27 November 2009 Penjualan Nexian-Esia Ricuh

Sejumlah orang luka dan pingsan dalam promosi telepon seluler Nexia-Esia di Plaza Indonesia EX, Jakarta Pusat, kemarin

David Tobing

Media Indonesia (26/11) – Sesuai dengan iklan yang dipasang di sebuah harian Ibu Kota, penjualan digelar di dalam plaza mulai pukul 11.00 WIB. Namun karena ricuh, penjualan dipindahkan ke luar plaza.

Mumpung dapat harga diskon gila-gilaan dari Rp299 ribu menjadi Rp99 ribu, pembeli rela berdeak-desakan walau wajah mereka harus tergores oleh pagar kawat berduri pemisah antara konsumen denagn penjual.

Calon pembeli yang berada di belakang sepertinya kurang sabar dan mencoba menerobos ke depan sehingga keribuhan kembali pecah bahkan semakin menjadi-jadi. Produsen dari Bakrie Telecom memutuskan mengakhiri penjualan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, tetapi calon konsumen justru tambah marah.

“Saya sudah antre sejak pukul 08.00 WIB sampai 14.00 WIB. Masih tidak kebagian, padahal sudah disuruh berputar-putar di dalam plaza sampai ke tempat parkir,” sesal Ali Akbar yang ikut mengejar para penjual.

Massa beringas karena sudah lama terpanggan matahari. Mereka merobohkan pagar kayu pembatas dirubuhkan. Gerbang juga ambruk digoyang-goyang pengunjung.

“Betapa kami tidak marah. Sudah menunggu sejak pagi, tetapi kami dipermainkan. Ini benar-benar penipuan. Kami merasa dibohongi,” sambut Rasyid yang juga tidak kebagian.

Ketika ia datang pukul 10.00 WIB, calon pembeli sudah banyak. Ia bersama puluhan orang diarahkan ke lantai tiga lalu turun dari tangga darurat. Tahu-tahu ke lantai dasar lalu digiring ke jalan yang sudah terarah. Muncul di Jl. Thamrin. Di sana terjadi dorong-dorongan.

Dua mobil boks yang membawa 2.000 HP Nexian-Esia akhirnya meninggalkan lokasi. Polisi dan beberapa petugas satpam mencoba menenangkan massa serta menolong korban yang luka dan pingsan.

Massa mulai terkendali karena hujan turun. Sebagian membubarkan diri, tetapi ratusan orang tetap bertahan dengan harapan akan ada penjualan lagi. Diantara mereka ada yang mengancam akan mendatangi Kantor Bakrie Telecom untuk meminta pertanggungjawaban.

Yani merupakan salah satu yang mencoba bertahan. Ia terduduk lemas di pelataran parkir Plaza EX. Raut muka perempuan berkulit kuning langsat itu tampak kuyu. Tatapan matanya kosong. Di sebelah Yani, duduk seorang pria bertopi merah. Namanya, Andi. Suasana psikolois Andi tak jauh berbeda dengan apa yang tengah dialami Yani.

“Saya tak jadi mendapat HP,” lirihnya. Untuk mendapatkan Nexian-Esia yang tengah dijual murah itu mereka telah mempersiapkan diri. Bangun lebih pagi hingga dapat tiba di lokasi lebih awal dan menjadi pengantre pertama. Yani dan Andi sudah membayangkan mendapatkan telepon seluler Nexian-Esia.

Perempuan yang tinggai di Grogol, Jakarta Barat, ini mengetahui ada promosi penjualan telepon Nexian-Esia Bakrie Telecom dari koran. “Fasilitasnya macam-macam, dan ada Facebook lagi,” ungkap Yani yang datang sebelum konter buka. Namun sayang, ketika tinggal 20 lagi pengantre, terjadi kericuhan di konter dan dipindahkan ke parkir. Di sana keributan semakin menjadi-jadi. (J-1) david@mediaindonesia.com

0 komentar: