07 Oktober 2009 Komunikasi darurat diwajibkan

LSM bangun akses data gratis di Padang

Oleh Fita Indah Maulani
Bisnis Indonesia

Jakarta (06/10/2009): International Telecommunication Union (ITU) meminta setiap negara untuk membangun jaringan telekomunikasi darurat yang dapat memberikan respons lebih cepat ketika terjadi situasi darurat, khususnya bencana alam.

Hamadoun Toure, Sekjen ITU, mengatakan saat ini tidak ada satu negara pun di seluruh penjuru dunia yang imun dari potensi kehancuran akibat bencana alam. Ketika bencana terjadi, lanjutnya, jaringan telekomunikasi sangat rentan rusak.

“Jaringan telekomunikasi rentan rusak akibat bencana, padahal komunikasi kini sudah menjadi hal penting bagi perekonomian dan kehidupan manusia, sama seperti transportasi, air, dan energi,” ujarnya dalam situs resmi ITU kemarin.

ITU menjabarkan teknologi telematika terkini seperti wireless, sistem komunikasi satelit, dan foto satelit bisa membantu masyarakat dan pemerintah melewati masa-masa krisis pascabencana seperti gempa.

Satelit sangat bermanfaat membantu komunikasi yang biasanya terputus ataupun mengalami gangguan pascabencana. Teknologi ini juga bisa membantu kerja tim SAR memberikan pertolongan di lokasi yang paling kritis.

Hamadoun menambahkan bagi negara yang sudah memiliki satelit, setiap daerah seharusnya dilengkapi dengan telepon satelit untuk kondisi darurat, apalagi jika negara tersebut rawan bencan alam.

Telepon satelit tidak hanya digunakan untuk menghubungi daerah yang tidak terkena bencana, tetapi lebih ke arah koordinasi di dalam wilayah. Hamodoun menuturkan jangan sampai korban jiwa bertambah karena bantuan telat datang akibat kurangnya komunikasi.

ITU sejauh ini sudah membantu mengembangkan jaringan darurat sebagai persiapan menghadapi bencana di 35 negara mulai dari Afrika hingga Asia.

“Kami juga telah menyaksikan pengalaman bagaimana kekuatan jaringan telekomunikasi bisa membantu menyelamatkan banyak nyawa dalam sebuah bencana yang menghancurkan,” ujar Sami Al Basheer Al Morshid, Direktur Biro ITU.

Jaringan LSM
Pemerintah Indonesia sejauh ini belum pernah merilis adanya jaringan telekomunikasi khusus untuk menghadapi keadaan darurat akibat bencana alam, salah satunya gempa yang sering terjadi beberapa waktu belakangan.

Jaringan telekomunikasi baru dibangun dalam keadaan darurat kebanyakan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Muhammad Salahuddien, Koordinator Yayasan Air Putih – LSM telematika, mengatakan pihaknya selama ini membangun jaringan untuk memberikan bantuan layanan data gratis di lokasi gempa mulai dari Aceh pada 2004 hingga di Sumatera Barat sekarang.

“Kami membangun jaringan bantuan selama masa tanggap darurat yang ditetapkan pemerintah. Sekarang di Sumatera Barat selama 2 bulan layanan data gratis di berikan dengan mendirikan perangkat di kantor gubernur Padang dan kantor salah satu LSM di Pariaman,” ujarnya.

Khusus gempa Sumatra Barat, layanan sudah tersedia sejak H+2 gempa atau Jumat pekan lalu dengan bantuan peralatan dari Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Indosat Mega Media (IM2), Infrakom, Eazynet, dan Microtik Indonesia.

Salahuddien menjelaskan satu set perangkat jaringan yang dipasang pada setiap lokasi senilai Rp50 juta, sebagai persiapan Air Putih membawa total tujuh set perangkat dimana pemasangannya disesuaikan dengan kebutuhan. (fita.indah@bisnis.co.id)

0 komentar: