17 November 2009 Saham Beredar Ditargetkan 10%

2010, Capex XL US$ 450 Juta

Oleh Eva Fitriani

Jakarta, Investor Daily – PT XL Axiata Tbk (EXCL) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) 2010 sekitar US$400-450 juta atau lebih kecil dibandingkan tahun ini sebesar US$600-700 juta.

Direktur Utama XL Hasnul Suhaimi mengatakan, pihaknya akan mengandalkan kas internal dan pinjaman bank untuk membiayai capex tahun depan. Saat ini, perusahaan yang semula bernama PT Excelcomindo Pratama Tbk itu memiliki kas sebesar Rp1 triliun.

“Sejak Agustus 2009, arus kas perseroan sudah positif, sehingga posisi kas saat ini cukup kuat untuk membiayai capex,” ujar Hasnul di Jakarta, Senin (16/11).

Hasnul menjelaskan, sebagian besar dana capex akan digunakan untuk menambah jaringan telekomunikasi dan memperkuat fasilitas teknologi informasi. Ekspansi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja perseroan di atas pertumbuhan industri telekomunikasi.

“Pada 2010, pertumbuhan industri telekomunikasi diperkirakan 9-10%, sedangkan kinerja XL diproyeksikan di atas industri,” ujar dia. Sementara itu, tahun ini, pertumbuhan XL ditargetkan sekitar 11-12% atau di atas perkiraan pertumbuhan industri sebesar 7-8%.

Analis Ciptadana Syaiful Adrian pernah mengatakan, langkah XL meningkatkan kualitas jaringannya sangat penting guna menambah jumlah pelanggan. “Kalau dulu konsumen mencari operator telekomunikasi yang menawarkan harga murah, tapi kini mereka lebih mencari jaringan yang lebih baik,” kata Syaiful.

Menurut dia, XL perlu berinvestasi besar-besaran untuk kepentingan jangka panjang. Dengan begitu, perseroan bakal mampu menyaingi PT Indosat Tbk dan PT Telkomsel, yang saat ini punya posisi cukup kuat di masyarakat. Selain itu, perseroan juga harus melepas sahamnya ke publik supaya saham XL di bursa menjadi likuid.

Saham Beredar
XL menargetkan saham perseroan yang beredar di Bursa Efek Indonesia (BEI) menimal mencapai 10% pada 2010. Karena itu, perseroan berniat melepas lagi sahamnya. Namun, aksi korporasi tersebut tetap mempertimbangkan kondisi pasar.

“Kami berharap, pelepasan saham ke publik dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham perseroan,” kata Hasnul. Saat ini, Axiata Group Bhd menguasai 83,3% saham XL, sedangkan Emirates Telecommunication Corp (Etisalat) memiliki 15,9% saham. Sisanya 0,2% dimiliki publik.

Sementara itu, dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan, kemarin, pemegang saham menyetujui rencana penawaran umum terbatas (PUT) I dalam rangka menerbitkan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).

Dalam rights issue tersebut, XL melepas saham baru sebanyak 1,42 miliar atau 20% dari total saham yang diterbitkan perseroan. Harga pelaksanaan penjualan saham itu sebesar Rp2.000 per unit. Setelah rights issue, jumlah saham XL yang beredar akan menjadi 8,5 miliar.

XL akan mendapatkan dana segar sebesar Rp2,84 triliun dari hasil rights issue. Axiata bertindak sebagai pembeli siaga.

Rencananya, dana hasil penerbitan saham baru itu dipakai untuk melunasi utang senilai US$ 140 juta kepada sindikasi DBS Bank Ltd, Export Development Canada, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd, dan Chinatrus Commercial Bank.

Selain itu, perseroan akan membayar tuntas pinjaman sebesar Rp400 miliar kepada PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Muzoho Indonesia senilai US$50 juta, BDS Bank Lts US$50 juta, dan EKN US$11 juta. “Pelunasan utang-utang tersebut akan dilakukan pada Desember 2009,” kata GM Corporate Finance & Business Analysis XL Silvia Hardiman.

0 komentar: