15 September 2009 Operator Esia Tak Tambah Investasi

Jakarta, Koran Jakarta – Perusahaan telekomunikasi, PT Bakrie Telecom Tbk, akan mempertahankan nilai investasi untuk periode 2008-2010 hanya sebesar 600 juta dolar AS atau sekitar enam triliun rupiah kendati perseroan baru saja mendapatkan tambahan kanal sebesar 1,23 MHz dari pemerintah.

“Kami tidak akan menambah nilai investasi. Tambahan kanal tersebut justru membuat perseroan semakin ekspansif karena secara teknologi bisa meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan,” ungkap Direktur Korporasi Bakrie Telecom Rakhmat Junaedi, Senin (14/9).

Sebelumnya, pemerintah memutuskan menambah satu kanal milik Bakrie Telecom untuk wilayah Jawa Barat, Jakarta, dan Banten (JBJB) di kanal 1019 pada spektrum 800 MHz. Penambahan kanal membuat operator telepon dengan merek dagang Esia ini memiliki empat kanal atau lebar pita frekuensi sebesar 5 MHz.

Konsekuensi dari penambahan kanal adalah Bakrie Telecom mengajukan penambahan kapasitas lebih dari 100 persen di wilayah JBJB kepada pemerintah. Rakhmat mengatakan penambahan kanal membuat perseroan akan semakin agresif dan ekspansif dalam menambah pelanggan karena memiliki ruang kapasitas yang lebih besar untuk melayani pelanggan.

“Jumlah pelanggan Bakrie Telecom pada semester pertama ini telah mencapai 8,9 juta pelanggan atau naik 63,8 persen ketimbang periode sama tahun lalu sebesar 5,4 juta pelanggan. Jika kapasitas dinaikkan, tentunya akan memperluas pelanggan yang dilayani,” katanya.

Perkembangan Positif
Direktur Utama Bakrie Telecom Anindya N Bakrie menambahkan perkembangan positif dalam laju pertumbuhan pelanggan mendorong pencapaian positif dalam kinerja keuangan perusahaan pada semester I-2009.

Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit, Bakrie Telecom mencetak pendapatan usaha bersih (net revenue) perseroan pada semester I-2009 sebesar 1.331 miliar rupiah. Sehingga perseroan berhasil meningkatkan pendapatan bersihnya sebesar 41,9 persen dari 938 miliar rupiah pada semester I-2008.

Laba sebelum bunga, pajak, amortisasi dan depresiasi (EBITDA) juga melonjak tajam sebesar 81,6 persen dari 341,3 miliar rupiah pada semester I-2008 menjadi 619,9 miliar rupiah pada semester I-2009.

Sepanjang semester I-2009, perseroan mencetak laba bersih 72,8 miliar rupiah atau mengalami pertumbuhan yang signifikan, yaitu sebesar 16,7 persen dibandingkan dengan laba besih sebesar 62,4 miliar rupiah pada periode sama tahun 2008. ■ dni/E-7

0 komentar: