29 Juli 2009 Pemenang BWA Siap Hadirkan Internet Terjangkau

Oleh Rizagana

Jakarta (28/07/2009) – Pemenang lelang lisensi broadband wireless access (BWA) yakin bisa menghadirkan layanan akses internet kecepatan tinggi dengan harga terjangkau. Para pemenang lelang BWA juga berjanji untuk mematuhi aturan, termasuk aturan tentang kandungan lokal yang minimum 30%.

Demikian pendapat yang dihimpun Investor Daily dari Direktur PT Internux Adnan Nisar dan Dirut PT Indosat Mega Media (IM2) Indar Atmanto di Jakarta, belum lama ini. Internux adalah pemenang lelang BWA untuk zona Banten, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, sedangkan IM2 pemenang lelang BWA untuk zona Jawa Bagian Barat kecuali Bogor, Depok dan Bekasi.

Indar Atmanto menjelaskan, para pemenang lelang BWA diwajibkan untuk membayar biaya-biaya antara lain up front fee dan biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi atau annual fee. Untuk up front fee yang dibayar sekali ‘seumur hidup’ telah ditetapkan sebesar harga penawaran tertinggi dari masing-masing zona. Sedangkan BHP yang dibayar tiap tahun ditetapkan sebesar harga penawaran tertinggi kedua dari masing-masing zona.

Jadi, kalau untuk zona lima (Jawa Bagian Barat kecuali Bogor, Depok dan Bekasi), penawar tertinggi adalah Konsorsium PT Comtronics Systems dan PT Adiwarta Perdania dengan harga Rp25,218 miliar. Sedangkan IM2 sebagai penawar tertinggi kedua pada zona itu dengan harga Rp18,408 miliar.
“Berarti up fornt fee untuk zona lima itu adalah Rp25,218 miliar, dan BHP-nya Rp18,408 miliar,” kata Indar.

Indar mengatakan, sebelum mengajukan harga penawaran, IM2 telah melakukan perhitungan yang matang, lengkap dengan rencana bisnis ke depan bila memanangi lelang BWA. Pihaknya tidak sembarangan dalam mengajukan harga penawaran.

“Kami sudah menyiapkan business plan untuk lisensi BWA ini. Kami sudah siapkan rencana untuk 10 tahun kedepan. Ini komitmen kami,” kata Indar.

IM2, kata Indar, sejak awal ingin menghadirkan layanan akses internet yang terjangkau bagi masyarakat. Sebagai perusahaan yang didukung PT Indosat Tbk, sebagai induk usaha IM2, pihaknya merasa siap untuk menghadirkan tarif internet yang terjangkau.

Sejatinya, menurut Indar, kemampuan untuk menghadirkan akses internet dengan harga terjangkau itu amat tergantung dari kemampuan pemenang lelang BWA membangun jaringan infrastruktur. “Kalau IM2 kan, platform infrastruktur jaringannya sudah ada, termasuk billing system-nya. Jadi, bagi kami, tidak ada masalah,” kata Indar.

Sedangkan pemilihan zona Jawa bagian barat kecuali Bogor, Depok, dan Bekasi, menurut Indar, berdasarkan pengalaman selama ini, wilayah ini termasuk potensial pelanggan internet. “Dari sisi adopsi internet, wilayah Bandung dan sekitarnya itu berada di peringkat kedua di Indonesia, setelah Jakarta. Jadi, zona yang kami dapatkan itu amat potensial,” kata Indar.

Siapkan Strategi Bisnis
Sementara itu, Direktur PT Internux Adnan Nisar mengatakan, pihaknya akan berusaha untuk memberikan harga ritel seperti yang diharapkan masyarakat. “Kami sedang mempersiapkan beberapa strategi bisnis yang tepat,” kata Adnan.

Internux adalah penyedia jasa internet (ISP) yang bermarkas di Makassar. Selama setahun terakhir ini, Internux sudah melakukan survei sehingga berani menawar lisensi BWA untuk zona ‘gemuk’ Banten, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi dengan harga Rp110 miliar.

“Harga itu adalah sangat wajar dengan memproyeksikan peluang bisnis internet dalam jangka panjang 10 tahun ke depan,” kata Adnan.

Sebagai perusahaan yang ‘nyaris tak terdengar’ dalam industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK), Internux akan mengaplikasikan teknologi dari luar negeri untuk menyajikan layanan akses internet kecepatan tinggi. Meski demikian, Internux tetap akan mematuhi aturan pemerintah yang mensyaratkan kandungan lokal minimum 30%.

Sedangkan IM2 belum memutuskan apakah akan menggunakan perangkat Wimax buatan dalam negeri atau luar negeri. “Yang jelas, kami akan mematuhi aturan yang ada, termasuk mengenai kandungan lokal yang minimum 30% itu,” kata Indar. (c135)

0 komentar: