16 September 2009 Harga konversi bond Mobile-8 Rp50

Dana cadangan Rp8 miliar disetor kemarin

Oleh Sylviana Pravita R.K.N
Bisnis Indonesia
Jakarta: PT Mobile-8 Telecom Tbk menetapkan harga konversi obligasi menjadi saham (debt to equity swap) di level Rp50 per saham.

Nilai konversi obligasi menjadi saham senilai Rp50 itu ditentukan berdasarkan Peraturan Bursa Efek Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, yaitu harga rata-rata dalam 25 hari terakhir perdagangan.

Operator berbasis code division multiple access (CDMA) itu juga menetapkan pembelian kembali (buyback) obligasi I Mobile-8 Telecom Tahun 2007 senilai Rp675 miliar dijadwalkan pada 17 September-13 Oktober 2009.

“Pelaksanaan buyback itu dilaksanakan atas obligasi yang sudah direstrukturisasi pada RUPO [rapat umum pemegang obligasi] 29 Juni 2009,” ujar Sekretaris Perusahaan Mobile-8 Chris Taufik kepada Bisnis kemarin.

Menurut dia, mekanisme pembelian kembali obligasi itu melalui penerbitan saham baru seri B kepada pemegang obligasi.

Anak perusahaan PT Global Mediacom Tbk itu, lanjutnya, tidak berkewajiban membeli seluruh obligasi yang ditawarkan oleh pemegang obligasi dalam periode penawaran buyback obligasi.

“Hal itu bisa terjadi apabila harga penawaran jual yang ditawarkan oleh pemegang obligasi melampaui target harga yang ditetapkan oleh perseroan,” katanya.

Terkait dengan rencana penerbitan saham baru (rights issue) Mobile-8, perseroan akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 30 Oktober 2009 atau mundur 1 bulan dari rencana semula, yaitu 30 September.

RUPS itu nantinya membahas tiga agenda yaitu pertama, peningkatan modal dasar perseroan. Kedua, peningkatan modal ditempatkan perseroan tanpa hak memesan efek terlebih dahulu dengan cara pengeluaran saham baru, yaitu saham Seri B dengan nilai Rp50 per saham.

Ketiga, pemberian wewenang kepada direksi perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris untuk melaksanakan pengeluaran efek bersifat ekuitas tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu.

Aksi korporasi itu bertujuan memenuhi kewajiban perseroan dalam meraih laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (earngings before interest, tax, depreciation, amortization/EBITDA) positif pada kuartal I/2010.

Apabila Mobile-8 mampu menjaga EBITDA positif, perusahaan telekomunikasi itu tidak perlu melaksanakan injeksi modal.

Dana cadangan
Mobile-8 kemarin menyetor dana cadangan (sinking fund) senilai Rp8 miliar terkait dengan restrukturisasi obligasi perseroan Rp675 miliar.

“Kami sudah membayar sinking fund senilai Rp8 miliar pada hari ini [kemarin]. Sinking fund per 31 Agustus juga sudah kami penuhi,” ujar Chris.

Kewajiban itu merupakan hasil dari RUPO di mana Mobile-8 mencapai lima langkah restrukturisasi atas obligasi berdenominasi rupiah senilai Rp675 miliar.

“Nilainya dua kali dari pembayaran kupon yaitu berkisar Rp16 miliar, sehingga pada 31 Agustus kami membayar Rp8 miliar dan jumlah yang sama kami bayarkan pada 15 September. Jumlah itu disesuaikan dengan tingkat kupon obligasi yang menjadi 5% pada Agustus-September 2009,” katanya.

Dia mengatakan perseroan memenuhi kewajiban itu melalui kas internal perseroan yang berada dari pendapatan operasional.

Analis saham PT BNI Secutities M. Alfatih mengatakan langkah pengalihan utang menajadi saham itu merupakan salah satu jalan keluar untuk pembayaran utang.

“Namun, kebanyakan pihak yang memberi utang semula berharap dapat memperoleh hasil, bukan ekuitas. Langkah ini pada akhirnya dapat diterima oleh para pemegang obligasi daripada mereka tidak dapat apa-apa,” tutur Alfatih.

Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham emiten berkode FREN ini ditutup menguat 1,61% ke level Rp63 dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya senilai Rp62, mengacu pada harga saham itu, kapitalisasi pasar perseroan mencapai Rp1,27 triliun. (sylviana.pravita@bisnis.co.id)

0 komentar: