27 Desember 2009 Flexi Bicara Sepuasnya Cuma Rp17.500 per Bulan

Jakarta, Investor Dialy (23/12/2009) – PT Telkom menggelar program Bebas Bicara Sesama Flexi dan telepon rumah pada enam kota. Pelanggan Flexi di enam daerah itu bisa berkomunikasi sepuasnya dengan tarif Rp5.500 untuk program mingguan dan Rp17.500 untuk bulanan.

“Program Bebas Bicara ke Flexi dan telepon rumah itu serempak di laksanakan pada 20 Desember 2009. Program ini akan berlangsung selama enam bulan,” kata Executive General Manager PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Divisi Flexi Triana Mulyatsa di Jakarta, akhir pekan lalu.

Triana mengatakan, keenam kota itu adalah Karawang, Purwakarta, Serang, Cilegon, Pandeglang, dan Rangkas Bitung. Untuk menikmati layanan itu, pelanggan cukup mengirim SMS ke 678 berisi BB Bulanan dan BB Mingguan.

Sementara itu, lanjut Triana, untuk program Bebas Bicara dengan Telepon Rumah (PSTN), pelanggan Flexi bisa berkomunikasi dengan maksimal tiga nomor telepon rumah. Caranya, pelanggan Flexi mengirim SMS ke 678 berisi BB no PSTN1 spasi No PSTN2 spasi No PSTN3. Pelanggan bisa juga mengubah nomor tujuan telepon rumah.

Penyempurnaan TRRT
Selain itu, Telkom juga melanjutkan program poin reward Telepon Rumah Rejeki Tumpah (TRRT), bukan hanya bagi pelanggan telepon rumah, juga Speedy dan YesTV.

Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia mengatakan, pelanggan telepon rumah yang mendaftar ikut program TRRT mencapai 74% atau sekitar 5,8 juta pelanggan. Sedangkan jumlah poin yang terkumpul mencapai 11,18 miliar poin. Setiap menit menelepon mendapat satu poin.

“Besarnya jumlah pelanggan yang mengikutsertakan nomornya untuk mengikuti program TRRT menunjukkan bahwa program TRRT cukup diminati pelanggan,” ujar Eddy Kurnia di Jakarta, akhir pekan lalu.

Program baru TRRT akan digelar mulai Januari 2010. Program ini untuk pelanggan telepon rumah, juga bagi pengguna TelkomNet Instan dan Sambungan Langsung Internasional (SLI-007), Speedy, YesTV, dan siturs e-commerce Plasa.com. (rz)

Read more.....

Mobile-8 Modem Mobi Rp299 Ribu

Jakarta, Investor Daily (23/12/2009) – PT Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8) menawarkan Mobi Special Deal di lima lokasi Mobile-8 Center di Jakarta dan Bandung. Penawaran ini hanya berlaku pada Rabu, 23 Desember 2009.

“Program Mobi Special Deal ini merupakan program penjualan paket modem Mobi yang menawarkan banyak pilihan modem dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu mulai dari Rp299 ribu,” kata Head of Communications Mobile-8 Yolanda Nainggolan di Jakarta, Selasa (22/12).

Yolanda mengatakan, Mobi merupakan layanan akses internet berkecepatan tinggai 3.5G berteknologi CDMA yang diluncurkan pada Januari 2009. “Kami tidak hanya menawarkan modem yang murah dan tarif layanan internet yang sangat terjangkau, Mobi juga memberikan bonus pulsa tambahan sebesar 50% selama lima kali pengisian pulsa,” kata Yolanda. (rz)

Read more.....

Operator diminta jaga jaringan pada akhir tahun

Oleh Fita Indah Maulani
Bisnis Indonesia

Jakarta (23/12/2009): Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) meminta operator telekomunikasi untuk menjaga jaringannya agar tidak ada gangguan seperti beberapa tahun yang lalu.

Anggota BRTI Heru Sutadi mengungkapkan operator tetap dituntut memberikan layanan terbaik bagi konsumen yang merayakan Natal dan tahun baru.

“Menjelang Natal dan Tahun Baru 2010, walaupun secara statistik tingkat penggunaan layanan percakapan dan pengiriman SMS meningkat, tetapi tidak sebesar menjelang dan sesudah Idulfitri, regulator mengharapkan kepada para operator telekomunikasi menjaga kualitas pelayanan,” ujarnya kemarin.

“Pengalaman beberapa tahun terakhir menghadapi lonjakan trafik pada masa Lebaran, Natal dan tahun baru, membuat kami siap untuk menjaga kualitas jaringan dan layanan lebih baik lagi, baik untuk komunikasi suara, SMS maupun data,” ujar Adita Irawati, Group Head Corporate Communication Indosat.

Indosat tahun ini membarikan perhatian lebih untuk trafik komunikasi data dengan meningkatkan kapasitas hampir 4 kali lipat dibandingkan masa liburan Natal dan tahun baru lalu, atau sekitar 40 Tbyte per hari.

Dita menjelaskan trafik komunikasi data pada masa Natal dan tahun baru tahun ini diperkirakan melonjak hampir 3 kali lipat dibandingkan tahun lalu.

Sementara itu, PT Excelcomindo Pratama juga mengungkapkan trafik suara pada Natal dan tahun baru akan mencapai 20% dari 755 juta panggilan pada hari biasa, SMS 21% dari 320 juta SMS/hari pada hari biasa, dan data/GPRS (general packet radio services) 20% dari 3,8 Terabytes/hari pada hari biasa.

Read more.....

Telkom rampungkan optik Speedy di Madura

Oleh Dwi Wahyuni
Bisnis Indonesia

Surabaya (23/12/2009): PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) merampungkan proyeksi jaringan serat optik berkapasitas 96 core di Madura dengan memanfaatkan Jembatan Suramadu guna memacu pertumbuhan 3% pelanggan Speedy di wilayah itu pada tahun depan.

Genaral Manager Telkom Surabaya Barat Subandrio mengatakan jaringan serat optik sepanjang 48.000 meter dan membentang dari Surabaya ke Pulau Madura tersebut dipersiapkan untuk mendukung kecepatan broadband Internet hingga 3 megabite per second (Mbps).

Menurut dia, jaringan broadband tersebut akan dapat meningkatkan kualitas layanan Internet.

“Akses Speedy di Madura akan semakin cepat sehingga bisa menjadi momentum untuk menguatkan penetrasi pengguna Internet di Pulau itu,” ujar Subandrio di Surabaya, kemarin.

Telkom, katanya, menargetkan pertumbuhan pelanggan Speedy di Madura sebesar 3% atau 13.000 pelanggan di Madura. Menurut dia semula kecepatan akses Speedy di Madura hanya mencapai 384 kilobite per second (kbps).

Namun dengan selesainya proyek jaringan serat optik kecepatan akses di Pulau Garam itu, kecepatan Internetnya akan sama yang di kota besar seperti Surabaya dan Jakarta.

Menurut catatan Telkom, kecepatan akses Internet Speedy di kedua kota tersebut bisa mencapai puncak 3 Mbps.

Sementara itu, untuk memberikan informasi mengenai kesiapan jaringan akses Internet ataupun produk derivatif dari Speedy kepada konsumen di pulau itu, Telkom menggelar Road Show Speedy Go To Faster di Madura. Perhelatan ini dilakukan secara bertahap mulai dari Bangkalan, Pamengkasan dan terakhir di Kabupaten Sumenep.

Pameran itu diharapkan akan mampu menggenjot penetrasi pengguna Internet Speedy di pulau itu.

Sebagaimana diketahui pemakai Internet baru tercatat 10.000 pelanggan, sementara total populasinya mencapai 6 juta jiwa. Dari total pelanggan Speedy tersebut, sekitar 4.000 di antaranya merupakan pelanggan dari segmen industri.

“Kami optimis penambahan kapasitas akan membuat penetrasi pasar Speedy mudah dilakukan, sebab masyarakat sudah bisa merasakan fasilitasnya,” tegas Subandrio.

Itulah sebabnya, lanjutnya, Telkom akan membidik semua segmen konsumen yakni mulai dari kalangan pendidikan hingga corporate lewat berbagai program kerja sama.

Read more.....

‘BRTI harus dipertahankan’

Restrukturisasi Depkominfo efektif pertengahan 2010

Oleh Arif Pitoyo
Bisnis Indonesia

Jakarta (23/12/2009): Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dinilai perlu dipertahankan untuk menjaga persaingan yang sehat di industri telekomunikasi sekaligus untuk menjamin kepastian regulasi.

Anggota BRTI Iwan Krisnadi mengungkapkan regulator yang efektif diukur dengan seberapa besar independensinya. “Task Force PBB mengenai ICT mengungkapkan adanya independensi regulator di suatu negara akan melapangkan investasi. Tren di dunia juga tengah menuju pemisahan operasional dan regulator,” ujarnya kepada Bisnis kemarin.

Sumber Bisnis yang dekat dengan BRTI menyebutkan keberadaan lembaga tersebut terancam dibubarkan menyusul restrukturisasi Depkominfo berupa penghilangan Ditjen Pos dan Telekomunikasi.

Saat ini keberadaan regulator tersebut dibahas di Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Perekonomian, dan Depkominfo.

Pentingnya keberadaan BRTI juga karena sudah ada organiasi regulasi telekomunikasi di tingkat regional Asean, seperti Telmin (Telecommunication Ministry) Asean, Telsom (Telecommunication Senior Officer Meeting), dan ATRC (Asean Telecommunication Regulatory Council). Iwan melanjutkan sejumlah regulator telekomunikasi di dunia sudah ada kecenderungan menuju regulator independen penuh seperti Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) di Indonesia.

Namun untuk di Indonesia, tambahnya, BRTI sebaiknya tetap menginduk ke Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) karena agar ada kesatuan jalur, tidak seperti di Thailand, di mana regulatornya sejajar dengan menteri yang malah menghasilkan kebijakan tidak sinergis.

“Berakhirnya era monopoli menuju leberalisasi perlu didukung oleh regulator yang kuat dengan kewenangan yang diperluas, meski masih di bawah Menkominfo. Pascarestrukturisasi Depkominfo, Ketua BRTI sebaiknya dijabat sekjen, mengingat fungsi telekomunikasi sudah menyebar di beberapa ditjen.”

Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Setyanto P. Santosa mengaku kurang sependapat apabila BRTI dibubarkan.

“Sebaiknya BRTI tetap dipertahankan sampai pengganti UU No. 36/1999 mengenai Telekomunikasi ditetapkan,” ujarnya.

Direktur Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) Kamilov Sagala mengatakan BRTI sebaiknya setingkat menteri dan disahkan melalui UU seperti KPI.

Restrukturisasi Depkominfo
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) menyetujui proposal restrukturisasi Departemen Komunikasi dan Informatika. Setelah itu, akan segera diterbitkan peraturan presiden (perpres) mengenai struktur baru Depkominfo.

“Dalam perpres tidak akan disebut mengenai BRTI. Keberadaan dan posisi BRTI baru dibicarakan di tingkat Depkominfo melalui permenkominfo. Yang jelas, lembaga tersebut tidak akan dihilangkan,” ujar Kapala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S. Dewa Broto.

Gatot memperkirakan struktur baru Depkominfo, termasuk di dalamnya BRTI akan berjalan efektif mulai pertengahan 2010.

Sarwoto Atmosutarno, Dirut PT Telkomsel, berpendapat dengan adanya konvergensi telekomunikasi dan informasi, media dan Internet maka masalah yang prioritas dibenahi adalah tumpang tindihnya kepengurusan regulator. (FITA INDAH MAULANI/RONI YUNIANTO) (arif.pitoyo@bisnis.co.id)

Read more.....

Regulator larang SMS gratis

ATSI tengah membahas SMS gratis secara intensif

Oleh Fita Indah Maulani
Bisnis Indonesia

Jakarta (23/12/2009): Beberapa operator telekomunikasi kembali melakukan penawaran SMS gratis lintas operator yang tahun lalu sempat diributkan hingga rgulator mengeluarkan surat imbauan karena menimbulkan persaingan tidak sehat.

Heru Sutadi, anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), mengatakan masalah ini tahun lalu sempat mendapat reaksi tegas dari regulator dengan keluarnya surat larangan adanya penawaran SMS gratis lintas operator.

“Setelah keluarnya edaran tersebut, para operator meminta masalah ini diatur di antara mereka sendiri, semacam self regulated. Mereka rencananya akan membuat code of conduct,” ujarnya kepada Bisnis, kemarin.

Aturan bisnis yang disusun antaroperator tersebut hingga kini belum diketahui apakah sudah ada atau belum karena belum dilaporkan kembali kepada regulator.

Guntur S. Siboro, Chief Marketing Officer PT Indosat Tbk, mengakui ada beberapa operator yang kini kembali menawarkan SMS gratis lintas operator yang pdaa akhirnya dianggap membebankan jaringan operator lain, padahal dalam SMS tidak ada interkoneksi.

“Kami melihat hal ini bisa terjadi karena memang belum ada aturan yang baku dan jelas sehingga sering ada operator yang memanfaatkan hal ini untuk meningkatkan jualan. Akhirnya operator lain juga melakukan hal serupa,” ujarnya.

Skema tarif SMS sekarang berupa sender keep all (SKA), sebaiknya diubah menjadi berbasis interkoneksi. SKA adala pola penarifan di mana biaya SMS diambil semuanya oleh operator pengirim. Sedangkan berbasis interkoneksi, ada revenue sharing antara operator pengirim dan penerima SMS.

“Kalau sudah berbasis interkoneksi akan lebih adil. Mau dibanting harganya pun jaringan penerima SMS tetap mendapat pemasukan sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan,” ujarnya.

Berdasarkan catatan, operator yang mulai menawarkan SMS gratis lintas operator saat ini adalah Three dan Axis. Three menawarkan gratis 100 SMS per hari ke semua operator dan Axis menawarkan bonus seribu rupiah yang dapat dimanfaatkan untuk SMS atau menelepon lintas operator.

Ketua Asosiasi Telekomunikasi Indonesia (ATSI) Sarwoto Atmosutarno, mengungapkan pihaknya bersama operator lainnya tengah membahas hal tersebut secara intensif.

Pada 2006, ATSI pernah tersandung persoalan kartel tarif SMS saat mencoba mengatur tarif layanan tersebut hingga Rp250-Rp300 per SMS. Saat itu sejumlah operator juga menggelar layanan SMS gratis ke operator lainnya hingga kapasitas jaringan operator tujuan pengiriman menjadi penuh.

Harga Rp250 per SMS mulai muncul pada 2003 karena biaya produksi saat itu adalah sekitar Rp190, belum termasuk biaya promosi, dan lainnya.

Kartel SMS
Awalnya, penyeragaman tarif Rp250 merupakan perjanjian dua operator saja, tetapi pelaku industri saat itu melihat bila tarif SMS berbeda satu sama lainnya, maka akan muncul aliran SMS sampah yang tentunya akan mematikan jaringan operator tertentu.

Heru menilai aksi spamming itu bukan dipicu tarif SMS murah, tetapi oleh penyedia konten tidak bertanggung jawab. Dengan murahnya tarif SMS, lanjutnya, trafiknya akan meningkat, sehingga secara otomatis industri malah diuntungkan. (ARIF PITOYO) (fita.indah@bisnis.co.id)

Read more.....

16 Desember 2009 Israel dilarang masuki telekomunikasi

Oleh Fita Indah Maulani
Bisnis Indonesia

Jakarta (15/12/2009): Departemen Komunikasi dan Informatika mengancam akan mencabut izin penyelenggara telekomunikasi yang bekerja sama dengan negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia, seperti Israel.

Menkominfo Tifatul Sembiring mengimbau agar penyelenggara telekomunikasi tidak menggunakan perangkat-perangkat dari negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia seperti Israel,” ujar Tifatul Sembiring, Menteri Komunikasi dan Informatika di sela-sela pembukaan ICT Expo, kemarin.

Depkominfo menegaskan kerja sama dengan negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik melanggar Pasal 21 UU No36/1999 tentang Telekomunikasi dan diancam dengan penggelaran tender perangkat ulang sampai pencabutan lisensi.

Pasal tersebut kurang lebih berbunyi, penyelenggara telekomunikasi dilarang melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan gangguan ketertiban umum, melanggar kesusilaan, dan mengganggu keamanan.

Hal itu disampaikan terkait dengan penggelaran tender pengadaan perangkat billing system Telkomsel, di mana salah satu pesertanya adalah Amdocs yang sahamnya dimiliki oleh perusahaan asal Israel.

Tifatul menambahkan masih banyak perusahaan penyedia layanan atau perangkat serupa dari negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia, seperti China, Amerika Serikat, dan beberapa negara asal Eropa.

“Jika tidak ya dorong manufaktur dalam negeri, tetapi manufaktur lokal juga jangan menggandeng perusahaan dari negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik seperti Israel,” ujarnya.

Dirut Telkomsel Sarwoto Atmosutarno tidak menanggapi pertanyaan Bisnis ketika dikonfirmasi seputar penggelaran tender perangkat billing system tersebut.

Isu masuknya perusahaan asal Israel ke Industri telekomunikasi Indonesia juga tercium dalam penyediaan perangkat WiMax.

Salah satu perusahaan yang turut serta dalam penyediaan perangkat tersebut adalah Abhimata Cipta Abadi yang menggandeng Alvarion untuk menyediakan perangkat WiMax di frekuensi 3,3 GHz dengan standar nomadic.

Hal ini diakui oleh CEO PT Mediatama Anugrah Citra, induk perusahaan Abhimata, Supeno Lembang, pekan lalu.

Read more.....

Telkom pulihkan jaringan kabel

Jakarta, Bisnis Indonesia (15/12/2009): PT Telkom Tbk menyelesaikan gangguan kabel primer yang mencatu STO (Sentral Telepon Otomat) Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Siaran pers Telkom, kemarin, menyatakan Tim Jaringan Telkom Jakarta Selatan telah berhasil menyelesaikan gangguan massal kabel primer yang mencatu STO Pasar Minggu.

“Proses penyambungan sembilan kabel primer tuntas dilakukan. Sebanyak 3.352 sst saluran telepon dan 823 ssl layanan Speedy telah berhasil diaktifkan kembali pada Sabtu malam [12 Desember],” demikian bunyi siaran pers Telkom kemarin.

Gamas kabel primer yang terjadi sejak Selasa (8 Desember) lalu mengakibatkan putusnya sembilan kabel primer yang dicatu dari STO Pasar Minggu. (BISNIS/API)

Read more.....

Telkomsel sambut Natal

Bandung, Bisnis Indonesia (15/12/2009): Telkomsel menghadirkan layanan konten religi dari Pendeta Gilbert Lumoindong untuk menyambut perayaan Natal 2009.

Yunita Primastuti, GM Community Management & New Segment Telkomsel, mengatakan pelanggan akan mendapatkan berbagai konten khas Kristiani seperti moving Bible, tips iman, renungan harian, wallpaper, ringtone, dan lain-lain.

“Kami berharap layanan ini dapat memudahkan pelanggan dari kalangan Kristiani dalam beribadah di bulan penuh kasih ini,” katanya dalam rilis yang diterima Bisnis, kemarin.

Menurut dia, konten Kristiani Pendeta Gilbert ini merupakan langkah awal Telkomsel dalam memfasilitasi kebutuhan komunitas pendeta Gilbert. (BISNIS/K39)

Read more.....

Perangkat 3,3 GHz lebih diminati

Gelaran WiMax 16e tunggu 16d tuntas

Oleh Fita Indah Maulani
Bisnis Indonesia

Jakarta (15/12/2009): Vendor lokal penyedia perangkat teknologi pita lebar worldwide interoperability for microwave access (WiMax) lebih memilih mengembangkan produk 16d untuk penggunaan di frekuensi 3,3 GHz dibandingkan dengan 2,3 GHz.

Padahal frekuensi 2,3 Ghz baru selesai ditenderkan oleh pemerintah untuk layanan WiMax menggunakan teknologi 16d, kini delapan perusahaan pemenang tender sudah memperoleh type approval (TA) dan bisa mulai melakukan pembangunan jaringan.

Saat ini baru ada dua perusahaan yang mengantongi sertifikasi Ditjen Postel dan memiliki perangkat dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 30% untuk subscriber station (SS) dan 40% bagi base station (BS), yaitu PT Hariff Daya Tunggal Engineering dan PT Teknologi Riset Global (TRG).

R.K. Harsiki, Direktur PT Airspan Networks Indonesia, mengatakan pihaknya menjadi mitra teknologi PT LEN Industri hanya untuk perangkat 16d yang akan dijual pada frekuensi 3,3 GHz, memenuhi kebutuhan operator existing di sana yaitu PT Telkom Tbk dan PT Indosat Mega Media (IM2).

“Kami mengadakan perangkat ini karena ada kebutuhan di sana, sementara untuk perangkat di frekuensi 2,3 GHz kami belum memiliki mitra,” ujarnya.

Kontrak kerja sama dilakukan selama operator di frekuensi 3,3 GHz membutuhkan perangkat 16d tersebut. Perangkat yang tersedia saat ini masih merupakan produk yang dirakit di Indonesia (assembling) sembari pengembangan peranti lunak lokal dilakukan bertahap.

Dua perusahaan
LEN Industri pekan lalu dikabarkan sudah mengajukan type approval (TA) kepada Ditjen Postel untuk perangkat 16d.

“Sejauh ini pemerintah tetap berpegang pada standar nomadic. Apalagi saat ini sudah ada dua perusahaan yang mendapatkan sertifikasi perangkat sesuai dengan standar TKDN dan dua penyedia perangkat lagi sedang mengajukan TA,” ujar Direktur Standardisasi Ditjen Postel Azhar Hasyim.

Diungkapkannya, dua perusahaan yang sudah memenuhi TKDN adalah PT Hariff Daya Tunggal Engineering dan PT Teknologi Riset Global (TRG). Adapun, dua perusahaan yang sedang mengajukan TA adalah PT Abhimata Citra Abadi (Abhimata) dan PT LEN Industri.

Frekuensi 3,3 GHz saat ini dikuasai oleh Telkom dan IM2. dalam waktu dekat beberapa perusahaan yang berasal dari migrasi 3,5 GHz akan segera bergabung, yaitu PT Aplikanusa Lintasarta, PT Corbec Communication, PT Jasnikom Gemanusa, PT Reka Jasa Akses, PT Citra Sari Makmur, dan PT Indosat di mana masing-masing akan mendapatkan alokasi pita 12,5 MHz.

Sementara itu, dari Bandung Basuki Yusuf Iskandar, Sekjen Depkominfo sekaligus Plt. Dirjen Postel Depkominfo, menegaskan pemerintah mempersilakan industri lokal memproduksi perangkat teknologi WiMax 16.e bahkan kalau bisa mengekspornya, tetapi jangan memaksakan segera diterapkan di Indonesia dalam waktu dekat.

Delapan vendor lokal siap memproduksi teknologi 16e, yaitu PT Gema Teknologi Indonesia, PT Realta Chakradarma, PT Panggung Elektrik Citabuana, PT Berca Cakra Teknologi, PT Jetcoms Netindo, PT Xirca Dama Persada, PT LEN Industri Persero, dan PT Olex Cables Indonesia.

Dirjen Postel menegaskan gelaran WiMax 16e baru akan digelar pemerintah jika gelaran 16d dianggap sudah berhasil, baik secara komersial maupun efektif memberdayakan vendor manufaktur telekomunikasi lokal.

“Mengenai waktunya kapan, ikuti saja bersama-sama. Kalau memangoperator dan industri dibuat sehat, kami segara gelar tender 16e. Namun, sekarang, mari semuanya fokus dulu ke existing 16d.” (MUHAMMAD SUFYAN) (fita.indah@bisnis.co.id)

Read more.....