30 September 2009 Depkominfo: Operator Jangan Hanya Jorjoran Pasang Spanduk

Jakarta, Investor Daily (29/09/2009) – Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) memberikan catatan terhadap kinerja layanan telekomunikasi selama Lebaran 2009. Catatan itu berupa masih kurangnya informasi mengenai tarif, jaringan, dan layanan di posko menjadi highlight kepada para penyelenggara telekomunikasi. Operator hanya jorjoran memasang spanduk dan umbul-umbul.

Demikian pernyataan Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S. Dewa Broto dalam siaran pers-nya, Minggu (27/9). Meski demikian, Depkominfo memberikan apresiasi terhadap kualitas layanan operator telekomunikasi yang berlangsung cukup baik.

Peningkatan trafik terjadi di beberapa daerah tujuan mudik rata-rata 30% dibandingkan Lebaran tahun lalu, dan naik hingga 100% dibandingkan dengan hari-hari biasa. Kondisi ini dipacu intensifnya pengawasan dan monitoring Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) terhadap standar kualitas layanan bahkan pada hari-hari normal di luar suasana Lebaran.

Depkominfo juga memuji cepatnya proses pemulihan terhadap buruknya kualitas layanan beberapa operator di wilayah-wilayah tertentu di luar Jabodetabek. Sehingga, tidak terjadi kepanikan dan Depkominfo tidak perlu melayangkan surat peringatan.

Imbauan Depkominfo kepada pengguna telepon seluler dan fixed wireless access (FWA) untuk tidak memborong pengiriman SMS menjelang Lebaran cukup dipatuhi. “Puncak pengiriman SMS pada umumnya terjadi mulai 19 September 2009 siang hari hingga 24 jam hari berikutnya,” kata Gatot.

Namun, Depkominfo juga menyoroti beberapa hal yang harus diperbaiki operator, seperti kurangnya informasi tarif yang berlaku selama lebaran, informasi jangkauan layanan telekomunikasi di titik-titik mudik masih minim, dan tingkat kemampuan petugas posko jalur mudik dalam melayani pelanggan. Penyelenggara telekomunikasi masih sebatas jorjoran memasang umbul-umbul dan spanduk promosi secara meriah di beberapa jalur mudik dengan info yang sama dengan seragam saja.

“Yang dibutuhkan adalah info spesifik dari layanan tersebut, berikut tingkat keterjangkauannya di masing-masing daerah,” kata Gatot.

Lalu, kata dia, successfull call ratio (SCR) di daerah-daerah yang menjadi destinasi padat mudik sering tidak berjalan memuaskan, sehingga panggilan suara harus dilakukan berulang-ulang, terutama di saat puncak Lebaran. “Depkominfo dan BRTI sudah mengingatkan bahwa yang menjadi persoalan adalah adanya perpindahan peningkatan penggunaan layanan telekomunikasi dari semula yang terkonsentrasi di Jakarta dan sekitarnya ke beberapa daerah yang menjadi sentra-sentra mudik,” kata dia.

Beberapa hari sebelum Lebaran, Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) menyebutkan bahwa operator telah menyiapkan tambahan kapasitas sperti site/BTS, switching jalur transmisi, pengalihan kapasitas dari titik nonmudik hingga 90%. (c135)

0 komentar: