03 Oktober 2009 Bisnis Seluler, Penetrasi BlackBerry Bakal Ditentukan Faktor Harga

Memperluas Pasar Telepon Pintar

Koran Jakarta (01/10/2009) – Pasar telepon pintar BlackBerry membesar. Kehadiran produk berbanderol tiga jutaan itu diperkirakan bakal memperkuat penetrasi pasar Research In Motion.

Produsen perangkat BlackBerry, Research in Motion (RIM), mengklaim telah berhasil menambah 3,8 juta pelanggan selama tiga bulan pada kuartal kedua yang berakhir pada Agustus 2009 lalu. Artinya, hingga kuartal tersebut, pelanggan RIM telah berjumlah 32 juta di seluruh dunia.

Pada periode itu, pendapatan perusahaan asal Kanada tersebut mencapai 3,53 miliar dollar AS atau meningkat 37 persen dibandingkan periode sama tahun fiskal lalu sebesar 2,58 miliar dollar AS.

Keberhasilan RIM meraih pendapatan sebesar itu lebih banyak dikontribusi melalui hasil penjualan perangkat yang mencapai 81 persen dari total keseluruhan pendapatan. Sepanjang kuartal kedua ini, RIM mengklaim telah berhasil mengapalkan sekitar 8,3 juta perangkat BlackBerry.

Sedangkan kontribusi dari layanan dan software masing-masing hanya memiliki kontribusi 14 persen dan dua persen. Sisanya diperoleh RIM dari unit bisnis mereka yang lain.

Di Indonesia, RIM sendiri diperkirakan memiliki sekitar 480 ribu pelanggan yang berasal dari empat operator yakni Telkomsel, Indosat, XL, dan Axis. Selain empat operator itu, RIM juga memiliki importir dan distributor lainnya yakni PT Indosat Mega Media (IM2), PT Malifax Indonesia, dan PT Erajaya Swasembada.

Penjualan perangkat milik RIM diprediksi terus tumbuh karena potensi pasar yang lumayan besar. Apalagi jika melihat tingginya jumlah pemesanan awal (preorder) untuk setiap varian baru yang dikeluarkan. Salah satunya seperti pada seri Curve 8520 atau lebih dikenal dengan nama Gemini.

Produk ini telah lama ditunggu kehadirannya di Indonesia, tetapi karena sejak Juni lalau RIM tersandung kasus pembukaan purnajual yang berujung pada ditahannya sertifikasi A miliknya, maka diperkirakan pada Oktober nanti Gemini baru masuk ke pasar Indonesia.

Indosat dan XL mengklaim preorder Gemini telah mencapai dua ribu pemesan. Sedangkan Axis mengambil sikap low prifile dengan tidak mengumumkan jumlah pemesan. Sementara itu, Telkomsel baru akan membuka pemesanan pada akhir pekan ini. Diperkirakan masing-masing mitra memesan 20 ribu unit Gemini ke RIM untuk tahap awal pemasaran.

Geliat BlackBerry ke depan juga bakal dipenuhi harga yang ditawarkan Gemini. Meskipun belum ada harga resmi dikeluarkan para mitra RIM, tetapi rantang harga produk ini tidak jauh dari 3,4 juta rupiah. Banderol itu lebih murah tentunya ketimbang varian Bold atau Jevelin yang bermain di harga 5 juta hingga 7 jutaan rupiah.

“Ini boleh dibilang BlackBerry versi ekonomis karena dari sisi perangkat tidak ada bedanya dengan generasi sebelumnya. Dari sisi harga, varian ini merupakan revolusi dari RIM,” kata praktisi telematika Ventura Elisawati kepada Koran Jakarta, Rabu (30/9).

Ventura menyakini Gemini bisa menjadi BlackBerry sejuta umat (massal) layaknya Nokia kala meluncurkan seri 5110 dengan permainan ularnya. Namun untuk itu, ada beberapa hal yang harus menunjang, yakni momentum, ketersediaan produk, servis, serta harga.

“Momentum dan kebutuhan sudah ada karena jejaring sosial dan komunikasi nonsuara sedang hype. Tinggal masalah ketersediaan dan harga,” kata dia.

Penggagas id-blackberry@yahoogroups.com Abul A’la Al-maujudy menambahkan jika harga yang dipatok oleh mitra RIM bisa lebih murah, dipastikan Gemini bisa membuka jalan bagi BlackBerry menjadi perangkat sejuta umat.

“Bisa saja nanti anak-anak kecil menggunakan Gemini layaknya Nokia seri 5110 dulu,” kata dia.

Menurut praktisi Telematika Faizal Adiputra, Gemini akan banyak dipakai pengguna yang sebelumnya telah menggunakan seri Curve. Pemicunya apalagi kalau bukan trackpad yang inovatif.

“Nanti yang pakai Gemini itu pengguna Curve seri lama dan varian lainnya yang ingin memiliki BlackBerry kedua, guna berjaga-jaga jika layanan dari operator sedang ngadat,” kata dia.

Seiring adanya pengguna yang mengganti BlackBerry milikinya, maka akan terbentuk pasar bekas. Disinilah muncul pengguna baru dari layanan BlackBerry.

“Harga perangkat bekas tentu lebih murah. Jika sudah seperti ini, masyarakat yang sebelumnya tidak bisa memiliki BlackBerry akan mendapatkan harga terjangkau. Bisa kalah itu ponsel-ponsel China yang meniru BlackBerry,” ungkap dia.

Namun pengamat telematika Bayu Sumodiyo meragukan Gemini akan menjadi perangkat sejuta umat jika harga yang dibanderol amsih 3,4 juta rupiah. Karena masih jauh dibandingkan harga ponsel China mirip BlackBerry yang banyak beredar di pasar.

“Kalau harganya 1,5 juta rupiah atau di atas sedikit ponsel China yang meniru BlackBerry baru bisa menjadi sejuta umat. Justru perangkat sejuta umat itu Chinaberry, fiturnya lengkap untuk aplikasi gaul (Facebook, chatting) dan harganya relatif terjangkau,” kata dia.

Dongkrak Pelanggan
Kehadiran Gemini tidak hanya menjadi tumpahan harapan RIM sebagai produsen, namun juga operator mitranya. Operator barharap pelanggan pengguna layananya bisa ikut terdongkrak.

Direktur Komersial XL Joy Wahyudi mengatakan optimistis pada akhir tahun nanti akan 200 ribu pelanggan menggunakan layananya setelah saat ini memiliki 160 ribu pelanggan. “Tetap ada peningkatan. XL selalu optimistis kalau soal berjualan.”

Sementara itu, Chief Marketing Indosat Guntur S Siboro mengatakan jumlah pelanggan ini menjadi tidak signifikan lagi karena sekarang mudah sekali berganti layanan seiring adanya BlackBerry prabayar.

Sedangkan Bayu mengingatkan para mitra RIM berhati-hayi dengan gelembung jumlah preorder. Apalagi pengalaman di luar negeri, dua pekan setelah dilepas ke pasar, respons terhadap Gemini justru tidak bagus, padahal harganya sudah dibanting.

“Jika para mitra RIM tidak bisa menawarkan paket bundling yang menarik, maka bisa saja pemesan mundur dan lebih mencari barang di black market,” kata dia. ■ dni/E-2

0 komentar: