26 November 2009 Konsolidasi jaringan teken investasi

Pemanfaatan infrastruktur bersama bisa mengarah ke frequency sharing

Oleh Fita Indah Maulani & Arif Pitoyo
Bisnis Indonesia

Jakarta: Penggunaan infrastruktur bersama atau konsolidasi jaringan akan menjadi tren pada tahun depan untuk menekan investasi perangkat telekomunikasi dan memperluas jaringan layanan.

Chief Marketing Officer PT Indosat Tbk Guntur S. Siboro mengatakan pemanfaatan infrastruktur bersama itu menguntungkan operator kecil.

“Namun, di sisi lain, operator besar juga mendapatkan pemasukan dari sewa menara, radio, base transceiver station [BTS],” ujarnya kemarin.

Dia mengaku pihaknya sudah melakukan pembicaraan mengani penggunaan infrastruktur bersama dengan PT Natrindo Telepon Seluler (Axis) sebelum anak usaha Maxis Communication itu membuka pembicaraan dengan PT XL Axiata. Sebagaimana diketahui, Axis akhirnya menjalin kerja sama pemanfaatan jaringan bersama XL.

Pola pemanfaatan infrastruktur bersama, selain dilakukan oleh XL dan Axis, sebelumnya juga sudah dilakukan oleh PT Bakrie Telecom Tbk (Esia) dan PT Telkom Tbk sebagai buntuk migrasi layanan Flexi dari pita 1.900 MHz ke 800 MHz.

Esia menggunakan infrastruktur Telkom di luar wilayah Jakarta, Bogor, dan Banten, adapun Telkkom memanfaatkan jaringan milik Esia di Jakarta, Bogor, dan Banten.

Guntur melanjutkan operator besar pasti hanya menyewakan infrastrukturnya di luar Jawa, atau di daerah rural yang kurang padat trafiknya.

“Paling tidak sekitar 20% kapasitas suatu operator bisa disewakan ke operator lain. Indosat sendiri memiliki kapasitas tidak terpakai yang bervariasi di sejumlah daerah, bahkan ada yang sampai 90% kosong,” tuturnya.

Adapun Smart Telecom juga menyewa infrastruktur serat optik ke PT Moratelindo untuk mengalirkan broadband kepada pelanggannya di seluruh Indonesia.

Dirut Moratelindo Galumbang Menak mengungkapkan infrastruktur kabel optik yang sudah dibangun Smart di seluruh Indonesia telah diserahkan kepada Moratelinod untuk dikelola, dan penyedia jaringan tersebut akan membangun kekurangnnya.

Pascamasuknya Mobile-8 ke Smart, seluruh infrastruktur Fren juga diserahkan ke Moratelindo. Moratelindo juga mendapat tugas membangun kekosongan infrastruktur dari layanan Fren di seluruh Indonesia.

Dirut Mobile-8 Telecom Merza Fachys mengatakan selain menggunakan infrastrukur sendiri, untuk jaringan penghubung pihaknya juga menggunakan banyak mitra, seperti Telkom, Indosat, Icon+, Moratelindo, dan Infokom. Pemilihannya berdasarkan availability di tempat yang dibutuhkan.

Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) meminta operator agar berhati-hati dalam memanfaatkan jaringan secara bersama, karena yang boleh disewakan hanya kapasitas, bukan frekuensi.

“Kalau frekuensi, itu kaitannya dengan pembayaran biaya hak penggunaan [BHP] frekuensi, di mana itu jadi kewajiban operator yang diberi izin. Jadi arahnya sebaiknya ke kapasitas,” tuturnya.

Namun, di segmen broadband wireless access (BWA), lanjut Heru, bahkan sudah ada aturan agar operator lain untuk memanfaatkan frekuensi itu secara bersama.

Kepala Pusat Informasi Depkominfo Gatot S. Dewa Broto mengungkapkan frekuensi jelas tidak bisa dimanfaatkan bersama, yang bisa dilakukan adalah kerja sama roaming.

“Frekuensi tidak bisa disewakan, diperjualbelikan, dan atau dipindahtangankan kepada perusahaan lain. Salah satunya terkait dengan perhitungan BHP,” tegasnya.

Bukan frekuensi
Menanggapi hal itu, Guntur mengungkapkan operator memeng hanya menyewakan radio yang memuat kapasita, bukan sharing frekuensi, karena jelas tidak boleh.

Axis dan XL bulan ini menandatangani kesepakatan roaming nasional pertama di Indonesia. Kesepakatan ini akan berlaku mulai kuartal I/2010, sementara ekspansi jaringan nasional Axis baik untuk layanan suara maupun data tetap dilakukan secara paralel.

Sebelumnya, kedua perusahaan ini telah bekerja sama di mana Axis menyewa sejumlah menara milik XL. Axis sendiri sesuai dengan aturan lisensi modern berkomitmen akan tetap melakukan pembangunan jaringan secara paralel di wilayah kerja sama jaringan dengan XL, yaitu Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.

“Tentu kami masih membangun jaringan sesuai dengan aturan lisensi modern, hanya secara paralel. Kerja sama nasional roaming ini membantu Axis untuk lebih cepat hadir secara nasional,” ujar Anita Avianty, Head of Corporate Communications PT Natrindo Telepon Seluler (Axis). (fita.indah@bisnis.co.id/arif.pitoyo@bisnis.co.id)

0 komentar: