26 Agustus 2009 XL Tunda Beli Frekuensi 3G Tambahan

Oleh Rizagana dan Encep Saepudin

Jakarta, Investor Daily – Setelah PT Telkomsel dan PT Indosat Tbk menyatakan siap mengambil frekuensi tambahan 3G, PT Excelcomindo Pratama Tbk (EP) juga menyatakan berminat mengambil hak. Hanya saja, untuk saat ini, operator XL itu belum berani menawar sesuai harga yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp160 miliar.

Dirut PT EP Hasnul Suhaimi mengatakan, untuk saat ini operator yang mayoritas sahamnya dikuasai Malaysia itu belum berani mengambil hak itu. Ia mengatakan, untuk mengembangkan layanan data sebagai layanan masa depan, pihaknya sangat membutuhkan tambahan frekuensi 3G.

“Untuk saat ini kami tidak mengambil hak kami atas second carrier 3G itu. Mudah-mudahan, tahun depan kami akan pertimbangkan lagi apakah hak kami itu akan kami ambil atau tidak,” kata Hasnul Suhaimi kepada Investor Daily sebelum menerima penghargaan sebagai Top 10 Figures in Technology Industry di Jakarta, pekan lalu.

Dia menjelaskan, persoalannya masih soal harga. Menurut perhitungan tim XL, harga frekuensi sebesar Rp160 miliar terlalu mahal. Oleh karena itu, bila pemerintah tetap berkukuh pada harga itu, pihaknya menyatakan tidak sanggup. “Nggak tahu kalau tahun depan,” kata dia.

Beberapa waktu lalu anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi mengatakan, operator yang telah mendapat lisensi 3G berhak atas tambahan frekuensi 3G masing-masing sebesar 5 MHz. Bila satu tahun setelah lelang dibuka, ada operator yang tidak mengambil haknya, frekuensi 3G itu akan dilelang kepada pihak lain.

Lima operator yang telah memiliki lisensi 3G adalah PT Telkomsel, PT Indosat, PT EP, PT Natrindo Telepon Seluler (operator Axis), dan PT Huchison CP Telecom Indonesia (operator 3). Operator yang telah menyatakan bersedia membayar tambahan frekuensi 3G dengan harga Rp160 miliar adalah Telkomsel dan Indosat.

Dirut Telkomsel Sarwoto Atmosutarno mengatakan, pihaknya telah menyatakan kesediaan membayar frekuensi 3G tambahan itu dengan harga Rp160 miliar. Pihaknya juga telah mengirim surat resmi kepada pemerintah dan meminta invoice dari pemerintah untuk pembayarannya.

Sedangkan Indosat yang sebelumnya menawar frekuensi 3G tambahan itu di bawah Rp100 miliar, menurut untuk Group Head Corporate Communication Indosat Adita Irawati, telah menyatakan siap membayar frekuensi 3G tambahan itu. Indosat akan menggunakan tambahan frekuensi 3G ini untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas kepada pelanggannya.

“sebagai pelopor komunikasi data broadband untuk layanan 3G di Indonesia, Indosat terus berupaya untuk mewujudkan komitmennya,” kata Adita dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.

Meski Hasnul Suhaimi menyatakan tidak mengambil haknya itu pada saat ini, Direktur Commerce PT EP Joy Wahyudi menyatakan, operator XL pasti akan mengambil frekuensi 3G tambahan itu. Hanya saja, pengambilannya menunggu momentum yang tepat, terutama saat trafik data dan internet sudah tidak bisa ditangani dengan frekuensi yang tersedia.

“Tambahan frekuensi 3G itu pasti kami butuhkan. Tapi, kami sudah melaporkan ke Ditjen Postel untuk (pengambilannya) tidak sekarang. Kan kami diberi waktu satu tahun,” kata Joy Wahjudi pekan lalu.

Menurut Joy, operator XL harus memperkuat jaringan untuk layanan data menyusul peningkatan penggunaan layanan data melalui ponsel maupun modem. Terlebih lagi, pengunaan layanan data XL terus meningkat seiring dengan bertambahnya pelanggan BlackBerry.

Dia menyebutkan, hingga Juni 2009, pelanggan XL saat ini mencapai 24,7 juta yang dilayani sebanyak 18.128 base transceiver station (BTS), termasuk 1.840 unit node B (BTS 3G). Pelanggan 3G XL saat ini sebanyak enam juta. “Tapi, tidak semua aktif. Maksud saya, di antara mereka ada yang sesekali memakainya,” kata dia.

Kenaikan trafik yang terjadi masih bisa diakomodasi oleh frekuensi yang sudah ada. Selain memakai frekuensi yang tersedia, menurut Joy, XL melakukan penambahan node B untuk memperkuat kualitas layanan 3G bagi pelanggannya, terutama yang berada di Jabodetabek. Dalam tiga bulan terakhir sudah digelontorkan dana US$30 juta.

“Saya nggak tahu berapa tambahan node B-nya, tapi dananya sebanyak US$30 juta,” kata dia.

0 komentar: