17 November 2009 Menanti Sinergi Smart-Fren

Koran Jakarta – Group Sinarmas melalui anak usahanya, PT Gerbangmas Tunggal Sejahtera, pada Rabu (11/11), secara resmi masuk ke PT Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8). Masuknya Group Sinarmas ke Mobile-8 menjadikan perusahaan ini secara tidak langsung memiliki dua operator, yakni Smart Telecom dan Mobile-8.

Saat ini, Group Sinar Mas memang baru memiliki 19 persen saham Mobile-8 dari transaksi senilai 211,464 miliar rupiah yang terjadi pada Rabu itu. Sedangkan di Smart Telecom kepemilikan Sinar Mas adalah mayoritas.

Direktur Pelaksana Grup Sinarmas Gandhi Sulistyanto mengatakan Sinarmas menjajaki kemungkinan untuk meningkatkan saham di Mobile-8 dari posisi saat ini yang masih minoritas.

Kepemilikan minoritas Gerbangmas di Mobile-8 saat ini baru tahap awal guna mempelajari dan menilai potensi sinergi usaha antara Smart Telecom yang meluncurkan produk Smart dan Fren yang dimiliki oleh Mobile-8.

Direktur Utama Mobile-8 Telecom Merza Fachys mengharapkan dengan masuknya investor baru ini, prospek perseroan bisa berkembang semakin baik. Perseroan menargetkan jumlah pelanggan tahun ini bisa mencapai 3,5 juta dari saat ini sebanyak 3,1 juta nomor.

Dari sisi kinerja, kata Merza, pendapatan 2010 diharapkan tumbuh minimal lima persen sesuai prediksi pertumbuhan industri telekomunikiasi nasional.

Merza pun membantah isu di luar yang mengatakan Mobile-8 akan difokuskan menggarap pasar Fixed Wireless Acceess (FWA), sementara Smart Telecom bermain di seluler.

“Tidak benar itu. Fren akan tetap seperti dulu. Kita mengalokasikan dua kanal untuk Fren, satu kanal (FWA), dan satu kanal untuk teknologi Evolution Data Optimized (EVDO),” kata dia.

Pada tahap awal ini sinergi yang akan dikembangkan dengan Smart Telecom lebih pada pemanfaatan sumber daya dan fasilitas yang bisa digunakan bersama-sama terutama guna membantu Mobile-8 menambah kekuatannya untuk menekan kerugian.

“Kita mulai bersama-sama melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pasar guna meningkatkan competition advantege melawan pesaing. Sempat ada pemikiran melakukan kerja sama ala XL dan Axis, tapi masih sedang dipelajari hambatan teknisnya karena keduanya berada di frekuensi berbeda,” tutur Merza.

Tidak Khawatir
Chief Marketing Officer
Indosat Guntur S Siboro mengaku tidak khawatir sinergi Smart Telecom dan Mobile-8 akan menggerus jasa StarOne yang juga mengusung teknologi Code Division Multiple Access (CDMA).

”StarOne lebih fokus bermain di pasar data untuk kecepatan lebih rendah. Sedangkan untuk menghadapi Smart dan Mobile-8 yang bermain di kecepatan tinggi akan berhadapan dengan 3,5G milik Indosat,” kata dia.

Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi mengungkapkan tak lama lagi akan keluar aturan tentang merger dan akuisisi untuk memberikan kepastian usaha di sektor telekomunikasi.

Anggota Komite lainnya, Nonot Harsono, menegaskan faktor yang diperhatikan dalam merger atau akuisisi adalah masalah frekuensi yang notabene milik negara.

“Seharusnya frekuensi dikembalikan dulu pada negara. Kalau tidak yang terjadi jual-beli frekuensi. Belum lagi masalah tunggakan pembayaran, itu siapa nanti yang bayar,” kata dia. ■ dni/E-2

0 komentar: