04 November 2009 Pasar QWERTY

Persaingan Ketat di Semua Lini Bikin Operator Jadi Hepi

Demam ponsel qwerty dimulai ketika BlackBerry menjadi gaya hidup plus populernya jejaring sosial seperti Facebook, Friendster, dan Twitter. Akses ke situs-situs tersebut semakin dinamis tatkala ponsel qwerty ini menyediakan aplikasi shortcut langsung.

Menurut Nuramin, General Manager HT Mobile, BlackBerry menjadi pemicu ngetopnya ponsel qwerty. Vendor lain, Nokia yang menggadang seri E71, juga ikut berkontribusi memopulerkan si qwerty.

Produsen asal China tak kurang akal. Mereka membanjiri pasar dengan ponsel qwerty murah. Fitur standar, tapi ada aplikasi jejaring sosial sehingga membetot minat pasar. “Konsumen tidak peduli fungsinya, yang penting mirip seperti E71 atau BlackBerry,” kata Nuramin, mengutip hasil surveinya.

Kini, pasar qwerty makin sesak dengan kedatangan Samsung dan LG. Tapi, Nuramin mengaku tidak gentar. “Kami tetap memiliki fitur yang istimewa dibandingkan dengan ponsel qwerty Samsung ataupun LG,” katanya.

Yang dimaksud Nuramin adalah fasilitas double SIM card. Menurutnya, kalau LG dan Samsung mengadopsi dual SIM card sudah pasti harganya bisa mencapai Rp2 juta. “Harga yang sekarang pasti sudah sangat ditekan,” kata Nuramin.

Namun, Nuramin mengakui, langkah LG dan Samsung merupakan serangan balik setelah pasar low end mereka digrogoti ponsel China. “Kami yakin, masih terus bertahan karena harga dan fitur kami tak kalah,” klaimnya.

Sementara, pihak LG berharap nama besarnya bisa menggiring konsumen beralih ke lain hati. “Bukan brand semata, LG menawarkan fitur yang lebih untuk konsumen, seperti Facebook yang terinstal dalam handset (berupa aplikasi) dan dilengkapi dengan fitur yang lebih lengkap, dan juga fitur-fitur unik seperti live square,” kata Usun Pringgodigdo, General Manager LG Mobile Communications.

Samsung juga menyerukan hal serupa. Menurut Romeo Michael Vau, Manajer Produk Divisi Handheld Production PT Samsung Electronics Indonesia, fitur dan spesifikasi Samsung bukan hanya apik di atas kertas. “Kami tidak hanya asal klaim fitur, tapi yang diberikan Samsung tidak asal klaim,” katanya.

Samsung pun pede dan agresif memasarkan produknya lewat bundling, misalnya dengan Telkomsel. “Samsung menargetkan penjualan 100.000 unit per bulan,” kata Romeo.

Operator pun menyambut baik niatan bundling ini. “Ini simbiosis mutualisme. Yang penting vendor membuat spesifikasi unik bagi tiap operator,” kata Djunedi Hermawanto, VP Direct Sales XL. Biasanya, operator juga menggandeng bank yang menyediakan pembayaran cicilan. *Dian Pitaloka Saraswati

0 komentar: