21 Oktober 2009 Fixed broadband cari momentum

Stabilitas akses jadi nilai jual

Oleh Fita Indah Maulani
Wartawan Bisnis Indonesia

Jumlah pelanggan layanan data di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Kerja sama antara vendor penyedia handset dan operator telekomunikasi setahun terakhir semkin mendorong pertumbuhan tersebut.

Sekilas, menilik data Depertemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo), terlihat jelas jumlah pelanggan layanan data menggunakan jaringan bergerak (mobile broadband) lebih mendominasi dibandingkan dengan penggunan jaringan tetap (fixed broadband).

Sebanyak 94% atau 10,76 juta dari total 11,36 juta pelanggan layanan data sepanjang 2008 merupakan pelanggan mobile broadband, sementara fixed broadband hanya sebesar 6% atau sebanyak 600.000 pelanggan.

Setahun sebelumnya, atau sepanjang 2007 jumlah pelanggan mobile broadband tercatat 7,3 juta atau sebesar 96,8% dri total pelanggan layanan data sebanyak 7,54 juta. Layanan data dengan jaringan tetap hanya menguasai 3,2% atau 241.000 pelanggan.

Dominasi pelanggan layanan data berbasis jaringan bergerak memang besar, tetapi perlahan turun seiring dengan penambahan infrastruktur dan kemudahan akses layanan data berbasis jaringan tetap.

Salah satu kelebihan akses Interenet fixed broadband dibandingkan dengan mobile broadband adalah stabilitas akses. Internet fixed broadband menggunakan jaringan kabel, sehingga lebih stabil dibandingkan dengan akses mobile broadband atau Internet broadband nirkabel.

Akan tatapi, internet fixed broadband memiliki sisi kelemahan dalam hal ekspansi jaringan. Berbeda dengan Internet broadband nirkabel yang relatif lebih fleksibel, karena tidak menggunakan basis jaringan kabel.

Itulah sebabnya, ekspansi jaringan Internet fixed broadband secara besar-besaran dengan cakupan nasional hanya dapat dilakukan oleh operator bermodal besar, seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), Badan usaha milik negara ini sudah memiliki infrastruktur kuat di bidang tersebut.

Telkom menggunakan jaringan telepon tetap miliknya dalam mengembangkan layanan ini. Beberapa pihak menilai ini langkah cerdas seiring dengan terus turunnya pemakaian telepon rumah akibat tingginya penetrasi penggunaan ponsel.

Itulah sebabnya Telkom sangat gencar memasarkan Speedy, salah satu paket akses Internet broadband, kepada existing pelanggan telepon kabelnya yang hingga semester I/2009 telah mencapai 8,7 juta nomor.

“Apakah bapak sudah berlangganan Internet selain TelkomNet Instan?” Begitulah kira-kira pertanyaan petugas Telkom ketika mencoba menawarkan paket Speedy ke pelanggannya.

Strategi itu cukup berhasil. Pelanggan Speedy Telkom selama semester I/2009 mencapai 0,8 juta atau meningkat 108% dibandingkan dengan jumlah pelanggan semester I/2008.

Telkom sepertinya menemukan momentum baru untuk menghidupkan pundi-pundi pulsa pelanggan telepon kabelnya dengan memasarkan Speedy ke palanggan perorangan.

Lalu bagaimana dengan pemain lainnya. Boleh dibilang operator lain dan beberapa penyelenggara Internet lebih banyak menyisir pelanggan di segmen korporat. Bisnis mereka lebih banyak berkonsentrasi di kota besar, terutama Jakarta dan sekitarnya.

Potensi pasar
Heru Sutadi, anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), menilai perkembangan layanan data dengan jaringan tetap tidak akan bisa berkembang maksimal tanpa dukungan dari pihak swasta.

“Pertumbuhannya bergantung pada bagaimana para operator melihatnya, apakah mereka sudah menyadari besarnya pasar fixed broadband atau belum. Sebenarnya secara jaringan, wireless [mobile broadband] lebih mudah, tetapi jaminan kualitas fixed lebih bisa diandalkan,” ujarnya. (fita.indah@bisnis.co.id)

0 komentar: