03 Oktober 2009 Pendapatan “Fixed Broadband” Capai 44,9 Miliar Dollar AS

Jakarta, Koran Jakarta (01/10/2009) - Pendapatan jasa pita lebar jaringan tetap (fixed broadband) di Asia Pasifik, hingga akhir tahun ini, diperkirakan akan mencapai 44,9 miliar dollar AS atau meningkat 13,3 persen ketimbang 2008.

Lembaga konsultan Frost & Sullivan memperkirakan peningkatan pendapatan tersebut didorong peningkatan jumlah pengguna yang mencapai 182 juta orang atau meningkat 17,3 persen dibandingkan tahun lalu.

“Bahkan sewaktu mobile broadband tumbuh secara bersamaan, pengguna fixed broadband tetap akan naik,” ujar Country Director Frost & Sullivan Eugene van de Weerd di Jakarta, Rabu (30/9).

Menurut dia, peningkatan penggunaan fixed broadband karana gencarnya pemerintah lokal di Asia Pasifik membangun infrastruktur seperti proyek pita lebar kecepatan tinggi Malaysia (HSBB), jaringan pita lebar nasional Australia (NBN) dan rencana induk iN2015 Singapura. Perusahaan telekomunikasi pun, dalam rangka mengembangkan pasar, akan melanjutkan pembangunan infrastruktur dasar xDSL (Digital Subscriber Line).

“Pada tahun depan, di saat sebagian besar proyek pemerintah mulai beroperasi dalam skala penuh, para pemakain broadband di Asia Pasifik diperkirakan akan menembus angka 200 jutaan mencapai kisaran 212,6 juta pada akhir tahun 2010,” kata dia.

Eugene menambahkan, berdasarkan analisis yang baru dilakukan belum lama ini, pasar fixed broadband di Asia Pasifik, termasuk Jepang, akan tumbuh sebesar 14,1 persen setiap tahun (CAGR) pada periode 2009-2014 dan akan mencapai 342,9 juta pelanggan pada akhir 2014.

Pada tahun yang sama, penetrasi pemakaian broadband rumah tangga di kawasan Asia Pasifik akan bertumbuh sebesar 37,2 persen, dari hanya sekitar 18 persen tahun lalu. Angka tersebut dengan estimasi pendapatan akan mendekati 69 miliar dollar AS.

Pada 2008, enam negara Asia-Pasifik dengan laju penetrasi penggunaan broadband residensial tertinggi adalah Korea Selatan-sebagai salah satu yang tertinggi di dunia- dengan 92,8 persen, Hong Kong 85 persen, Singapura 78,5 persen, Taiwan 66 persen, Australia 63,7 persen, dan Jepang 62,7 persen. ■ dni/E-2

0 komentar: