28 Agustus 2009 Telkomsel Balas Sindir Esia Bispak

Achmad Rouzni Noor II – detikinet

Jakarta – Telkomsel akhirnya beraksi setelah tarif selulernya disindir Bakrie Telecom lewat program pemasaran kontroversial Esia Bispak. Operator seluler dengan pelanggan 72 juta ini mengumpamakan kasusnya bak mobil mewah melawan angkutan umum.

“Ibarat Mercy yang dipotong oleh angkot, tidak ada untungnya meladeni. Yang ada, kita yang bisa kena baret,” sindir VP Channel Management Telkomsel, Digieon Edi Purnomo, usah buka puasa di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (27/8/2009).

Esia Bispak adalah program terbaru dari Bakrie Telecom untuk pelanggan prabayar Esia. Dengan mengeluarkan biaya Rp2000 dan registrasi SMS Rp50, pelanggan Esia diperkenankan mencicipi skema tarif prabayar milik Telkomsel, Indosat, dan Excelcominfo Pratama (XL) sebagai tarif telekomunikasi harian mereka.

Tujuan dari program pemasaran “Bisa Pakai Tarif Mana pun” ini tak lain demi menjaga pelanggan Esia agar tidak kabur menjadi pelanggan tiga besar operator seluler tersebut. Khususnya karena alasan tertarik mencoba iming-iming tarif promosi yang ditawarkan ketiga operator seluler ini.

Gideon menjelaskan, logikanya sudah pasti tarif seluler Telkomsel akan lebih mahal dibandingkan tarif fixed wireless access (FWA) yang bisa ditawarkan operator semacam Bakrie Telecom. Itu karena lisensi dan infrastruktur yang mereka miliki berbeda. Seluler yang mobilitas tanpa batas harus membayar biaya sewa frekuensi yang delapan kali lebih mahal dari FWA.

Meski demikian, tarif seluler dinilai masih lebih flekxibel dibanding tarif FWA. Itu sebabnya, operator seluler masih bisa menggelar tarif promosi yang lebih murah dibanding harga dasar seluler. Beda dengan FWA yang sudah menyentuh tarif harga paling rendah. “Barangkali kreativitasnya sudah mentok. Karena mereka sudah tak bisa menurunkan tarif lagi, yang ada mereka malah menaikkannya dengan menggunakan skema tarif kami,” demikian kata Gideon.

Ia berpendapat, langkah pentarifan semacam itu memang praktis dibutuhkan operator sekelas Bakrie Telecom dalam kondisi seperti ini. “Namanya juga mereka butuh makan, jadi mereka dituntut untuk mengejar profibilitas, bukan sekedar customer base saja. Investor mereka pasti akan menanyakan, return buat meraka apa.”

0 komentar: