HUAWEI Resmikan R&D Centre di Jakarta
Aturan Kandungan Lokal 30% untuk Operator Segera Keluar
Jakarta, Investor Daily – Pemerintah tangah merampungkan aturan berupa peraturan pemerintah (PP) mengenai syarat kepada seluruh operator telekomunikasi Indonesia untuk menggunakan kandungan lokal minimal sebesar 30%. Draf aturannya sudah jadi dan telah diserahkan ke Departemen Hukum dan HAM untuk disahkan.
Aturan Kandungan Lokal 30% untuk Operator Segera Keluar
Jakarta, Investor Daily – Pemerintah tangah merampungkan aturan berupa peraturan pemerintah (PP) mengenai syarat kepada seluruh operator telekomunikasi Indonesia untuk menggunakan kandungan lokal minimal sebesar 30%. Draf aturannya sudah jadi dan telah diserahkan ke Departemen Hukum dan HAM untuk disahkan.
“Saya tidak tahu jalur birokrasinya, tapi sudah kami serahkan untuk disahkan. Mudah-mudahan tahun depan sudah bisa diundangkan,” kata Direktur Standarisasi Ditjen Postel Depkominfo Azhar Hasyim usai peresmian pusat riset dan pengembangan (R&D Centre) milik Huawei Technologies Co Ltd di Jakarta, Rabu (10/12).
Aturan tentang kandungan lokal itupun sudah disosialisasikan kepada seluruh operator di Indonesia. “Mereka sudah menandatangani tanda setuju dengan aturan itu. Jadi, memang tidak ada masalah,” kata Azhar.
Sedangkan mengenai keluhan sebagian operator telekomunikasi yang menyebutkan tidak tersedianya produk lokal untuk perangkat telekomunikasi, menurut Azhar, hal itu juga tidak masalah lagi. Operator juga sudah mengetahui bahwa banyak produk lokal yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi syarat kandungan lokal 30% itu.
Sementara itu, Presdir PT Huawei Tech Investment Ma Yue mengatakan, kehadiran R&D Centre Huawei di Jakarta itu, salah satunya sebagai realisasi dari komitmen Huawei untuk alih teknologi. Ini sekaligus pula untuk mendukung regulasi pemerintah yang mensyaratkan operator telekomunikasi mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar 30% untuk produk lokal.
“Bisnis kami di Indonesia tidak hanya menyediakan solusi terkini untuk partner kami. Huawei juga berkomitmen melakukan alih teknologi dan melatih insinyur-insinyur Indonesia yang berbakat untuk tumbuh bersama Huawei,” kata Ma Yue.
Dia menjelaskan, pusat R&D ini melibatkan insinyur Indonesia yang berpengalaman dalam tahap awal pengembangannya. Huawei akan fokus pada pengembangan desain software aplikasi yang sesuai untuk pasar Indonesia.
R&D Centre Huawei tersebut adalah pusat riset ke-12 di luar Tiongkok, dan kedua setelah Bangkok, Thailand. Saat ini, Huawei memiliki 24 pusat riset.
Ma Yue juga menjelaskan tentang potensi bisnis Huawei di Indoneisa yang sangat besar. Pada tahun lalu, Huawei meraih kontrak penjualan di Tanah Air sebesar US$ 700 juta, dan tahun ini diperkirakan lebih besar dari itu. “Pada tahun depan, angkanya masih kami hitung,” kata dia.
Sepuluh operator di Indoneisa telah menggunakan produk Huawei. Produk yang dipakai operator di Tanah Air beragam, mulai dari perangkat GSM, CDMA dan fixed line, serta sistem Switch UMTS, dan lain-lain. Secara global, pada 2007, Huawei meraih kontrak penjualan sebesar US$ 16 miliar. “Pada tahun ini, hingga kuartal III, Huawei sudah meraih kontrak penjualan US% 20 miliar,” kata dia (rz)
0 komentar:
Posting Komentar