03 Oktober 2009 Akibat Gempa Tiga STO Telkom Rusak Parah

KOMPAS/RIZA FATHONI

Kamis, 1 Oktober 2009 11:05 WIB

Jakarta, Kompas.com – Gempa tektonik berkekuatan 7,6 skala richter yang melanda Sumatara Barat, Rabu sore, mengakibatkan beberapa gedung kantor Telkom, termasuk Gedung Sentral Telepon Otomat (STO) Padang, STO Sungai Limau (Pariaman) dan STO Balai Salasa (Painan) rusak parah.

“Saat ini Telkom masih menginventarisasi sejauh mana kerusakan yang dialami oleh Telkom,” kata Vice President Public and Marketing Communication Telkom, Eddy Kurnia, di Jakarta, Kamis (1/10).

Menurut Eddy, gedung STO Padang rusak parah, alat-alat produksi beroperasi dengan baterai dan sedang dalam proses pengalihan kepada mesin generator (genset).

“Genset belum bisa segera dioperasikan karena sistem kabel listrik banyak yang rusak dan dikhawatirkan terjadi korsleting listrik. Teknisi kami di lapangan saat ini sedang bekerja keras untuk mengaktifkan genset,” jelas Eddy.

Kondisi kota Padang sendiri hingga tadi malam gelap total. Telkom berharap bisa segera mengatasi permasalahan listrik tersebut, karena dikhawatirkan alat produksi Telkom akan terputus bila tidak segera datang pasokan listrik dari PLN.

Hingga Kamis pagi, 42 dari 90 BTS Flexi di Sumatera Barat dalam keadaan turun, karena catu daya hanya bisa bertahan enam jam, sedangkan tidak semua BTS bisa tercapai semua oleh genset.

Sementara di Kota Padang dari 25 BTS yang ada, 20 BTS belum bisa berfungsi, dan BTS lainnya yang berada di sekitar kota Padang, sebanyak 22 BTS tidak berfungsi, sedangkan 65 BTS masih berfungsi.

Menurut Eddy, meskipun sebagian infrastruktur rusak, namun layanan TelkomFlexi maupun telepon kabel dalam kondisi yang relatif normal. Saat ini terjadi lonjakan trafik komunikasi sehingga kemungkinan masyarakat masih agak kesulitan menghubungi nomor-nomor telepon di kawasan Sumatera Barat.

Selain trafik yang cukup padat, saat ini penduduk Sumatera Barat lebih memilih berada di luar rumah, sehingga mungkin sulit dihubungi. Untuk layanan mobile seluler (Telkomsel), karena jangkaunnya yang luas dan kebetulan mengena pada jaringan inti transmisinya, membutuhkan upaya yang besar untuk menormalkan.

0 komentar: