19 September 2009 BTEL Masih Bertumpu Pada Pelanggan

Tahun ini, Bakrie Telecom menargetkan peningkatan jumlah pelanggan menjadi 10,5 juta orang

Abdul Wahid Fauzie

Jakarta, Kontan (17/09/2009)– Di tengah sengitnya persaingan bisnis telepon seluler, PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) masih mampu mencetak kenaikan pendapatan serta laba bersih.

Pada semester I 2009, anggota The Seven Brother ini meraup pendapatan Rp1,33 triliun, naik 41,9% daripada semester I 2008. Emiten Grup Bakrie ini meraih laba bersih Rp72,8 miliar, lebih tinggi 16,7% dibandingkan laba bersihnya semester I-2008.

Penambahan pelanggan BTEL menjadi 9,8 juta orang adalah kunci kenaikan pendapatan dan laba bersih ini. Sebagai perbandingan, pada akhir kuartal I 2009, jumlah pelanggan BTEL baru 8 juta.

BTEL yakin, tahun ini jumlah pelanggannya bisa mencapai 10,5 juta. Tahun lalu, total pelanggan BTEL 7,3 juta pelanggan. Untuk mencapai target itu, BTEL akan memasang 1.000 base transceiver station (BTS) supaya jaringan teleponnya makin luas.

April-Juni 2009, BTEL telah membuka jaringan baru di Bukit Tinggi, Singaraja, Tanjung Pinang, dan Metro. Kini Esia, merek dagang BTEL, bisa diakses di 73 kota.

Selain menggenjot pertumbuhan organik, BTEL menempuh pertumbuhan non-organik lewat akuisisi. Konon, BTEL mengincar 19% saham Mobile-8 Telecom (FREN).

Sonny John, Analis Samuel Sekuritas Indonesia meyakini BTEL akan mencapai target pelanggan tahun ini. Sebab, BTEL mampu menampilkan citra sebagai operator CDMA bertarif murah. Apalagi daerah cakupan BTEL kian lusa.

Tapi, ekspansi ini menaikkan biaya operasional dan memangkas laba. Sonny memperkirakan, kendati pendapatan BTEL tahun ini bisa naik 25% menjadi Rp3,5 triliun, tapi laba bersihnya akan sama dengan 2008 yaitu Rp137 miliar.

Chandra Pasribu, Analis Danareksa Sekuritas, menghitung, jika pelanggan BTEL mencapai 10,5 juta, pendapatannya tahun ini naik 37% menjadi Rp3,84 triliun. Laba bersihnya juga bisa melejit 91% menjadi Rp262 miliar.

Selain itu, price to earning ratio (PER) BTEL masih 15,3 kali, di bawah PER industri 21,84 kali. Itu sebabnya Chandra merekomendasikan beli saham BTEL dengan target harga Rp175 per saham.

Sebaliknya, Kelvin Goh, Analis CIMB-Securities dalam resetnya merekomendasikan jual saham BTEL. Ia memangkas target harga dari Rp130 menjadi Rp110 per saham karena laba bersih semester I-2009 di bawah harapan.

Kemarin (16/9), harga BTEL ditutup di Rp142 per saham, sama dengan posisi penutupan bursa, Selasa (15/9). ■

0 komentar: