07 Oktober 2009 Mastel: Tidak perlu lisensi SLI baru

Oleh Fita Indah Maulani & Arif Pitoyo
Bisnis Indonesia

Jakarta (06/10/2009): Masyarakat Telematika (Mastel) Indonesia mengingatkan pemerintah untuk tidak menambah lagi operator sambungan langsung internasional (SLI) atau tarifnya malah menjadi naik.

Sekjen Mastel Mas Wigrantoro Roes Setiadi menilai tiga operator saja sudah mencakupi kebutuhan akses internasional masyarakat mengingat selain clear channel sekarang sudah banyak trafik internasional yang disalurkan lewat paket Internet protocol berbiaya murah tetapi memakai tarif SLI.

“Yang menjadi pertanyaan adalah penambahan lisensi SLI tersebut dimaksudkan untuk kepentingan siapa? Yang perlu diingat, sekarang ini hampir semua operator telekmunikasi sahamnya di miliki asing,” ujarnya kepada Bisnis kemarin.

Wigrantoro mengingatkan pemerintah perlu mencermati bahwa semakin banyaknya operator SLI maka pasar layanannya akan fragmented atau tidak ada yang dominan.

Implikasinya, menurut dia, apabila operator SLI bernegosiasi tarif dengan operator luar negeri sendiri-sendiri, posisi tawarnya akan lemah karena volumenya sedikit sehingga otomatis tarif SLI assymetric makin lebar.

Mastel menggambarkan tarif SLI assymetric terlihat dari tarif panggilan masuk dari luar negeri yang lebih murah daripada tarif panggilan ke luar negeri.

Kasus seperti ini juga terjadi di industri penerbangan jalur internasional dari dan ke Indonesia.

Ketua Umum Mastel Setyanto P. Santosa mengatakan SLI atau SLJJ (sambungan langsung jarak jauh) hanyalah enabler, jadi sebenarnya tidak perlu ditambah lagi.

“Hal ini hanya mengada-ada, publik susah untuk mengontrol kebijakan pemerintah karena tidak adanya roadmap telematika Indonesia, mau dibawa kemana, semuanya serta tidak jelas,” tegasnya.

Belum optimal
Pemerintah dan regulator tetap berencana memberikan lisensi baru sambungan langsung internasional (SLI) kepada satu operator sebelum akhir 2009, atau hanya dalam rentang 2 tahun sejak penggelaran tender sejenis pada 2007.

“Kami melihat hasil beauty contest pada 2007 lalu yang dimenangkan oleh PT Bakrie Telecom masih belum optimal. Kami masih butuh internasional jaringan keluar negeri, terutama untuk jalur lain di luar Batam-Singapura,” ujarnya.

Direktur Eksetutif Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) Kamilov Sagala mengaku heran karena pemerintah dan regulator akan menggelar tender sambungan langsung internasional.

“Dulu regulator dan pemerintah mengungkapkan hanya akan menambah satu operator SLI, tetapi hanya dalam waktu 2 tahun sudah berubah,” tutur mantan anggota BRTI yang pernah menjadi panitia tender SLI 2007 tersebut.

0 komentar: