16 Desember 2009 Perangkat 3,3 GHz lebih diminati

Gelaran WiMax 16e tunggu 16d tuntas

Oleh Fita Indah Maulani
Bisnis Indonesia

Jakarta (15/12/2009): Vendor lokal penyedia perangkat teknologi pita lebar worldwide interoperability for microwave access (WiMax) lebih memilih mengembangkan produk 16d untuk penggunaan di frekuensi 3,3 GHz dibandingkan dengan 2,3 GHz.

Padahal frekuensi 2,3 Ghz baru selesai ditenderkan oleh pemerintah untuk layanan WiMax menggunakan teknologi 16d, kini delapan perusahaan pemenang tender sudah memperoleh type approval (TA) dan bisa mulai melakukan pembangunan jaringan.

Saat ini baru ada dua perusahaan yang mengantongi sertifikasi Ditjen Postel dan memiliki perangkat dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 30% untuk subscriber station (SS) dan 40% bagi base station (BS), yaitu PT Hariff Daya Tunggal Engineering dan PT Teknologi Riset Global (TRG).

R.K. Harsiki, Direktur PT Airspan Networks Indonesia, mengatakan pihaknya menjadi mitra teknologi PT LEN Industri hanya untuk perangkat 16d yang akan dijual pada frekuensi 3,3 GHz, memenuhi kebutuhan operator existing di sana yaitu PT Telkom Tbk dan PT Indosat Mega Media (IM2).

“Kami mengadakan perangkat ini karena ada kebutuhan di sana, sementara untuk perangkat di frekuensi 2,3 GHz kami belum memiliki mitra,” ujarnya.

Kontrak kerja sama dilakukan selama operator di frekuensi 3,3 GHz membutuhkan perangkat 16d tersebut. Perangkat yang tersedia saat ini masih merupakan produk yang dirakit di Indonesia (assembling) sembari pengembangan peranti lunak lokal dilakukan bertahap.

Dua perusahaan
LEN Industri pekan lalu dikabarkan sudah mengajukan type approval (TA) kepada Ditjen Postel untuk perangkat 16d.

“Sejauh ini pemerintah tetap berpegang pada standar nomadic. Apalagi saat ini sudah ada dua perusahaan yang mendapatkan sertifikasi perangkat sesuai dengan standar TKDN dan dua penyedia perangkat lagi sedang mengajukan TA,” ujar Direktur Standardisasi Ditjen Postel Azhar Hasyim.

Diungkapkannya, dua perusahaan yang sudah memenuhi TKDN adalah PT Hariff Daya Tunggal Engineering dan PT Teknologi Riset Global (TRG). Adapun, dua perusahaan yang sedang mengajukan TA adalah PT Abhimata Citra Abadi (Abhimata) dan PT LEN Industri.

Frekuensi 3,3 GHz saat ini dikuasai oleh Telkom dan IM2. dalam waktu dekat beberapa perusahaan yang berasal dari migrasi 3,5 GHz akan segera bergabung, yaitu PT Aplikanusa Lintasarta, PT Corbec Communication, PT Jasnikom Gemanusa, PT Reka Jasa Akses, PT Citra Sari Makmur, dan PT Indosat di mana masing-masing akan mendapatkan alokasi pita 12,5 MHz.

Sementara itu, dari Bandung Basuki Yusuf Iskandar, Sekjen Depkominfo sekaligus Plt. Dirjen Postel Depkominfo, menegaskan pemerintah mempersilakan industri lokal memproduksi perangkat teknologi WiMax 16.e bahkan kalau bisa mengekspornya, tetapi jangan memaksakan segera diterapkan di Indonesia dalam waktu dekat.

Delapan vendor lokal siap memproduksi teknologi 16e, yaitu PT Gema Teknologi Indonesia, PT Realta Chakradarma, PT Panggung Elektrik Citabuana, PT Berca Cakra Teknologi, PT Jetcoms Netindo, PT Xirca Dama Persada, PT LEN Industri Persero, dan PT Olex Cables Indonesia.

Dirjen Postel menegaskan gelaran WiMax 16e baru akan digelar pemerintah jika gelaran 16d dianggap sudah berhasil, baik secara komersial maupun efektif memberdayakan vendor manufaktur telekomunikasi lokal.

“Mengenai waktunya kapan, ikuti saja bersama-sama. Kalau memangoperator dan industri dibuat sehat, kami segara gelar tender 16e. Namun, sekarang, mari semuanya fokus dulu ke existing 16d.” (MUHAMMAD SUFYAN) (fita.indah@bisnis.co.id)

0 komentar: