16 September 2009 Mediasi Gagal

XL Tuntut Pemkab Badung ke Jalur Hukum

Oleh Imam Ghozali

Surabaya, Investor Daily – PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) tidak akan menarik laporannya ke Polda Bali terakit kasus perobohan menara dan BTS milik XL yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung. Sebab, tindakan Pemkab Badung ini telah membuat XL menanggung kerugian hingga Rp2 miliar dalam sehari.

Dian Siswarini, Direktur Jaringan XL, mengatakan, saat ini penyidikan terkait masalah perobohan menara tengah dilakukan aparat kepolisian. Dia berharap upaya hukum yang dilakukan XL ini bisa menjadi pelajaran buat Pemkab Badung agar tidak bertindak sewenang-wenang dalam memberlakukan sebuah kebijakan di daerahnya.

“Upaya hukum yang kami lakukan mudah-mudahan bisa dijadikan momentum untuk memperjelas status hukum soal infrastruktur telekomunikasi yang ada di berbagai daerah, dan tentunya kami berharap kasus serupa tidak terjadi di daerah lain,” kata Dian disela-sela acara soft opening Surabaya Network Building, di Surabaya, bebapa waktu lalu.

Seperti diketahui, setelah merobohkan enam menara pada Desember 2008, dan 16 menara pada Juli, Pemkab Badung, Bali, kembali akan merobohkan 23 menara lagi setelah Idul Fitri 1430 Hijriah.

Di Kabupaten Badung, Bali, ada 126 menara telekomunikasi, 45 diantaranya adalah menara bersama. Dari total menara itu, 82 menara diantaranya memiliki izin mendirikan bangungan (IMB), dan 44 menara dianggap ilegal karena tidak memiliki IMB. Bila setelah Lebaran ini Pemda Badung jadi merobohkan 23 menara lagi, berarti ada 39 menara yang roboh.

Menanggapi tindakan Pemkab Badung ini, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkomifno) M. Nuh menyerukan agar tindakan perobohan menara telekomunikasi, khususnya di Badung, dihentikan sebelum ada kepastian hukum. Dia menilai, perobohan menara telekomunikasi tidak boleh dilakukan secara semena-mena dengan alasan apapun. Saat ini, pihaknya sedang melakukan mediasi untuk mencari jalan keluar.

“Kita sudah memiliki dasar hukum yang kuat soal itu, ada SKB empat menteri, yakni Mendagri, Menkominfo, Menteri PU, dan BKPM, jadi sudah jelas,” katanya.

Dian menjelaskan, XL telah mencoba menempuh jalur mediasi untuk menyelesaikan kasus perobohan menara tersebut. Namun, upaya tersebut gagal mencapai titik temu, karena Pemkab Badung tetap pada pendiriannya untuk merobohkan menara. “Alasan yang mereka gunakan, salah satunya soal tidak adanya IMB. Untuk itu, kita menempuh jalur hukum dengan melaporkannya ke Polda Bali, langkah ini merupakan jalan penyelesaian terbaik,” jelasnya.

XL, kata dia, telah berusaha maksimal melakukan langkah antisipasi agar perobohan menara tidak mengganggu kelancaran komunikasi. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu menyiapkan mobile BTS sebagai pengganti menara yang dirobohkan.

Potensial loss XL untuk kasus Badung ini mencapai Rp2 miliar sehari, namun kerugian itu bisa dihindari seminimal mungkin dengan berbagai langkah antisipai yang sudah kami lakukan,” tuturnya.

Perobohan menara, kata dia, sebenarnya tidak perlu terjadi, karena keberadaan menara memiliki dasar hukum yang kuat, yaitu SKB empat menteri. Karena itu, dia berharap, kasus di Badung ini tidak terjadi didaerah lain. Apalagi, perobohan menara akan mengganggu interkoneksi antar-operator.

“Badung sangat strategis, banyak wisatawan. Kalau international roaming terganggu, yang rugi bukan hanya operator, tapi citra bangsa juga bisa tercoreng,” tuturnya.

Surabaya Network Building
Mengantisipasi pelanggan yang terus tumbuh dari tahun ke tahun, PT Excelcomindo Pratama membangun XL Surabaya Network Building dengan investasi Rp20 miliar. Pembangunan gedung ini dilakukan setelah terjadi pertumbuhan pelanggan sebesar 70% tahun 2008.

“Gedung baru ini untuk memindahkan switching center yang saat ini ada di Margorejo, kapasitas jaringan akan bertambah dua sampai tiga kali lipat dibanding yang sudah ada sekarang,” kata VP XL East Region Kencono Wibowo di Surabaya, beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan, Surabaya Network Building akan menjadi pusat switching center, data center, dan billing center. Pemindahan tiga jenis jaringan yang sangat vital tersebut dilakukan secara bertahap.

Di Indonesia, XL memiliki tiga gedung network center, yakni di Surabaya untuk area Indonesia timur, Bandung untuk area barat, dan Jakarta untuk data nasional. Pelanggan XL saat ini mencapai 26 juta, dengan total pelanggan aktif sebesar 21 juta. Dari jumlah tersebut, area timur memberikan kontribusi sebesar 25%.

Kencono menambahkan, Surabaya Network Building yang mulai dibangun Januari tahun ini, selain untuk mengantisipasi pertumbuhan pelanggan juga berfungsi memperkecil risiko, seperti kerusakan billing.

0 komentar: