelayan, sekolah, pesantren, dan wisata). Keduanya saling terkait. “Kami mengembangkan content berbasis komunitas. Program ini sekaligus jualan Speedy,” kata dia.

Misalnya, komunitas petani kopi diharapkan bisa memanfaatkan layanan internet untuk mengetahui pasar kopi di luar negeri. Begitu juga wisata, hotel-hotel bisa memanfaatkannya untuk membuat website yang berisi harga kamar, fasilitas yang disediakan hotel, dan lain-lain.

“Total yang sudah kami bentuk ada 123 komunitas, dan kebanyakan komunitas sekolah. Kami sekarang sudah menyentuh tak kurang dari 300 ribu pelajar dan guru. Pada akhir tahun ini kami harapkan bisa mencapai 1 juta atau 10% dari total pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen di Sumatera. Rata-rata investasinya Rp10 ribu per kepala,” kata dia.

Selain komunitas sekolah, Telkom Divre I juga membangun komunitas Kampung Digital. Perkampungan petani udang lobster di Seumeuleu, Sumatera Utara, komunitas petani ikan patin di Pekanbaru, dan kawasan wisata di Pulau Samosir adalah contohnya. “Sekarang sudah ada tujuh Kampung Digital, dan kami harapkan akhir tahun ini menjadi 15-20 Kampung Digital,” kata dia.

Kampung Digital ini merupakan inisiatif dari masing-masing kampung atau komunitas. Telkom hanya memfasilitasi dengan menyiapkan akses internet (Speedy) dengan gratis selama tiga bulan pertama. Telkom juga menyediakan pelatihan. Setelah itu, komunitas itu yang mengelola dan mengembangkannya. “Semua ini adalah bagian dari program besar Telkom, yakni Indigo (Indonesia Digital Community),” kata dia. (rz)

0 komentar: