27 Februari 2009 Telkom Tawarkan Speedy Bundling Laptop

Jakarta, Investor Daily – Telkom Divisi Regional II Jadebotabek meluncurkan paket promosi Speedy pada ajang Mega Bazar 2009, yakni paket bundling laptop plus akses internet tak terbatas dengan harga menarik dan bisa dicicil.

“Program ini diharapkan dapat mempermudah masyarakat untuk menikmati layanan Speedy dengan harga menarik, khsusunya bagi yang belum memiliki perangkat komputer,” kata Kepala Telkom Divre II Mas’ud Khamid di Jakarta, Kamis (26/2).

Dia menjelaskan, pelanggan yang memilih paket bundling Speedy dan laptop itu akan mendapat biaya registrasi dan modem gratis. Pelanggan juga mendapat gratis abonemen selama empat bulan, serta kartu Speedy prabayar senilai Rp55 ribu. Paket promo ini berlaku sampai 1 Maret 2009.

Telkom Divre II juga menyediakan paket langganan Speedy tanpa bundling dengan laptop. Pelanggan bisa memilih paket Speedy Cermat, Personal, Timebased, Profesional, dan Office. Selain itu, ada juga paket Speedy IS2S (Internet Go To School) untuk institusi pendidikan, guru dan dosen, yang masa berlakukan sampai tagihan Desember 2009. (rz)

Read more.....

Asing Berminat Garap WiMax RI

Penataan jaringan belum tuntas

Bandung, Bisnis Indonesia – Sebanyak 13 perusahaan manufaktur dari Taiwan, Korea, Kanada, dan Amerika Serikat tertarik mengeksplorasi kerja sama pengembangan broadband wireless access (BWA) atau worldwide interoperability for microwave access (WiMax) dengan sejumlah perusahaan dalam negeri.

Salah satu dari perusahaan asing tersebut adalah Inter Corporation yang di Indonesia lebih dikenal dengan produk prosesor komputernya.

Werner Sutanto, Managing Director South Intel Corp East Asia WiMax Program, mengatakan pihaknya sedang fokus mewujudkan rencana kerja sama produksi infrastruktur pendukung Wimax 802.16e untuk mengembangkan penetrasi pasar BWA di Indonesia.

“Kalau kerja sama ini jalan, industri lokal bisa mempercepat proses belajar untuk mengembangkan WiMax 802.16e,” katanya di sela-sela acara Roundtable Discussion Broadband Economy, kemarin.
Dia menargetkan keputusan kerja sama dengan berbagai pihak bisa ditetapkan bulan depan.

Dia mengatakan kebutuhan akan peranti komunikasi berkecepatan tinggi semakin meningkat seiring dengan pergeseran gaya hidup masyarakat dari berbasis suara ke data.

Di sisi lain, kata Werner, pengembangan broadband di Indonesia terkendala minimnya infrastruktur pendukung sistem itu seperti jaringan base station (BS) dan subscriber station (SS) dia nilai belum memadai.
“Saat ini penetrasi pasar broadband hanya mencapai 400.000-500.000 pengguna dari 240 juta penduduk Indonesia, padahal kebutuhan jauh diatas itu,” katanya.

Dia mengatakan masuknya teknologi WiMax disenergikan dengan penggunaan notebook berpotensi menyusutkan biaya produksi hingga 33% sehingga pengguna berkesempatan mendapatkan layanan akses data berkecepatan tinggi dengan harga lebih terjangkau.

Suhono Harso Supangkat, Guru Besar Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, mengatakan pengembangan broadband berpotensi mendongkrak pendapatan masyarakat dengan nilai ekonomis mencapai Rp300 triliun hingga 2018.

“Jika pengembangan ini berhasil, setidaknya dalam 10 tahun akan menambah pengguna broadband menjadi 120 juta pelanggan,” ujar Suhono yang juga staf ahli Menkominfo.

Penataan Jaringan
Dalam perkembangan lain, salah satu operator besar yang berminat mengikuti tender WiMax, PT Indosat Tbk menyatakan akan mematuhi ketentuan yang diberlakukan pemerintah.

Wahyu Wijayadi, Director of Corporate Services PT Indosat Tbk, menuturkan sejauh ini pemerintah baru memberikan informasi pembukaan usaha WiMax tanpa penjelasan terperinci.

“Kami masih menunggu ketentuan seperti apa dan tampaknya baru akan diketahui pada April 2009,” tuturnya kemarin.

Menurut Wahyu, posisi Indosat masih menunggu jawaban atas klarifikasi kepada pemerintah tentang peluang Indosat mengikuti tender tersebut. “Pada dasarnya kami siap mematuhi ketentuan yang berlaku dan kami masih memiliki banyak waktu terkait perpindahan dari 3,3 HGz,” ujarnya.

Indosat melalui IM2 bersama operator BWA lainnya, PT Telkom dan PT Starkom, dalam rangka penataan frekuensi telah diminta pemerintah untuk migrasi atau keluar dari pita frekuensi tersebut dalam waktu 7 bulan.

Adapun anak usaha Indosat lainnya yaitu PT Aplikanusa Lintasarta yang berada di pita 3,5 GHz sesuai dengan regulasi harus bermigrasi ke pita 3,3 GHz karena pita 3,5 GHz akan digunakan untuk satelit. Pemerintah memberikan waktu migrasi ke-2 tersebut sekitar 1,5 tahun kedepan. (K39/RONI YUNIANTO) (redaksi@bisnis.co.id)

Read more.....

Operator Perketat Pelanggan Data Baru

Jakarta, Kontan – Terganggunya layanan Indosat Mega Media (IM2) akibat buruknya performa jaringan layanan mobile broadband miliknya, membuat sejumlah operator telekomunikasi kian waspada memasarkan produk. Mereka tak ingin mengalami kelebihan kapasitas jaringan seperti IM2 yang berakibat terganggunya layanan pelanggan.

Sejak pekan lalu, pelanggan IM2 di beberapa daerah di Indonesia mengalami gangguan layanan data akibat jaringan tak mampu menampung kapasitas alias overload. (Harian Kontan, Kamis, 26 Februari 2009).

Tak mau mengalami hal serupa, operator lain mulai berbenah. Mobile-8 misalnya. Direktur Mobile-8 Merza Fachys menyatakan akan mengatur kapasitas penggunaan Mobile Broadband Internet (Mobi). Mobi merupakan layanan broadband Mobile-8 yang menggunakan teknologi lanjutan code division multiple access (CDMA), yakni evolution data only (EVDO) Rev A. “Kami jadi lebih hati-hati memasarkan Mobi. Tak boleh lebih dari 200.000 pelanggan,” ucap Merza, Kamis (26/2).

Karena itu, Mobile-8 membatasi jumlah pengguna Mobi menjadi hanya 150.000 hingga akhir 2009. Agar peristiwa di IM2 tak terjadi, Mobile-8 akan membangun 250 menara telekomunikasi alias base transceiver station (BTS) di kawasan jabodetabek. Saat ini, di kawasan tersebut, mereka sudah punya 1.500 BTS. “Ini cara yang bisa kami lakukan untuk mengantisipasi kepadatan lebih jauh,” kata Merza.

Vice President Marketing PT Excelcomindo Pratama (XL) Djunaidy Hermawanto menyatakan, untuk menghindari masalah yang sama, XL akan berkoordinasi dengan pemasaran, khusus untuk mengantisipasi peningkatan pelanggan sewaktu-waktu. “Saat pemakaian di momen tertentu di tempat tertentu melonjak, kami bisa segera antisipasi,” ujar Djunaidy.

Namun Presiden Direktur IM2 Indar Atmanto bilang, operator tak perlu kawatir dengan permasalahan ini. Justru ia melihatnya sebagai peluang besar layanan data. “Bayangkan, beberapa hari tertentu pelanggan kami sempat naik 2.000 pelanggan tiap hari. Ini suatu peluang, bahwa permintaan pasar layanan data tersedia,” imbuh Indar.

Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heri Nugroho menyarankan, sebaiknya operator menyesuaikan kebutuhan, jangan sampai pelanggan rugi. “Kami sedang memantau masalah ini, beberapa sudah kami investigasi,” kata Heri.

Pemerintah belum bisa memberi denda. Sebab, aturan soal standar layanan data belum berlaku. “Baru berlaku pada tahun 2010,” kata Kepala Humas dan Komunikasi Depkominfo Gatot S. Dewa Broto.

Read more.....

Melemahnya Rupiah Menggerus Laba

Jakarta, KOMPAS – Perusahaan telekomunikasi terkena dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Meski rata-rata pendapatan perusahaan telekomunikasi tahun 2008 meningkat dibandingkan dengan pendapatan tahun 2007, laba bersih yang meraka raih menurun.

Direktur Utama PT Indosat Johnny Swandi Sjam di Jakarta, Kamis (26/2), dalam pemaparan Kinerja Indosat tahun 2008, menyatakan, tahun 2008 Indosat membukukan pendapatan usaha Rp18,66, atau meningkat 13 persen dibanding 2007. Adapun laba usaha 2008 tercatat Rp 4,73 triliun, atau tumbuh 5 persen di banding 2007.

Namun, pertumbuhan pendapatan dan laba usaha yang relatif tinggi itu tidak memberikan pertumbuhan laba bersih bagi Indosat. Tahun 2008, Indosat dengan total 36,5 juta pelanggan hanya membukukan laba bersih Rp1,88 triliun, atau turun 8 persen di banding 2007.

Menurut Direktur Keuangan Indosat Wong Heang Tuck, penurunan laba bersih itu disebabkan kerugian nilai tukar akibat terdepresisinya rupiah terhadap dollar AS pada triwulan IV/2008. Besar kerugian nilai tukar yang ditanggung Indosat mencapai Rp886 miliar.

Untuk mengantisipasi fluktuasi nilai tukar, lanjut Wong, Indosat telah melakukan lindung nilai, tetapi hanya 52 persen dari total obligasi dan utang perseroan dalam bentuk dollar AS.

Kerugian akibat melemahnya nilai tukar rupiah juga disampaikan Presiden Direktur Excelcomindo Pratama Hasnul Suhaimi. Dia menjelaskan, Excelcomindo membukukan pendapatan Rp12,156 triliun, atau naik 45 persen dibanding 2007, tatapi menderita kerugian Rp15 miliar akibat biaya insidental dan perkembangan nilai tukar rupiah yang kurang menguntungkan.

Direktur Pemasaran Indosat Guntur S. Sibiro memperkirakan, perang tarif di antara perusahaan telekomunikasi di Indonesia tahun 2009 tidak seagresif tahun lalu. Penurunan itu disebabkan tarif telekomunikasi di Indonesia secara umum sudah murah, hanya sekitar 1 sen dolar AS atau Rp110 per menit. “Tarif itu termasuk paling murah di dunia, sama dengan India dan Thailand. Kalaupun bisa diturunkan akan sangat terbatas. Persaingan tarif ke depan tidak seketat tahun lalu,” kata Guntur. (REI)

Read more.....

KINERJA INDOSAT 2008

Pelanggan 36,5 Juta dan BTS 14.162

Oleh Rizagana

Jakarta, Investor Daily – Dalam jumlah pelanggan telepon seluler, PT Indosat menempati peringkat kedua setelah PT Telkomsel. Namun, dalam jumlah based transceiver station (BTS), Indosat berada di peringkat ketiga di bawah PT Excelcomindo Pratama (EP), operator XL.

Dirut Indosat Johnny Swandy Sjam mengatakan, jumlah pelanggan Indosat hingga akhir 2008 bertambah 12 juta dibanding posisi akhir 2007 sehingga menjadi 36,5 juta. Jumlah pelanggan Indosat itu jauh di bawah Telkomsel yang hingga akhir 2008 berhasil menghimpun 65,3 juta pelanggan. Namun, jumlah pelanggan Indosat masih lebih tinggi dari pelanggan XL yang mencapai 26 juta.

Sementara itu, jumlah BTS yang dimiliki Indosat hingga akhir 2008 sebanyak 14.162 BTS. Jumlah ini dibawah Telkomsel dengan 27.000 BTS, dan PT EP dengan 16.500 BTS.

“Dengan 14.162 BTS, sebenarnya kami tidak bisa dikatakan berada di posisi ketiga. Dan memang ini tidak bisa dibanding-bandingkan karena sebagian layanan kami berada pada frekuensi 900 MHz yang tidak membutuhkan banyak BTS,” kata Johnny menjawab pertanyaan Investor Daily saat memaparkan kinerja Indosat 2008 di Jakarta, Kamis (26/2).

Dia menjelaskan, jaringan BTS Indosat pada akhir 2008 yang sebanyak 14.162 BTS telah mencakup 33 provinsi, 428 kabupaten, dan 3.620 kecamatan di seluruh Indonesia.

Pertambahan jumlah pelanggan pada 2008 merupakan pertambahan yang tertinggi selama ini. Dari total pelanggan sebanyak 36,5 juta, sekitar 97,5% adalah pelanggan prabayar (Mentari dan IM3), sedangkan 2,5% adalah pelanggan pascabayar (Matrix). “Salah satu inovasi kami pada 2008 adalah Indosat single voucher untuk IM3 dan Mentari, serta paket IM3 dan Mentari yang bisa saling berpindah,” kata dia.

Manajeman Indosat, dalam kesempatan itu belum diperkenankan mengungkapkan target dan rencana pada tahun ini. Larangan itu berkaitan dengan rampungnya akuisisi 65% saham Indosat oleh Qatar Telecom (Qtel). Target dan rencana 2009 baru boleh diungkap kepada khalayak setelah Qtel menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) yang menurut rencana digelar pada minggu keempat Maret 2009.

Secara umum, Johnny mengungkapan, kinerja Indosat 2008 kuat, baik dalam neraca keuangan maupun layanannya. Pendapatan usaha Rp18,66 triliun dan laba bersih Rp1,88 triliun atau turun 8% dibanding tahun sebelumnya. Sepanjang 2008, Indosat menginvestasikan dana Rp 13.07 triliun, termasuk untuk membangun 3.400 BTS baru.

“Tiga pilar utama bisnis Indosat, seluler, data tetap, dan telepon tetap terus bertumbuh dan memberikan kontribusi terhadap pencapaian kinerja perseroan pada 2008,” kata Johnny. Layanan seluler, layanan data tetap (multidemia, komunikasi data, dan Internet), serta layanan telepon tetap memberikan kontribusi masing-masing sebesar 75%, 15% dan 9% terhadap pendapatan perusahaan konsolidasi.

Untuk layanan data tetap Indosat pada 2008 tumbuh signifikan dengan meningkatnya permintaan jasa IP-VPN, internet, dan layanan sirkit sewa berkecepatan tinggi (high speed leased line).

ARPU Turun
Meski mengalami peningkatan jumlah pelanggan seluler pendapatan rata-rata per pelanggan per bulan (ARPU) Indosat turun sekitar 27% menjadi RP38.600 pada 2008. ARPU untuk StarOne (layanan telepon nirkabel bermobilitas terbatas/FWA) juga turun 34% menjadi RP 22.900 per bulan. “Penurunan ARPU ini disebabkan karena penambahan jumlah pelanggan baru kami lebih banyak di segmen bawah,” kata Johnny.

Pelanggan FWA Indosat akhir tahun lalu naik 21% menjadi 761 ribu dibanding akhir 2007. Pendapatan dari layanan FWA meningkat 11%.

Read more.....

Axis Jaring 1 Juta Pelanggan di Jabar

Jakarta, Investor Daily – Operator GSM dan 3G Axis memperluas jaringannya ke Sukabumi, Jawa Barat (Jabar). Axis masuk wilayah Jabar pada Maret tahun lalu.

Targetnya, Axis akan menjangkau lebih dari satu juta pelanggan baru melalui 19 base transceiver station (BTS) dalam waktu dekat. Dengan demikian, akan semakin banyak kota yang akan masuk dalam wilayah jaringan Axis. Bahkan, Axis akan semakin agresif dalam membangun jaringan.

“Axis berkomitmen menyediakan layanan GSM dan 3G yang terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia. Perluasan ini mencerminkan komitmen tersebut,” kata Chief Commercial Officer PT Natrindo Telepon Seluler (NTS) Johan Buse di Jakarta, Kamis (26/2).

NTS merupakan operator Axis. Terkait penetrasi ke wilayah Jabar, Johan melanjutkan, pihaknya akan terus mengembangkan jaringan di Sukabumi dan wilayah lainnya. “Kami akan terus mengembangkan jaringan kami di Sukabumi, Jawa Barat, dan wilayah lainnya sehingga konsumen dapat menikmati akses layanan GSM dan 3G yang berkualitas tinggi dengan harga terjangkau dimanapun mereka berada,” imbuh Johan.

Pimpin Pasar
Kendati masih baru, Axis telah memimpin pasar dalam menyediakan layanan yang inovatif dan terjangkau serta menetapkan standar untuk masa depan. “Kami menghargai konsumen yang telah memilih layanan kami karena kami membawa kemudahan dan keterjangkauan dalam tarif, kualitas yang baik pada jaringan, dan mengembalikan kendali pada konsumen, sehingga pelanggan tidak dibingungkan oleh tarif yang rumit dan tersembunyi,” kata dia.

Axis juga memperkuat kepemimpinannya dalam inovasi dan keterjangkauan tarif melalui penawaran-penawaran unik ke pasar. Axis baru saja meluncurkan promo “Nelpon Gratis tanpa Batas Waktu” pada produk itu, pelanggan hanya akan dikenakan biaya maksimal sebesar Rp299 setiap menghubungi ke sesama nomor Axis.

Pelanggan juga dapat menikmati bonus hingga 100% untuk setiap isi ulang pulsa dan berkesempatan memenangkan hadiah bernilai miliaran rupiah. Dikatakannya, Axis akan terus berupaya memimpin dalam mewujudkan layanan GSM dan 3G yang terjangkau bagi semua masyarakat Indonesia dan para pelanggan dapat terus menantikan penawaran dengan nilai tambah dan inovasi lainnya. (rav)

Read more.....

Esia Hadir di Jambi

Jakarta, Investor Daily – PT Bakrie Telecom Tbk menghadirkan layanan Esia dan Wifone di Jambi. Dengan demikian, hampir seluruh provinsi di Pulau Sumatera, kecuali Bengkulu, sudah dilayani Esia. Untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi masyarakat Jambi, Bakrie Telecom menyediakan tak kurang dari 20 ribu nomor Esia dan Wifone.

Wakil Dirut Bakrie Telecom Muhammad (Danny) Buldansyah mengatakan, untuk masyarakat Jambi, Bakrie Telecom telah menyediakan lima ribu unit handphone Esia dengan harga Rp299 ribu (di luar PPN). Jenis ponsel yang dibundel dengan kartu perdana Esia itu antara lain Hape Esia Hidayah, Hape Esia Merdeka, Hape Esia Slank, dan Hape Esia Fu.

“Pelanggan Esia dan Wifone di Jambi bisa gratis menelepon ke sesama Esia dan Wifone di Jambi. Harga perkenalan ini berlaku hingga enam bulan ke depan,” ujar Danny di Jambi, Kamis (26/2).

Sementara itu, Executive Vice President Bakrie Telecom Irfandi Firmansyah mengatakan, tarif murah merupakan nilai lebih Bakrie Telecom. “Tarif kami tidak hanya murah, juga sederhana, gampang diingat dan transparan serta menguntungkan bagi pelanggan. Cukup Rp50 per menit, Rp1.000 perjam dan tarif ini merupakan tarif reguler yang sudah berjalan sejak 2005,” kata Irfandi. (rz)

Read more.....

Kejar 80 Juta Pelanggan, Telkomsel Garap Komunitas

Jakarta, Investor Daily – Manajemen baru Telkomsel menargetkan, pada tahun ini jumlah pelanggan bertambah 10-15 juta dari posisi pelanggan pada akhir 2008 sebanyak 65,3 juta. Target Telkomsel itu separuh dari target pertambahan pelanggan ponsel secara nasional yang mencapai 20-30 juta.

Dirut PT Telkomsel Sarwoto Atmosutarno mengatakan, untuk mencapai target itu, manajemen telah menetapkan tiga fokus utama pada tahun ini, yakni menggarap komunitas, meningkatkan sinergi dengan parent company, dan menjamin kualitas layanan.

“Kami punya program besar. Bahwa Telkomsel ingin tumbuh secara konsisten, dan karena itu kami menyiapkan dana investasi sebesar US$1,5 miliar pada tahun ini. Dana investasi ini kami pertahankan selama tiga tahun berturut-turut dan tidak kami kurangi meski krisis,” kata Dirut PT Telkomsel Sarwoto Atmosutarno di Jakarta, Rabu (25/2).

Dana belanja modal sebesar itu, menurut Sarwoto, sebanyak 70%-nya dipakai untuk ekspansi dan penguatan jaringan, baik 2G maupun 3G. Berdasarkan laporan Deutsche Bank yang dikutip Depkominfo, tarif telepon seluler di Indonesia saat ini merupakan yang paling murah di Asia, yakni sebesar US$0,0015 (Rp180) per menit.

“Itu artinya pasar telekomunikasi Indonesia masih low end sehinga masih membutuhkan jaringan 2G. Tapi, kami juga akan perkuat jaringan 3G, baik core network maupun Node-B. Kami akan tambah node-B di 24 kota pada tahun ini sehingga layanan data kami makin meningkat kualitasnya,” kata Sarwoto.

Sarwoto mengatakan, data Telkomsel menyebutkan, penetrasi telepon seluler di Jadebotabek saat ini mencapai 172%. Artinya, satu orang di Jadebotabek memiliki 1,72 telepon seluler. Data ini menggambarkan betapa penetrasi di Pulau Jawa, menurut pengamat dan praktisi, telah jenuh (saturation).

“Saya tidak percaya saturation, walaupun penetrasi di Jadebotabek sudah 172%. Fakta lain tentang trafik komunikasi pelanggan (manage of use) meningkat 257% dari 25,2 miliar menit pada 2007 menjadi 90,2 miliar menit pada tahun lalu. Artinya, walaupun angka penetrasi sudah begitu tinggi, tapi konsumsi tetap tinggi,” kata Sarwoto.

Namun, lanjut dia, ceruk pasar telekomunikasi seluler makin kecil. Oleh karena itu, Telkomsel mulai tahun ini akan lebih intensif menggarap komunitas, baik untuk layanan telepon dasar (suara dan SMS) maupun layanan yang lebih tinggi, seperti value added service (VAS) dan broadband.

“Ini akan kami garap sampai ceruk pasar yang sekecil-kecilnya, dengan menghadirkan layanan yang lebih terjangkau. VAS dan mobile broadband itu sekarang sudah menjadi gaya hidup,” kata Sarwoto. Simpati Zone, menurut Sarwoto, adalah respons dari manajemen Telkomsel terhadap komunitas.

Fokus kedua, lanjut Sarwoto, adalah manajemen Telkomsel akan membuat sinergi yang lebih kental dengan parent company, yakni PT Telkom dan Singapore Telecom (SingTel) sebagai pemegang saham Telkomsel. “Tentunya, sinergi itu tanpa mencederai kompetisi secara sehat,” kata dia.

Sinergi itu antara lain adalah memanfaatkan jaringan infrastruktur. Misalnya, menerapkan menara bersama dalam group Telkom dan pemanfaatan jaringan kabel serat optik, satelit, metro ethernet, IP link milik Telkom untuk mendukung layanan Telkomsel. Pun begitu dengan jaringan infrastruktur milik SingTel.

“Kalau revenue makin sulit ditingkatkan, tinggal yang bisa dilakukan adalah bagaimana menciptakan cost efficiency lewat sinergi dengan parent company,” kata dia.

Fokus yang ketiga, lanjut Sarwoto, adalah Telkomsel menjamin kualitas layanan telekomunikasi. “kami ingin mengajak pelanggan kepada kebutuhan dasarnya, yakni call to quality. Bukan call to price atau menelepon murah tapi kecewa,” kata dia.

Dari dana belanja modal yang sekitar Rp18 triliun itu, sebanyak 30%-nya dialokasikan untuk support systems, termasuk billing systems dan membangun jaringan reseller. “Sekarang kami punya 480 ribu reseller, dan akan kami tingkatkan menjadi satu juta reseller pada tahun ini,” kata Sarwoto. (rz)

Read more.....

3 Operasikan BTS Bertenaga Hidrogen

Jakarta, Investor Daily – PT Hutchison CP Telecom (HCPT), operator 3, mulai mengoperasikan based transceiver station (BTS) bertenaga hidrogen. Ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi pencemaran udara di Indonesia. Sel energi hidrogen adalah sumber energi yang bersih, bebas polusi, hemat energi dan ramah lingkungan.

“Sejak awal 2009, kami telah membeli dan mengoperasikan Sel Energi Hidrogen pada sepuluh BTS di area Jabodetabek, Surabaya dan sekitarnya,” ujar Chief Commercial Officer PT HCPT Suresh Reddy di Jakarta, Rabu (25/2).

Menurut Suresh, sel energi hidrogen pertama kali digunakan Badan Luar Angkasa Amerika (NASA) dan sedang dikembangkan dan digunakan dunia otomotif. Di industri telekomunikasi, sel hidrogen berfungsi menggantikan generator diesel sebagai sumber energi utama. (rz)

Read more.....

26 Februari 2009 Broadband Jadi Tren 2009


Achmad Rouzni Noor II – detikinet

Jakarta, Broadband akan menjadi tren tahun ini. Apalagi berkembang kebutuhan yang bersifat lifestyle seperti BlackBerry dan jejaring sosial yang membutuhkan dukungan kualitas jaringan broadband yang lebih baik.

Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno mengetakan demikian. Oleh sebab itu, Telkomsel tetap menganggarkan investasi yang besar untuk pengembangan dan pembangunan infrastruktur broadband.

“Sekalipun dampak krisis keuangan global mulai dirasakan di Indonesia, kami tidak mengurangi belanja modal. Tahun ini tetap US$1,5 miliar. Tiga tahun berturut-turut kami mengalokasikan belanja modal yang besar,” ujarnya di kantor pusat Telkomsel, Jakarta, Rabu (25/2/2009).

Untuk layanan broadband 3G akan dibangun node baru beserta peningkatan kapasitas core network. “Kita fokus pada peningkatan kualitas layanan di 24 kota besar.” Kata Sarwoto. Program ini diharapkan tuntas dalam enam bulan ke depan.

Di sisi lain Telkomsel juga mengajukan penambahan satu blok frekuensi 3G ke pemerintah.” Kami telah mengajukan permohonan ke pemerintah dengan penawaran harga terbaik,” kata Sarwoto.

Dirut Telkomsel ini enggan menyebutkan berapa nilai yang diajukan. Pada tender 3G tahun 2006 biaya up front fee satu blok Rp 160 miliar.

Telkomsel saat ini memiliki satu blok atau 5 MHz. Kata Sarwoto, dengan penambahan frekuensi layanan broadband akan menjadi lebih baik dan terjangkau.
Sarwoto mengungkapkan bahwa untuk menopang pertumbuhan harus didukung investasi Telkomsel, kata dia, konsisten untuk menerapkan strategi pertumbuhan dengan investasi.

Investasi akan dimanfaatkan untuk ekspansi dan enhancement jaringan, serta pengembangan bisnis baru seperti mobile wallet, mobile broadband dan value added service (VAS atau layanan nilai tambah). (rou/faw)

Read more.....

Menanti Angin Perubahan Telkomsel

Achmad Rouzni Noor II – detikinet


Jakarta, Di bawah Kiskenda Suriahardja, Telkomsel dikenal sebagai operator yang santun. Namun, itu semua bisa berubah dengan Sarwoto Atmosutarno pegang kendali.

Dalam pertemuan dengan wartawan, di kantor pusat Telkomsel, Jakarta Rabu (25/2/2009), Sarwoto menegaskan akan membawa perubahan organisasi di tubuh operator ini, termasuk mereposisi para petinggi di dalamnya.

“Organisasi itu hanya alat untuk mencapai tujuan. Kalau tujuan tidak tercapai, berarti alatnya yang perlu diubah,” kata dia.

Sebagai orang lapangan, sosok Sarwoto memang pas untuk kerasnya situasi persaingan antaroperator, seperti sekarang ini. “Kami akan lebih provokatif,” ujarnya.

“Kami ingin membuktikan kepada pelanggan, di saat perang tarif seperti ini, kualitas tetap yang paling utama. Buat apa murah tapi tidak bisa telepon, apalagi pakai daun,” ujarnya setengah menyindir kompetitor.

Sarwoto mengaku tak ragu-ragu mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki induk perusahaan, Telkom dan Singtel, untuk membantu Telkomsel memenangkan persaingan.

“Kami ingin mendayagunakan sinergi dengan induk perusahaan. Saya akan minta Telkom untuk mengalokasi metro ethernet, trunking, fiber optic, submarine cable, sampai satelit, semua untuk Telkomsel.

“Tak hanya itu, Singtel juga akan kami minta untuk memberi fasilitas meningkatkan kapasitas IP transit internet menggunakan kabel bawah laut,” jelasnya lebih lanjut.

Namun di balik semua kegarangannya, Sarwoto yang biasa ikut serta dalam pembangunan jaringan hingga ke pelosok negeri ini punya misi mulia.

“Saya ingin Indonesia jadi pengekspor sumber daya manusia dan knowledge untuk bisnis seluler, khususnya prepaid. Karena Indonesia merupakan yang terbesar di seluruh dunia,” tandasnya. (rou/faw)

Read more.....

Hutchison Jamin Perkuat Bisnis di RI

INVESTASI US$ 1 M


Jakarta, Investor Daily – Hutchison Telecom International Limited (HTIL) tidak akan keluar dari Indonesia. Bahkan, pemilik saham perusahaan telekomunikasi itu akan memperkuat ekspansi bisnisnya dengan merealisasikan investasi senilai US$ 1 miliar sampai 2010.

“Kabar itu hanya rumor. Hutchison akan tetap di Indonesia dan memperkuat di Indonesia,” ujar Chief Commercial Officer (CCC) PT Hutchison CP Telecommunications Suresh Reddy kepada Investor Daily di Jakarta usai peluncuran Base Tranceiver Station (BTS), Rabu (25/2).

Sebelumnya santer diberitakan HTIL berniat meninggalkan Indonesia dan sedang mencari cara untuk melepas sahamnya di PT Hutchison. HTIL, tahun 2006, masuk ke Indonesia dan membentuk perusahaan patungan Hutchison Telecom Indonesia (HCPT) dengan CP Group of Indonesia. Kemudian ditenggarai, perusahaan berbasis di Hong Kong itu mulai tidak puas dengan minimnya kepastian berusaha di Indonesia. Bahkan, menurut OSK Research, HTIL tidak akan terlibat lebih dalam pada proses konsolidasi industri telekomunikasi Indonesia.

Padahal HCPT, HTIL saat ini mengoperasikan layanan 2G dan lisensi 3G dibawah brand 3 serta telah memiliki lebih dari 3,6 juta pelanggan sampai September tahun lalu dengan pangsa pasar sebesar 2,8%.

Suresh menegaskan, pihaknya sudah mendapat jaminan dari pemegang saham di Hong Kong, untuk bisnis telekomunikasi di Indonesia tetap dipertahankan. “Bahkan bisnis di sini akan diperkuat,” tandas dia.

Dia mengatakan lagi, komitmen pemegang saham terhadap Indonesia tercermin dari rencana investasi senilai US$1 miliar atau senilai Rp12,01 triliun sampai 2010. “Perusahaan akan tetap menggelontorkan belanja modal sebesar US$1 miliar sampai 2010. Tentu ini merupakan bentuk keseriusan pemegang saham,” kata Suresh.

Suresh memaparkan, dana itu akan dialokasikan untuk meningkatkan kualitas layanan dan menambah jaringan baik di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Sedangkan bagi wilayah-wilayah yang sudah mendapat layanan BTS, pihaknya akan melakukan pemekaran wilayah, sehingga daya layanan setiap BTS dapat ditingkatkan.

Pihaknya menggandeng Siemen, Nokia dan Converge Mbt untuk meningkatkan layanan telekomunikasi. Siemen memasok teknologi BTS, Nokia mengembangkan Integrited Network dan Converge Mbt memfasilitasi penggunaan dealing system.

Suresh menambahkan, sampai akhir 2008, perusahaan telah memiliki 6000 BTS di 2427 kota kecamatan di 16 propinsi di Jawa, Bali, Lombok dan Sumatera. Hutchison menargetkan mampu menggaet 130 juta pelanggan ke depan.

Namun, Suresh belum dapat mengungkapkan berapa BTS yang akan dibangun nantinya. Hutchison akan membangun infrastruktur di Indonesia secara bertahap. Pada awal pembangunan jaringan Hutchison menginvestasikan sebesar US$450 juta atau sekitar Rp5 triliun untuk pengembangan jaringan seluler di Indonesia.

Hutchison, masih fokus untuk memberikan layanan suara dan pesan pendek (SMS) kendati saat ini sudah memiliki lisensi generasi ketiga (3G). Survei PT Hutchison menunjukkan, kebutuhan utama masyarakat Indonesia saat ini adalah layanan suara.

BTS Hidrogen
Sementara itu, Hutchison telah mengoperasikan 10 BTS bertenaga hidrogen di wilayah DKI Jakarta. Penggunaan BTS Hidrogen itu merupakan bagian dari upaya Hutchison mengonversi BTS berbahan bakar minyak. “Yang paling penting dari teknologi ini dapat menghasilkan BTS yang bersih, hemat energi, bebas polusi, dan tidak berisik,” kata Suresh kemarin.

Suresh menambahkan, teknologi ini sudah dioperasikan sejak awal 2009. Hasilnya, kinerja BTS jauh lebih bagus dan tidak berisik. Sebesar 60% saham PT Hutchison dimiliki oleh HTIL dan sisanya (40%) oleh Charoen Pokphan. (rav)

Read more.....

Pemerintah Diminta Segera Tambah Kanal 3G

Oleh Rizagana

Jakarta, Investor Daily – Operator telekomunikasi seluler berharap pemerintah segera memberikan tambahan frekuensi 3G. Ini untuk memenuhi tuntutan pelanggan akan layanan data yang akhir-akhir ini terus meningkat.

Demikian rangkuman pendapat yang dihimpun Investor Daily dari Dirut PT Telkomsel Sarwoto Atmosutarno, Dirut PT Excelcomindo Pratama Hasnul Suhaimi, dan Direktur Marketing PT Indosat Guntur S. Siboro di Jakarta, Rabu (25/2).

Mereka menegaskan, frekuensi 3G yang ada saat ini sebanyak satu kanal sebesar 5 MHz tidak cukup, bahkan penggunaannya telah campur aduk dengan layanan suara dan SMS. Operator berpendapat, sekalipun ada tambahan fekuensi 3G sebanyak 5 MHz menjadi 10MHz, itupun belum cukup memenuhi kebutuhan (kualitas) layanan data di Tanah Air.

“Kami sedang mempelajari tawaran dari semua operator,” kata Dirjen Postel Basuki Yusuf Iskandar kepada Investor Daily dalam pesan singkatnya.

Pemerintah sudah memberikan lisensi 3G kepada lima operator seluler, yakni PT Telkomsel, PT Indosat, PT Excelcomindo Pratama (operator XL), PT Hutchison CP Telecom Indonesia Seluler (operator Axis). Masing-masing operator telah mendapat frekuensi 3G sebanyak 5 MHz. Saat ini pemerintah masih memiliki 35MHz untuk ditawarkan kepada operator dengan harga minimal Rp160 miliar. Operator telah memasukkan harga penawarannya pada 19 Januari 2009.

“Kami (operator XL) sudah mengajukan penawaran ke pemerintah untuk tambahan frekuensi 3G itu dengan harga Rp40 miliar per 5 MHz. Harga tersebut didasarkan pada hasil penilaian tim independen,” kata Hasnul.

Hasnul mengatakan, sebuah operator telekomunikasi di Malaysia kini memiliki frekuensi 3G sebanyak 15MHz. Total pelanggannya sebanyak 270 ribu dan bisa menghasilkan pendapatan sebesar Rp600 miliar.

“Jadi, kalau frekuensi 3G di Indonesia Rp160 miliar seperti keinginan pemerintah, berarti untuk tiga kanal seharga Rp480 miliar. Itu belum termasuk biaya investasi jaringannya, seperti Node-B dan lain-lain. Kalau pendapatannya Cuma Rp600 miliar, mana bisa menutup biaya investasi,” kata dia.

Sementara itu, Telkomsel dan Indosat belum berani menyebutkan berapa harga penawaran frekuensi 3G itu yang diajukan kepada pemerintah. Informasi yang diterima Investor Daily menyebutkan, Telkomsel menawar Rp160 miliar, persis seperti yang diharapkan pemerintah.

“Harga penawaran kami paling bagus untuk tambahan frekuensi 3G itu. Mestinya kami langsung dikasih dan kami harap second carrier (frekuensi 3G tambahan) itu tidak terlalu lama,” kata Dirut Telkomsel Sarwoto Atmosutarno.

Sedangkan Indosat juga tidak bersedia menyebutkan berapa harga penawaran yang diajukan. “Harga penawaran ini kan dalam amplop tertutup. Jadi, tidak etis lah menyebutkannya. Tapi, harga kami di bawah Rp160 miliar,” kata Guntur.

Menurut Guntur, pemerintah harus segera memberikan tambahan frekuensi 3G itu. Lalu lintas layanan data semua operator saat ini sudah penuh akibat permintaan layanan data tumbuh luar biasa.

“Kalau diakali bisa dengan cell splitting (membelah sel), tapi itu butuh waktu lama,” kata Guntur.

Guntur menyadari, penundaan pemberian frekuensi 3G baru itu tidak lepas dari pergantian anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) pada awal Maret ini. Selain itu, sekarang muncul isu pergantian pejabat esolon I di Depkominfo, termasuk Dirjen Postel.

Namun, Hasnul Suhaimi berpendapat, penundaan itu berkaitan dengan instansi yang memutuskan tambahan frekuensi 3G itu nya tidak hanya Depkominfo, tapi melibatkan Departemen Keuangan.

Read more.....

Telkomsel Bidik Pasar Baru

Oleh Roni Yunianto

Jakarta, Bisnis Indonesia – PT Telkomsel mengalokasikan 70% dari total belanja modal US$1,5 miliar tahun ini untuk mendukung kapasitas dan cakupan layanan menyususl rencana perusahaan membidik pasar baru, termasuk menggarap ceruk pasar yang masih ada.

Sarwoto Atmosutarno, Direktur Utama PT Telkomsel, mengatakan 70% dari belanja modal US$1,5 miliar akan ditujukan untuk peningkatan kapasitas dan cakupan layanan dan 30% lainnya untuk sistem pendukung termasuk billing.

“Diantaranya kami ekspansi jaringan 2G dan akan menambah lagi sekitar 4.000 base transceiver station [BTS] dari 27.000 BTS saat ini, sehingga total menjadi 31.000 BTS,” ujarnya disela-sela sharing session dengan media, kemarin.

Peningkatan kapasitas itu diklaim akan mendukung peningkatan kualitas layanan. Kualitas menjadi salah satu fokus Telkomsel selain menggarap pasar layanan dasar (suara dan SMS), layanan nilai tambah (VAS) termasuk broadband dan fokus pada sinergi dengan perusahaan induk, PT Telkom dan SingTel.

“Dalam 6 bulan kami janjikan ada perubahkan di sisi jaringan karena kami melakukan peningkatan [enhancement] jaringan 2G maupun 3G baik di jaringan inti maupun BTS.”

Menurut Sarwoto, pihaknya telah mengajukan permintaan tambahan spektrum 3G dengan besaran yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Harapan kami tidak terlalu lama pemerintah dapat memberikan tambahan tersebut karena untuk mendukung peningkatan kualitas,” ujarnya.

Adapun rencana sinergi dengan induk perusahaan itu diantaranya meningkatkan kapasitas transit protokol internet, kabel laut Batam-Singapure. Sementara investasi untuk sistem pendukung seperti billing akan membuat proses layanan seperti isi ulang kartu lebih luas tersedia, mudah dan akurat.

Sarwoto menegaskan pihaknya akan mendorong pelanggan ke trek kualitas dan meninggalkan apresiasi terhadap harga menyusul sudah terjangkaunya tarif telekomunikasi saat ini.

Dia memperkirakan masih ada potensi pasar sekitar 60 juta pelanggan termasuk dari kalangan yang berdaya beli rendah yang dapat direbut Telkomsel yang juga berncana meningkatkan jumlah reseller dari 480.000 menjadi 1 juta reseller.

Per Januari 2009, Telkomsel telah menjaring 67,2 juta pelanggan atau sekitar 50% pengguna ponsel di Indonesia di mana kartu prabayar simPATI memberikan kontribusi tertinggi yakni 45 juta pelanggan disusul kartu As 20,3 juta dan kartu Halo pascabayar yang mencapai 1,9 juta pelanggan.

Read more.....

Fren Gratiskan Telepon

Jakarta, Bisnis Indonesia – PT Mobile-8 Telecom Tbk menggratiskan tarif telepon di segmen pelanggan Fren reguler menyusul diluncurkannya kartu perdana Fren Sobat beberapa waktu lalu.

Susanto Susilo, Direktur Penjualan dan Pemasaran PT Mobile-8, menuturkan selain gratis bicara ke sesama Fren selama 30 hari, pelanggan juga dapat menikmati SMS murah dengan tarif Rp88/SMS ke semua operator.

Beberapa waktu lalu, Mobile-8 meluncurkan kartu perdana Fren Sobat yang ditawar seharga Rp20.000/paket yang berisikan empat nomor Fren yang berurutan dan beragam fitur menarik, a.l. fasilitas conference call. (BISNIS/ROY)

Read more.....

XL Rilis Internet Prabayar

Jakarta, Bisnis Indonesia – PT Excelcomindo Pratama Tbk memberikan layanan akses komunikasi data yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan meluncurkan paket kartu perdana Internet Unlimited Prabayar 30 hari dengan menggunakan teknologi 3G atau high speed data packet access (HSDPA).

General Manager Internet Business XL Ari Tjahjanto mengatakan penawaran kartu perdana layanan internet unlimited prabayar ini merupakan usaha XL dalam menyediakan layanan internet murah, bisa digunakan sepuasnya, serta mudah penggunaannya.

“Kehadiran kartu perdana layanan Internet Unlimited Prabayar ini, akan semakin mendorong tingkat penggunaan internet oleh masyarakat Indonesia,” ujarnya dalam siaran pers. (BISNIS/API)

Read more.....

Telkom Siapkan Rp1 Triliun Beli Perusahaan Lokal

Oleh Bambang P. Jatmiko

Jakarta, Bisnis Indonesia – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) segera mewujudkan akuisisi perusahaan lokal pada kuartal II tahun ini. BUMN telekomunikasi ini mengalokasikan dana hingga Rp1 triliun untuk membiayai akuisisi tersebut.

Direktur Utama Telkom Rinaldy Firmansyah mengatakan perseroan tengah merampungkan pembicaraan terkait dengan akuisisi tersebut.

“Akuisisi perusahaan lokal sedang kami proses, tetapi kami belum bisa menyebutkan namanya,” katanya seusai BUMN Breakfast Meeting kemarin.

Menurut dia, dana yang disiapkan untuk akuisisi itu bisa berubah dan tergantung pada kebutuhan pendanaan. Telkom akan memenuhi kebutuhan pendanaan dari internal dan pinjaman bank.

Berdasarkan catatan Bisnis, salah satu perusahaan lokal yang dijajaki Telkom untuk diakuisisi adalah PT Electronic Data Interchange Indonesia (EDI Indonesia), yang saat ini menjadi anak usaha PT Pelindo II. Telkom berminat membeli 51% saham EDI Indonesia.

Namun saat dikonfirmasi, Humas Pelindo II Hendra Budhi mengatakan perseroan kemungkinan besar tidak melepas EDI Indonesia karena Pelindo II membutuhkan perusahaan tersebut untuk menunjang jasa kepelabuhan.

“Telkom dulu pernah mengajukan rencana untuk membeli EDI Indonesia, tetapi jajaran manajemen EDI Indonesia masih dibutuhkan untuk Pelindo. Penolakan penjualan ini tidak terkait dengan harga yang ditawarkan,” tuturnya.

Selain akan membidik perusahaan lokal, Telkom juga akan mengambil alih sebagian saham perusahaan telekomunikasi Iran, Telecommunication Company of Iran (TCI)

Cari dana
Untuk keperluan akuisisi dan merger, Telkom mencari dana sebesar Rp4,8 triliun. Jumlah tersebut merupakan bagian dari kebutuhan pinjaman eksternal Rp8 triliun atau US$700 juta yang sedang dicari oleh BUMN telekomunikasi itu.

Dalam pencarian dana itu, Telkom mengajukan permintaan tenor pinjaman hingga 10 tahun atau lebih, serta grace period selama 1 tahun. Perseroan menyanggupi pembayaran pokok pinjaman dilakukan per 6 bulan, serta bunga dibayar per 3 bulan.

Belanja modal seluler Telkom tahun ini Rp15 triliun dan nonseluler Rp7 triliun. Perusahaan itu menyiapkan kas internal Rp14 triliun dan dana eksternal Rp8 triliun.

Apabila seleksi rampung digelar, Telkom akan menetapkan salah satu bank sebagai pemimpin sindikasi.
Harga saham emiten berkode TLKM ini kemarin ditutup stagnan di posisi Rp6.500 per saham.

Read more.....

25 Februari 2009 Telkom Siap Bayar Utang Rp 6,8 T

Oleh Rizal Calvary

Jakarta, Investor Daily – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) siap membayar utang sebesar Rp6,8 triliun yang jatuh tempo tahun ini. Perseroan menyiapkan kas internal dan eksternal untuk menyelesaikan kewajibannya tersebut.

“Sejauh ini, kami belum ada kendala untuk membayar angsuran utang yang jatuh tempo tahun ini,” ujar Vice President Public & Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia kepada Investor Daily di Jakarta, belum lama ini.

Eddy menegaskan, pembayaran utang tersebut sudah dialokasikan dalam proyeksi arus kas perseroan 2009. Namun, dia mengaku belum bisa menyebut total utang Telkom sampai akhir 2008.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 September 2008, total utang Telkom kepada sejumlah bank mencapai Rp12,93 triliun. Utang itu terdiri atas pinjaman yang jatuh tempo satu tahun sebesar Rp6,5 triliun dan jatuh tempo lebih dari 1 tahun Rp6,43 triliun.

Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah pernah mengungkapkan bahwa pihaknya telah mendapatkan komitmen kredit tahun ini dari empat bank. Keempat bank itu adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara (BTN).

Selain itu, pihaknya akan mengkaji penerbitan obligasi senilai Rp 2 triliun tahun ini. Obligasi yang akan diterbitkan oleh perusahaan telekomunikasi terbesar di Tanah Air itu kemungkinan berdenominasi rupiah.

Telkom optimistis, obligasi dapat diserap pasar dengan baik oleh pasar. Selain faktor fundamental, posisi keuangan Telkom juga masih solid. Posisi utang masih lebih baik, dengan net debt tidak sampai 30%.

Analis PT Reliance Securitie Gina Novrina Nasution mengakui, penawaran obligasi Telkom bakal terserap pasar, asalkan yield yang ditawarkan menari. “Investor akan tertarik kalau yield-nya bagus, apalagi tren suku bunga saat ini menurun,” ujar dia.

Tahun ini, Telkom mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) 2009 senilai Rp22 triliun. Perseroan membutuhkan dana eksternal hingga Rp 8 triliun. Sedangkan kas internal yang disiapkan perseroan sebesar Rp 14 triliun.

Namun, hingga semester I-2009 perseroan akan lebih mengoptimalkan kas internal untuk ekspansinya. Perusahaan pelat merah itu baru akan menarik pinjaman bank pada semester II.

Telkom mengalokasikan Rp14-15 triliun dari total belanja modal untuk bisnis seluler melalui PT Telkomsel. Sisanya sekitar Rp7-8 triliun untuk mengembangkan bisnis nonseluler.

Tahun lalu, pendapatan Telkom yang belum diaudit diperkirakan naik 2-4% menjadi Rp60,62-61,81 triliun. Perseroan berhasil membangun lebih dari 4.700 menara BTS (base tranceiver station). Total pelanggan seluler Telkom bertambah 17 juta, sehingga total pelanggan seluler mencapai 65 juta atau naik sekitar 36%.

Di lain pihak, PT Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL) berhasil menambah 5.572 BTS baru, sehingga total BTS hingga akhir tahun lalu mencapai 16.729 unit. Total belanja modal (capital expenditure/capex) yang digunakan tahun lalu mencapai US$1,2 miliar.

Namun, XL terpaksa menaggung kerugian sebesar Rp15,1 miliar pada 2008. Kerugian itu disebabkan rugi kurs, biaya provisi, dan incidental charges. Selain itu, tingginya beban bunga akibat kenaikan pinjaman juga menggerus laba perseroan hingga negatif.

Berdasarkan laporan keuangan XL 2008. beban bunga perseroan mencapai Rp1,12 triliun, atau naik sekitar 61% dibandingkan 2007 sebesar Rp694,38 miliar. Jika tanpa pengaruh kurs dan incidental charges, maka normalized net income XL adalah sebesar Rp348 miliar.

Pendapatan usaha operator seluler terbesar ketiga itu terbilang baik, yaitu mencapai Rp12,15 triliun, atau naik 45% dibandingakn 2007 sebesar Rp8,36 triliun. Pertumbuhan pendapatan tersebut melampaui pertumbuhan pendapatan industri.

XL akan membayar utang sekitar Rp1,06 triliun kepada sejumlah bank lokal dan asing tahun ini. Dana pembayaran utang itu bersumber dari kas internal atau penerbitan saham baru (rights issue)

Read more.....

Telkom Kembali Bagi-Bagi Hadiah

Seputar Indonesia – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mengumumkan tiga pemenang undian telepon rumah dalam program Telepon Rumah Rezeki Tumpah (TRRT) periode III Februari 2009. Pengumuman disampaikan di Kantor Telkom Grha Citra Caraka, Jakarta, kemarin.

Vice President public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia mengatakan program ini merupakan apresiasi kepada pelanggan setia telepon rumah kabel. “Sesuai komitmen kami pada saat peluncuran program ini, program ini memang kami fokuskan khusus bagi pelanggan telepon rumah di seluruh Indonesia,” katanya.

Dia mengatakan program ini sebagai apresiasi bagi pelanggan telepon rumah Telkom. Pihaknya berharap pelanggan dapat merasakan manfaat lebih sebagai pelanggan telepon rumah. Sebab, selain dapat menikmati layanan telepon rumah yang memiliki kualitas suara lebih jernih, pelanggan berkesempatan memperoleh hadiah yang telah disiapkan.

“Program ini juga digelar sebagai bagian dari upaya menggalakkan pemakaian telepon rumah yang belakangan cenderung menurun akibat perubahan gaya hidup masyarakat yang makin mobile,” kata Eddy Kurnia.

Eddy menambahkan program Telepon Rumah Rejeki Tumpah selain memperebut hadiah-hadiah yang diundi, juga memberikan hadiah langsung berupa peralatan elektronik sesuai jumlah poin yang dimiliki pelanggan. “Untuk pelanggan yang belum mendaftarkan teleponnya, kami imbau segera mendaftarkannya, baik melalui Plasa Telkom maupun melalui contact center 147, masih banyak hadiah yang bisa diperoleh antara lain Yamaha Mio, Kijang Innova dan Grand Prize berupa Mercedes Benz C Class,” paparnya.

Pada kesempatan itu, pihaknya juga mengucapkan rasa terimakasih atas antusiasme pelanggan untuk mengikuti program Telepon Rumah Rejeki Tumpah.
Menurut dia, sambutan dari pelanggan cukup luar biasa. Namun dia juga berpesan agar pelanggan berhati-hari terhadap praktek penipuan yang mengatasnamakan program Telepon Rumah Rejeki Tumpah. Karena itu, jika memerlukan keterangan lebih lanjut, pelanggan dipersilakan menghubungi Plasa Telkom terdekat ataupun melalui contact center Telkom di 147.

Setelah dilakukan pengundian dihadapan Notaris, petugas dari Departemen Sosial dan Kepolisian, tiga pelanggan telah terpilih menjadi pemenang.
Yakni Nurhayati (Mataram), dan Abdurrahim Nur (Banjarbaru). Meraka berhak mendapatkan hadiah berupa satu sepeda motor Yamaha Mio. (susi)

Read more.....

Dana CSR Menara BTS 2% dari Investasi

Bandung, Bisnis Indonesia – Pemerintah Kota Bandung akan menetapkan besaran dana tanggungjawab sosial perusahan (corporate social responsibility/CSR) pembangunan menara Base Transceiver Station (BTS) sebesar 2% dari total nilai investasi BTS.

Muchsin Alfikri, Sekretaris Komisi C DPRD Kota Bandung, mengatakan hal itu tertuang dalam peraturan wali kota (Perwal) yang tengah disusun sebagai rincian peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi Bersama.

“Perda-nya sendiri baru Januari 2009 kemarin ditandatangani Gubernur [Jabar]. Sekarang masih menyususn Perwal. Diharapkan dalam satu bulan sudah selesai,” katanya kepada Bisnis, kemarin.

Dia mengatakan penarikan dana CSR tersebut bertujuan untuk kepentingan sosial masyarakat sekitar menara BTS.

“Pola pemeberiannya sendiri masih dibicarakan, apakah akan langsung dari perusahaan kepada masyarakat atau melalui Pemkot Bandung,” ujarnya.

Dia mengungkapkan selain memuat besaran CSR, perwal tersebut akan mengatur rincian teknis pembangunan menara seperti biaya retribusi, zonasi, dan aturan penggunaan menara oleh perusahaan telekomunikasi.

“Kalau besaran retribusi, saya belum bisa bicara, belum benar-benar fixed,” katanaya.

Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Juniarso Ridwan membenarkan penarikan dana CSR.
Dia mengatakan rincian besaran sumbangan CSR untuk setiap investasi BTS akan dimuat pada perwal.

Hingga saat ini, lanjut dia, perwal tersebut masih dalam pengkajian biro hukum Pemkot Bandung.

Juniarso mengemukakan investasi pembangunan menara telekomunikasi ke Kota Bandung cenderung stagnan akibat perwal soal menara seluler yang belum rampung. Dia menjanjikan perwal tersebut rampung pekan ini.

Menurut dia, merujuk perda dan perwal tentang Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi Bersama, Pemkot Bandung akan membatasi jumlah hingga 800 menara.

“Pengaturan titik menara berdasarkan zonasi yang akan ditentukan oleh kami,” ujarnya.

Juniarso tidak merinci kebijakan pengaturan zonasi bangunan menara, namun yang jelas akan ada beberapa ketentuan pembangunan menara pada satu kawasan harus proporsional.

Menurut dia, jumlah menara bersama pada kawasan padat penduduk akan berjumlah lebih sedikit dari kawasan yang jarang penduduknya.

“Jadi ada zona padat menara, sedang, dan sedikit,” tutunya.

Juniarso mengemukakan izin investasi telekomunikasi saat ini jauh lebih sederhana dari sebelumnya. Investor cukup membuat keterangan rencana kota dan izin mendirikan bangunan saja. (K39/K45)

Read more.....

Izin Tender WiMax Indosat Tak Jelas

Indosat tambah kapasitas jaringan Internet 3G

Oleh Roni Yunianto & Fita Indah Maulani

Jakarata, Bisnis Indonesia – Peluang PT Indosat Tbk mengikuti tender penyelenggara broadband wireless access (BWA) atau worldwide interoperability for microwave access (WiMax) belum jelas.

Guntur S. Sibito, Direktur Pemasaran PT Indosat Tbk, menuturkan pihaknya berniat mengikuti tender WiMax, tetapi terlebih dulu perlu memastikan peluang untuk ikut tender tersebut.

“Kami masih menunggu surat pertanyaan yang sudah kami kirim ke Depkominfo untuk memastikan pengaturan terutama yang terkait dengan kepemilikan [Qatar Telecom] yang 65%,” ujarnya kepada Bisnis, kemarin.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika [Permenkominfo] No.4/2009, penyelenggara BWA di pita frekuensi 2,3 GHz merupakan operator jaringan tetap lokal berbasis packet switched.

Dimitri Mahayana, Staf pengajar Teknik Elektro ITB, berpendapat sesuai dengan regulasi yang berlaku, penyelenggara BWA merupakan operator jaringan tetap sehingga mayoritas saham asingnya maksimal 49%.

“Saat ini 65% saham Indosat dimiliki Qatar Telecom sehingga kompesisi asingnya tidak memenuhi aturan daftar negatif investasi [DNI] sebesar 49% untuk jaringan tetap,” ujarnya.

Heru Sutadi, Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia menuturkan penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi sama-sama memiliki peluang untuk mengikuti tender WiMax.

Kendati belum mendapatkan kepastian, Indosat berharap dapat menjajaki kemungkinan dapat bekerja sama dengan perusahaan lain untuk menyelenggarakan teknologi yang akan dijadikan pelengkap bisnis inti di komunikasi bergerak tersebut.

Sumitro Rustam, Wakil Ketua Masyarakat Telematika Indonesia berpendapat pemerintah agar tidak melakukan kesalahan dalam mengatur WiMax.

“Kami harapkan pemerintah mengatur agar tidak terlalu banyak pemain di WiMax karena lebar pita harus menjamin layanan berkualitas,” tuturnya.

Internet 3G
Berkaitan dengan layanan Internet berbasis jaringan 3G, PT Indosat akan meningkatkan kapasitas node B (menara 3G) sebesar 10GB untuk mengatasi tingginya tingkat akses komunikasi data broadband hingga 101 terabytes per minggunya.

Guntur mengungkapkan perkembangan telekomunikasi seluler generasi ketiga (3G) lebih mengarah kepada peningkatan akses Internet pita lebar.

“Layanan Internet broadband kami, melalui Indosat M2, mengalami masa puncak sehingga dari 1.500 node B yang ada saat ini akan ditambah 1.000 menjadi 2.200 unit node B,” ungkapnya.

Indosat berencana meningkatkan kapasitas layanan Internet pita lebar hingga tiga kali lipat.

Ketika ditanya mengenai investasi yang disiapkan untuk membangun 1.000 node B itu, Guntur mengungkapkan akan masuk dalam belanja modal tahun ini.

Sejumlah pihak, termasuk Indonesia Telecommunication User Grup (Idtug), akhir-alhir ini mengeluhkan akses Internet pita lebar milik Indonesia yang sering mengalami gangguan.

Dia mengungkapkan pihaknya peduli dengan layanan broadband, karena dipakai oleh segmen menengah ke atas yang menuntut tingkat kepuasan tinggi. (ARIF PITOYO)
(roni.yunianto@bisnis.co.id/fita.indah@bisnis.co.id)

Read more.....

Di Balik Robohnya Menara Seluler

Oleh Audy WMR Wuisang
Pengajar FISIP UI dan UPH
Pengamat Masalah Sosial Politik


Rakyat Merdeka, Hiruk pikuk dirobohkannya menara telekomunikasi (BTS) seperti yang dilakukan Bupati Kabupaten Badung, Bali, menyisakan persoalan. Tidak serta merta hanya pada lingkup teknis semata. Bukan hanya persoalan seputar mekanisme perizinan ataupun terlanggarnya tata ruang dan persoalan-persoalan kandungan budaya lokal, yang membuat Bali dan Kabupaten Badung menjadi unik.

Memang benar, isu yang mengemuka adalah seputar tidak adanya perizinan, pelanggaran budaya dan keyakinan masyarakat Bali dan tata ruang.

Dalam catatan kami, pada tahun 2008 pernah mencuat rencana menertibkan hampir 800-an BTS di Jakarta Selatan, sementara di Jakarta Timur sebanyak sekitar 40-an menara serta juga di Batam dalam jumlah yang besar. Sementara kasus semacam di Badung, juga terjadi di Palu, Makassar dan Yogyakarta. Artinya, kasus perubuhan Menara Telekomunikasi bukan hanya terjadi di Badung, tetapi terjadi di beberapa daerah. Mungkin dengan alasan yang berbeda, tetapi yang pasti persoalan yang mencuat kepermukaan tidak jauh berbeda.

Repotnya, kebijakan oleh beberapa operator. Padahal para operator tersebut sudah menandatangani surat persetujuan penataan menara telekomunikasi di daerah ini. Ada apa dibalik operator ini ?

Pemda dan DPRD secara logika lebih mengenal kebutuhan dan karakteristik daerahnya. Karena itu, Pemda bukan hanya mewakili kepentingan pembanguanan daerahnya, tetapi juga merefleksikan kesejahteraan rakyatnya.

Fakta menunjukkan bahwa DPRD Kabupaten Badung juga mendukung kebijakan Pemkab. Bahkan mereka, lebih jauh telah meminta (lewat surat) Menkominfo turun tangan menertibkan menara para operator. Jelas sekali, keberpihakan DPRD adalah elaborasi kebijakan pemerintah Badung dan bahwa mekanisme yang ditempuh Pemerintah Kabupaten memang legitimate.

Apapun dan bagaimanapun, kasus perobohan BTS merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi banyak pihak. Bagi pihak regulator, menjadi penting untuk memikirkan “regulasi” dan “blue print” masalah telekomunikasi yang sesuai dengan karakteristik daerahnya.

Read more.....

Mampu Meraba & Melihat Maunya Pelanggan

M Ma’ruf, GM Marketing Division PT Aplikanusa Lintasarta

Rakyat Merdeka, Minimnya pesaing, membuat tim marketing PT Aplikanusa Lintasarta yakin akan selalu mendominasi pasar penyediaan jaringan telekomunikasi. Kini, Ma’ruf mampu melihat, meraba dan mengukur keinginan setiap pelanggan Lintasarta.

Sejak lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1990, dia sudah merasakan dua kali situasi kerja, yakni di pabrik dan konsultan. Namun sejak 1991 dia merasakan manisnya bekerja di sebuah kantoran. Saat itu, Ma’ruf memutuskan bergabung bersama PT Aplikanusa Lintasarta hingga kini.

Ketika bergabung dengan anak perusahaan Indosat ini, dia menjabat posisi marketing. Tugasnya, memasarkan produk-produk Lintasarta.

Berkat kepiawaian dan keuletannya, dia akhirnya diangkat sebagai General Manager (GM) Marketing Division PT Aplikanusa Lintasarta.

Sebagai seorang GM Marketing, dia bersama timnya harus dapat melihat, meraba atau meramalkan sampai dapat menentukan ukuran market saat ini.

“Selain itu, harus mengetahui posisi Lintasarta sekarang ada dimana dan bagaimana caranya masuk ke market itu. Itu tugas teman-teman di marketing agar tumbuh dan berkembang,” katanya.

Menurutnya, setiap ada peluang, dirinya langsung akan memasarkan produk kepelanggan. Dia optimistis produknya akan memenangkan persaingan, karena hingga kini belum ada kompetitor yang setara dengan Lintasarta. Kalaupun ada, perusahaan tersebut tidak total menjual berbagai produk telekomunikasi. Rata-rata hanya fokus pada bidang tertentu atau menyediakan produk-produk tertentu misalnya penyedia jaringan saja. Sementara di Lintasarta semuanya tersedia. “Kita ini lengkap dan boleh dibilang nggak ada perusahaan yang seperti Lintasarta,” katanya.

Prinsip dimiliki Lintasarta adalah berupaya agar berbagai produknya tidak ditiru perusahaan lain. Karena itu, setiap produk harus mempunyai sesuatu yang unik di mata pelanggan, bukan di mata orang Lintasarta.

Dengan segala keunikan produk-produknya yang selalu berinovasi, membuat target yang direncanakan sejak awal selalu tercapai. Menurutnya, hal itu tidak lepas dari hasil kerja seluruh karyawan.

Alhamdulillah, penambahan pelanggan sesuai target bahkan melebihi,” katanya. *DIN

Read more.....

‘Perasaan Saya Campur Aduk’

Oleh Arif pitoyo
Wartawan Bisnis Indonesia


Sosoknya tak asing dan sangat lekat dengan perusahaan telekomunikasi. Wajar saja, tiga perusahaan seluler dalam negeri pernah dan sedang mendapatkan sentuhan ide, pemikiran dan tenaganya. Dua diantaranya bahkan menempatkan pria ini sebagai direktur utama.

Meski tengah dihadapi masalah, yaitu kondisi keuangan perusahaan yang dipimpinnya tidak begitu baik, Hasnul Suhaimi, Presdir PT Excelcomindo Pratama Tbk, tetap tersenyum dan dengan ramah melayani setiap pertanyaan dari Bisnis.

Hasnul mengaku perasaannya campur aduk. Menurut dia, pihaknya berhasil membawa perusahaan tumbuh 45%, sudah memberikan yang terbaik untuk masyarakat berupa tarif murah dan sangat yakin hasilnya baik bagi semua.

Sampai kuartal III, lanjut dia, kondisi keuangan perusahaan masih sangat baik.
“Tau-tau situasi berubah drastis hingga harus banting stir yang tadinya full speed sekarang perlu melangkah hati-hati,” tuturnya kepada Bisnis, kemarin.

Namun, lulusan Teknik Elektro ITB 1981 dan peraih gelar MBA di University of Hawaii pada 1992 itu tetap menghargai kinerja bawahannya, terutama untuk hasil bagus dalam tiga kuartal tahun lalu.

Read more.....

24 Februari 2009 KPPU dan Pemkot Makassar Bahas Menara Bersama

Oleh Kwan Men Yon

Makassar, Bisnis Indonesia – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) pekan ini akan mengundang Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar guna membahas surat pembelaan terkait dengan kasus dugaan pemberian hak eksklusif pengadaan menara bersama telekomunikasi.

Selain Pemkot Makassar, KPPU juga berencana memanggil operator menara bersama PT Makassar Satu Indonesia, anggota DPRD, dan pihak terkait lainnya.

Kepala KPPU Makassar Dendy Rahmat Sutrisno mengatakan baru-baru ini pihaknya telah menerima surat dari Pemkot yang menjelaskan kronologi kebijakan pembangunan menara bersama di kota.

“Dalam surat itu, intinya pemkot menyatakan penentuan titik lokasi menara sudah menyertakan operator seluler dan sudah tidak ada pemberian hak eksklusif kepada PT Makassar Satu,” kata Dendy kemarin.

Dia mengatakan rencana pemanggilan sejumlah pihak pekan ini untuk mengonfirmasi sejauh mana isi surat pemkot telah sesuai dengan kondisi sebenarnya. Bisnis memperoleh salinan elektronik surat bernomor 555/059/Ekbang/11/2009 itu.

Di dalam surat itu disebutkan pemkot mengeluarkan Peraturan Wali Kota No.19/2006 tentang Ketentuan Pembangunan Menara Telekomunikasi untuk meminimalkan jumlah menara dengan mengarahkan pada pembangunan menara bersama.

Menurut pemkot, kebijakan itu akan meningkatkan efisiensi penggunaan dan pengelolaan menara, serta penggunaan ruang kota tanpa mengabaikan cakupan pemancaran, pengiriman, dan penerimaan telekomunikasi.

Seperti diungkapkan Dendy, dalam surat itu Pemkot Makassar mengklaim bahwa penentuan titik lokasi menara telah dibahas bersama pelaku usaha telekomunikasi.

Meski demikian, pemkot mengaku bersedia membahas kembali titik lokasi menara apabila ada pelaku usaha menilainya kurang tepat.

Mengenai saran untuk mencabut hak eksklusif PT Makassar Satu Indonesia, Pemerintah Kota Makassar menyatakan tidak pernah memberikan hak eksklusif kepada salah satu perusahaan.

Pemkot Makassar mengemukan di samping PT Makassar Satu, ada tiga pemain lain, yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (rekomendasi tanggal 23 April 2008 berlaku 3 bulan sejak dikeluarkan) dan PT Samekh Chet Abadi (rekomendasi tanggal 4 Juli 2008 berlaku 20 Juni 2008 sampai 19 Juni 2009).

Satu lagi adalah perjanjian kerja sama dengan PT Solusindo Kreasi Pratama per 6 Juni 2008 yang tanpa penjelasan lebih terinci.

Dendy mengatakan KPPU menyoroti kasus menara bersama di Makassar menyusul pengakuan operator seluler bahwa dalam praktik di lapangan, IMB (izin mendirikan bangunan) menara tidak akan keluar jika tidak ada rekomendasi dari Makassar Satu.

Read more.....

2017, IT Telkom Jadi World Class University

Bandung (SINDO), Institut Teknologi Telkom dipastikan akan menjadi World class university. Hingga kini, ada tiga program studi yang menjadi unggulan, yakni telekomunikasi, informatika, dan teknik industri.

Rektor IT Telkom Husni Amani mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan menentukan satu dari tiga program studi utama yang menjadi fokus utama pengembangan untuk menjadi universitas berskala internasional.
“Kami akan menaikkan peringkat. Sekarang IT Telkom berada di peringkat 6 nasional dan peringkat 1900-an dunia. Peringkat tidak boleh turun,” kata Husni pada penandatanganan naskah kerja sama antara IT Telkom dan STMIK Catur Insan Cendekia (STMIK CIC) Cirebon di Gedung D Kampus IT Telkom, Jalan Telekomunikasi No.1, Bandung, kemarin.

IT Telkom juga berupaya memperkuat branding di tingkat nasional. Salah satu cara yang dilakukan dengan menjalin kerja sama kelembagaan dengan STMIK CIC Cirebon dalam proses penyelenggaraan pendidikan dan peningkatan SDM.

Ketua STMIK CIC Chandra Lukita menyampaikan, kerja sama ini sangat bermanfaat mengingat kebutuhan pasar tenaga kerja di bidang telekomunikasi cukup tinggi, termasuk kebutuhan di wilayah Cirebon. “Karena itulah kami memerlukan pengembangan SDM telekomunikasi,” tukas Chandra.

Dia menilai, IT Telkom termasuk pionir dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi yang fokus di bidang TIK. Dalam membutuhkan pembina dalam penyelenggaraan pendidikannya, STMIK CIC meminta bantuan IT Telkom untuk mengembangkan kurikulum. (evi panjaitan)

Read more.....

Operator Minta Diberi Kesempatan

Suara Pembaruan, Sejumlah operator menolak tudingan Pemda Badung yang mengatakan sejumlah menara telekomunikasi yang ada di wilayah tersebut tidak memiliki izin. Perobohan menara seharusnya tidak dilakukan tergesa-gesa dan memberi kesempatan operator untuk melakukan relokasi.

Menurut Division Head public Relations Indosat Adita Irawati mengakui, ada sebagian menara yang masih dalam proses perpanjangan izin. Masalahnya, para operator dipersulit saat memperpanjang izin dan bahkan izin sudah tidak dikeluarkan lagi.

“Kami sebagai perusahaan publik tentunya tidak bermain-main soal perizinan karena menyangkut kredibilitas perusahaan. Sebelum mendirikan menara, kami sudah pastikan semuanya harus memiliki izin,” ujar Adita di Jakarta, Selasa (17/2).

Dikatakan, Pemda Badung seharusnya memikirkan dampak perobohan menara karena merugikan masyarakat banyak yang tidak mendapat akses komunikasi dengan baik.

“Kita tidak keberatan dengan rencana pengaturan tata ruang kota. Tapi tolong kasih kami waktu untuk melakukan relokasi. Menurut Permen yang ada, kita sebenarnya dikasih waktu dua tahun untuk melakukan relokasi. Jadi tidak main tebang aja,” tegas Adita.

Untuk itu, lanjutnya, SKB yang akan diterbitkan dapat lebih tegas mengatur masa peralihan dalam relokasi. Selain itu, diharapkan nantinya setiap daerah mempunyai kesamaan aturan pendirian menara.

Secara terpisah, GM Corporate Communication XL Myra Junor mengatakan, masalah IMB sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Faktor utamanya adalah tidak ada lagi izin dari pemerintah setempat.

“Kami sudah mengurus semua masalah perizinan, tapi memang pemda Badung sudah tidak mau mengeluarkan izin lagi,” ucap Myra kepada SP.

Dihentikan
Sementara itu, Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo, Gatot S Dewa Broto mengatakan, pihaknya telah mengirimkan surat resmi dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dan Menkominfo yang meminta perobohan menara di wilayah Badung dihentikan. Surat tersebut sudah dikirim sejak awal Januari 2009. Namun, pihak Pemda Badung menyatakan belum menerima surat tersebut hingga saat ini.

Dikatakan, pada Selasa (17/2) juga, Menkominfo sudah mengirim surat kepada Mendagri yang ditembuskan ke Ketua DPRD Badung.

“Suratnya sudah diterima Mendagri kemarin. Dalam surat itu, intinya meminta bantuan Mendagri untuk menghentikan tindakan perobohan menara yang dilakukan Pemda Badung,” ungkapnya. [HBS/H-12]

Read more.....

Telkom Raih Penghargaan Platinum

Dalam Indonesian CSR Award 2008


Bandung, Radar Bandung – Telkom raih enam penghargaan pada penganugerahan Indonesian CSR Award 2008. Salah satunya penghargaan Platinum, yang merupakan penghargaan dengan nilai terbaik di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan.

Penyerahan penghargaan berlangusng di Ballroom Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, kemarin (23/2). Penyerahan penghargaan dilakukan Menteri Sosial RI, Bachtiar Chamsyah, diterima Direktur Human Capital & General Affair Telkom Faisal Syam.

Selain meraih penghargaan Platinum, Telkom melalui Divisi Regional (Divre) I Sumatera, juga meraih penghargaan Gold di bidang Sosial, penghargaan Silver di bidang ekonomil sosial dan lingkungan, juara pertama dibidang Sosial, juara pertama di bidang sosial ekonomi dan lingkungan.

Sedangkan juara kedua untuk bidang ekonomi sosial dan lingkungan diraih Telkom Divre V Jawa Timur. Jadi, praktis melalui Divisi Regional I & V, Telkom meraih enam penghargaan.

Thendri Suprianto, selaku Ketua CFCD (Corporate Forum for Community Development) mengakui, Telkom merupakan salah satu perusahaan yang memiliki nilai baik dibidang Corporate Social Responsibility (CSR). “Hal ini tentu layak ditiru oleh perusahaan lain,” jelasnya. Hal ini katanya, menunjukkan bahwa Telkom memiliki tanggung jawab sosial tinggi terhadap kesejahteraan bangsa dan diharapkan dapat mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia.

Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Sosial, Bachtiar Chamsyah. Menurutnya, CSR merupakan salah satu cara yang baik untuk dilakukan guna memenuhi salah satu tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan Undung-Undang Dasar 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum.

Sementara itu, Vice President Public & Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia menanggapi positif penghargaan yang diraih Telkom dalam ajang berbengsi terebut. “Sekalipun kami tidak menjadikan perolehan award sebagai tujuan dari kegiatan CSR Telkom, namun apresiasi semacam itu akan sangat memotivasi kami untuk lebih giat lagi dalam menjalankan praktek CSR,” terang Eddy dalam rilisnya yang diterima Radar Bandung, kemarin.

Obsesi Sumatera Pulau Digital
Prestasi Telkom Sumatera di bidang CSR, seperti diakui Kepala Divisi Regional I Sumatera Muhammad Awaluddin, tak lepas dari obsesinya untuk memajukan wilayah tersebut melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Setidaknya ada dua program CSR yang aktif dijalankan oleh Telkom Sumatera, yaitu Education for Tommorow (E4T) untuk mewujudkan obsesi Sumatera Pulau Digital, dan Pembangunan Kampung Digital. Awaluddin tidak memungkiri bahwa upaya ini juga berdampak pada terbentuknya brand image layanan Data dan Internet Telkom yang semakin kuat.

Sejak 2007 hingga 2008, program E4T menurut Awaluddin telah mendidik sedikitnya 238.000 siswa. “Melalui program ini, kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan ICT ditingkatkan,” katanya.

Sedangkan untuk program Kampung Digital, Telkom Divre Sumatera mengambil sampel kegiatan di Kampung Digital Sampali (Kecamatan Percut Situan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara) yang berpenduduk 18.000 jiwa.

Melalui pendekatan Tripple Bottom Line, Telkom mendirikan pusat Informasi Masyarakat dengan menyebar titik-titik akses (access points) semacam RT/RW-net serta melatih sekitar 1.800 masyarakat setempat (10 persen dari seluruh jumlah penduduk), membantu pengembangan usaha di bidang makanan lokal unggulan serta membantu para mitra binaan, membantu pembangunan jalan aspal, menanam 1.000 pohon mangga serta membantu pengolahan pupuk organik. (*/dad)

Read more.....

IM3 Groov3 Dikampanyekan

Bandung, Pikiran Rakyat – Indosat melakukan terobosan baru melalui kampanye program IM3 Grove3 yang mengadopsi dengan gaya hidup dan jiwa muda masa kini yang selalu up to date, creative, groovy dan fun di segala suasana.

“Sejak awal kehadirannya, IM3 memang difokuskan pada segmen anak muda dengan menghadirkan fitur-fitur inovatif yang selalu mengikuti tren, gaya dan kebutuhan mereka.

Kami berharap program dan fitur yang dihadirkan dapat dimanfaatkan kawula muda untuk mendukung berbagai aktivitas prositif mereka, termasuk dalam memperoleh akses internet secara murah melalui voucher internet,” tutur Head of West Java Region PT Indosat, Bambang Wirawanto di Bandung, Senin (23/2).

Kehadiran program-program dalam IM3 Grove3 tidak lepas dari pertimbangan melihat tren ke depan, sekaligus mengakomodasi peluang pasar anak muda sebagai segmen yang paling sering melakukan komunikasi update dengan komunitasnya.

Mereka tidak hanya membutuhkan kartu prabayar yang bisa memberikan layanan percakapan telepon dan SMS dengan paket yang menarik namun juga dapat memberikan nilai tambah seiring berkembangnya dunia internet di kalangan anak muda. (A-176)***

Read more.....

2008, Pendapatan Usaha XL Meningkat 45%

Jakarta, Investor Daily – Pendapatan usaha PT Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL) 2008 yang telah diaudit mencapai Rp12,15 triliun, atau naik 45% dibandingkan 2007 sebesar Rp8,36 triliun.

“Pertumbuhan pendapatan usaha perseroan itu telah melampaui pertumbuhan pendapatan industri,” jelas Presiden Direktur Excelcomindo Pratama (XL) Hasnul Suhaimi dalam siaran pers yang diterima Investor Daily di Jakarta, Senin (23/2).

Menurut dia, pertumbuhan pendapatan XL tahun lalu ditopang oleh kenaikan jumlah pelanggan sebesar 68% menjadi 26 juta pelanggan. Di samping itu, melonjaknya jumlah outgoing minutes sebesar 705% menjadi 54,9 miliar menit juga mendongkrak pendapatan perseroan. Operator seluler terbesar ketiga di Tahah Air itu juga meraih sekitar 5% tambahan pangsa pasar.

Namun, XL terpaksa menanggung kerugian sebesar Rp15,1 miliar pada 2008. Kerugian itu disebabkan rugi kurs, biaya provisi, dan incidental charges. Selain itu, tingginya beban bunga akibat kenaikan pinjaman jumlah penggerus laba perseroan hingga negatif. Berdasarkan laporan keuangan XL 2008, beban bunga perseroan mencapai Rp1,12 triliun, atau naik sekitar 61% dibandingkan 2007 sebesar Rp694,38 miliar.

“Kalau tanpa pengaruh kurs dan incidental charges, maka normalized net income XL adalah sebesar Rp 348 miliar,” kata Hasnul.
Dia mengakui, perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kurang menguntungkan perseroan pada akhir tahun lalu. Namun, kata dia, perusahaan sebenarnya menunjukan pertumbuhan yang pesat. Hal tersebut tampak pada kenaikan jumlah pelanggan dan pertumbuhan pendapatan usaha.

Sepanjang 2008 XL berhasil menambah 5.572 BTS (base tranceiver station) baru, sehingga total BTS hingga akhir tahun lalu mencapai 16.729 unit. Total belanja modal (capital expenditure/capex) yang digunakan sebesar US$1,2 miliar.

Menurut Hasnul, XL telah menyelesaikan program perluasan jangkauan yang mencapai 90% dari populasi nasional. Karena itu, capex 2009 tidak akan sebesar 2008. Tahun ini, investasi XL akan lebih spesifik dan selektif untuk meningkatkan kapasitas jaringan. Total dana yang dialokasikan sekitar US$600-700 juta.

XL tengah mengkaji penawaran umum terbatas (rights issue) sekitar 10-15% saham pada semester II-2009. Dana tersebut kemungkinan besar untuk membantu pendanaan capex. Perseroan telah menunjuk JP Morgan, Merrill Lynch, dan PT Mandiri Sekuritas untuk membantu pelaksanaan penerbitan saham baru itu.

Saat ini, XL tengah berdiskusi dengan pemegang saham pengendali, yaitu TM International Bhd melalui anak usahanya, Indocel Holding Sdn Bhd, terkait kesiapan menjadi pembeli siaga rights issue perseroan.

TM International Bhd melalui Indocel Holding kini menguasai 83,8% saham XL. Emirates Telecommunications Corporation (Etisalat) memiliki 16% saham, sedangkan publik 0,2%.

Sementara itu, mengenai penjualan 7 ribu menara BTS, Hasnul menegaskan bahwa pihaknya telah menutup negosiasi dengan beberapa calon pembeli.

“Kondisi pasar kredit saat ini tidak memungkinkan bagi calon pembeli untuk memperoleh pendanaan,” jelas dia.

Sebelumnya, perseroan menargetkan perolehan dana segar dari penjualan menara sekitar US$600-800 juta. Recapital dan Saratoga disebut-sebut sebagai salah satu calon pembeli. (jau)

Read more.....

Bunga Pinjaman XL Membengkak

Manajemen diimbau lebih hati-hati dalam berutang


Oleh Sylviana Pravita R.K.N

Jakarta, Bisnis Indonesia – Beban bunga pinjaman PT Excelcominfd Pratama Tbk (XL) pada akhir 2008 membengkak 61,62% menjadi Rp1,12 triliun dibandingkan dengan pada akhir 2007 hanya senilai Rp694,38 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan Excelcomindo 2008 yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Haryanto Sahari & Rekan disebutkan akibat lonjakan beban bunga pinjaman tersebut, laba usaha operator seluler itu tergerus hingga membukukan rugi bersih Rp15,11 miliar.

Selain terbebani lonjakan bunga, Excelcomindo juga menderita rugi kurs Rp332,15 miliar pada 2008 dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp204,36 miliar.

Meski laporan keuangan itu tidak menjelaskan secara terperinci mengenai asal usul beban bunga, utang bank jangka panjang Excelcomindo pada 2008 melonjak 497,70% menjadi Rp15,34 triliun dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya hanya Rp2,57 triliun.
Dari utang jangka panjang itu, sebanyak Rp730,55 miliar jatuh tempo dalam 1 tahun.

Direktur Utama Excelcomindo Hasnul Suhaimi menjelaskan kerugian itu disebabkan kombinasi antara biaya insidental, provisi, dan juga perkembangan nilai tukar yang kurang menguntungkan yang terjadi menjelang akhir 2008.

Excelcomindo, katanya, membukukan pendapatan bersih 2008 sebesar RP9,76 triliun, tumbuh 51,16% dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya Rp6,46 triliun.

Pencapaian ini didorong oleh kenaikan total outgoing minutes 705% mencapai 54,9 miliar menit dan kenaikan jumlah pelanggan 68% menjadi total 26 juta pelanggan.

“Dengan menerapkan strategi peningkatan kualitas dengan harga yang bersaing, kami telah meraih sekitar 5% tambahan pangsa pasar pendapatan usaha,” ujarnya kemarin.

Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) Excelcomindo naik 46% menjadi Rp5,15 triliun pada akhir 2008 dengan margin EBITDA stabil, yaitu 42%.

Pada 21 Januari 2008, perseroan menandatangani perjanjian fasilitas kredit dengan ABN AMRO Bank N.V sebesar US$50 juta. Fasilitas kredit akan jatuh tempo pada 22 Juli 2009. Fasilitas kredit ini ditujukan untuk pembayaran pinjaman dan modal kerja.

Pada 22 Januari 2008, perseroan melakukan penarikan atas fasilitas kredit dari Standard Chartered Bank Rp1 triliun menggunakan fasilitas bradging loan, yang merupakan bagian dari perjanjian kredit dengan Standard Chartered Bank. Pinjaman ini telah dilunasi pada 20 Juni 2008.

“Tanpa pengaruh kurs yang belum terealisasi dan incidental charges pada 2008, maka laba bersih Excelcomindo seharusnya bisa mencapai Rp348 miliar,” ujarnya.

Investasi Jaringan
Sepanjang 2008, Excelcomindo berinvestasi untuk meningkatkan kapasitas jaringan, kapasitas perangkat keras, dan perangkat lunak untuk dapat menampung traffic lalu lintas telekomunikasi seluler.

Operator seluler itu menambah 5.572 base transceiver station (BTS) baru, sehingga pada akhir 2008 Excelcomindo memiliki 16.729 BTS, dengan belanja modal US$1,2 miliar.

Setelah merampungkan program perluasan jangkauan pada 2007 dengan menjangkau 90% dari populasi nasional, Excelcomindo tidak akan mengalokasikan dana belanja modal besar-besaran pada tahun ini.

“Dana belanja modal pada 2009 dialokasikan untuk program investasi secara lebih spesifik dan selektif karena itu dana yang akan dikeluarkan oleh perseroan untuk membayar belanja modal adalah US$600 juta –US$700 juta,” ujar Hasnul.

General Manager Corporate Communications Excelcomindo Pratama Myra Junor mengatakan meski perseroan batal menjual menara telekomunikasi, tetapi pada akhir 2008 Excelcomindo membukukan pendapatan penyewaan menara Rp277 miliar.

“Penjualan menara ini sewaktu-waktu bisa dibuka kembali bila ada penawaran yang menarik. Pak Hasnul menargetkan jumlah pelanggan naik menjadi 30 juta pada tahun ini dari 26 juta pada 2008 sedangkan pendapatan tahun ini diharapkan naik 20%,” tuturnya.

Analis saham PT Optima Securities Ikhsan Binarto mengatakan kerugian itu disebabkan adanya rugi kurs yang diluar dugaan manajemen. “Pada tahun ini diharapkan manajemen bisa lebih prudent,” tuturnya.

Excelcomindo adalah perusahaan telekomunikasi yang dimiliki oleh TM International Bhd melalui Indocel Holding Sdn Bhd (83,8%), Etisalat melalui Emirates Telecommunications Corporation (Etisalat) International Indoneisa Ltd. (16%), dan publik (0,2%). Sylviana.pravita@bisnis.co.id

Read more.....