31 Agustus 2009 Tiga Perusahaan Minati Saham Anak Usaha

Telkom Evaluasi Delisting dari Bursa New York

Oleh Yohana SP Philips

Jakarta, Investor Daily – Manajemen PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) akan mengevaluasi kemungkinan pencabutan pencatatan (delisting) saham perseroan dari bursa New York (New York Stock Exchange/NYSE).

“Kami akan mengevaluasi, tapi kemungkinan baru bisa dilaksanakan setelah Lebaran. Sebab, ini harus dibicarakan ditingkat direksi, kemudian di komisaris,” ujar Direktur Utama Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Rinaldi Firmansyah di Jakarta, Jumat (28/8).

Dia mengungkapkan, efisiensi biaya pencatatan (listing fee) merupakan salah satu bahan pertimbangan manajemen Telkom terkait kemungkinan delisting tersebut. “Listing fee di bursa New York cukup besar,” tuturnya.

Rinaldi menjelaskan, agenda delisting dari bursa New York pernah dibicarakan empat tahun silam. Namun, saat itu, manajemen Telkom memutuskan tidak akan delisting. Sejak itu, belum ada lagi pembicaraan mengenai rencana perseroan keluar dari bursa New York.

“Dari segi biaya memang bagus karena ada biaya-biaya yang harus kami keluarkan. Tapi kami perlu melihat secara komprehensif,” ucapnya.

Dia menambahkan, sejauh ini belum ada instruksi langsung dari Menneg BUMN Sofyan Djalil agar Telkom delisting dari bursa saham New York. Saat ini, saham Telkom tercatat di dua bursa (dual listing), yakni di NYSE dan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Jual Anak Usaha
Mengenai rencana Telkom menjual 40% saham PT Patrakom, Rinaldi Firmansyah mengemukan, penjualan saham anak usaha tersebut sedang dalam proses penawaran.

“Sudah ada tiga perusahaan yang menyatakan minatnya,” ujar dia tanpa menjelaskan secara detail nama perusahaan dimaksud dan ancar-ancar harga penjualan saham tersebut.

Rinaldi hanya menjelaskan, Patrakom dijual karena Telkom sudah memiliki perusahaan dengan layanan yang sama dengan perusahaan itu, yakni PT Tanggara Mitrakom yang merupakan penyedia layanan vsat, koneksi satelit, hub, dan lainnya. “Sesuai instruksi Kementerian Negara BUMN, tahun ini sebagian portofolio akan kami lepas,” tandas dia.

Rinaldi juga mengajak PT Elnusa Tbk (ELSA) yang berencana melepas sekitar 40% saham Patrakom, untuk menjualnya bersama Telkom agar penjualan segera rampung.

Telkom, menurut dia, juga masih, menunggu kucuran fasilitas vendor dari Huawei Technologies Co. Ltd yang total nilainya mencapai sekitar US$200 juta. “Kemungkinan fasilitas tersebut baru terealiasai mendekati akhir tahun ini atau awal tahun depan,” katanya.

Direktur TI Telkom Indra Utoyo sebelumnya mengungkapkan, Telkom berencana mengakuisisi beberapa perusahaan yang punya hubungan unit bisnis dengan Telkom. Namun, dia belum bersedia merinci perusahan yang sedang dijajaki.

Telkom baru saja mengakuisisi 80% saham PT Solusindo Kreasi Pratama (Indonesian Tower) melalui anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).

Selama semester I-2009, Telkom membukukan laba bersih Rp6,04 triliun, turun 4% dibanding tahun lalu sekitar Rp6,29 triliun. Sedangkan pendapatan usaha mencapai sekitar Rp30,67 triliun, naik tipis dibanding tahun sebelumnya sekitar Rp30,21 triliun.

Beban usaha Telkom selama semester I tahun ini membengkak dari Rp17,74 triliun menjadi Rp19,09 triliun. Akibatnya, laba sebelum pajak perseroan menurun dari Rp12,49 triliun menjadi Rp11,53 triliun. Di sisi lain, total aset Telkom naik dari Rp85,93 triliun menjadi Rp94,17 triliun.

0 komentar: