IPO POWERTEL
PowerTel Sudah Punya Pembeli Siaga dari Arab Saudi
Jakarta, Kontan – Perusahaan penyelenggara jasa dan jaringan telekomunikasi, PT Power Telekomunikasi (PowerTel) memastikan tetap akan menggelar hajatan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada tahun ini.
PowerTel Sudah Punya Pembeli Siaga dari Arab Saudi
Jakarta, Kontan – Perusahaan penyelenggara jasa dan jaringan telekomunikasi, PT Power Telekomunikasi (PowerTel) memastikan tetap akan menggelar hajatan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada tahun ini.
Malahan, kini PowerTel sudah mempunyai calon pembeli siaga alias standby buyer di hajatannya nanti. Investor yang bakal menjadi pembeli siaga IPO PowerTel tersebut berasal dari Arab Saudi. Calon investor dari Arab Saudi itu sudah meneken poin-poin perjanjian atau Letter of Intent (LoI) sebagai tanda persetujuan awal.
Investor dari Arab Saudi itu otomatis akan membeli saham PowerTel, apabila publik tak membeli tawaran saham IPO Powertel.
Namun, Jimmy Nyo, Direktur Investment Banking BNI Securities yang menjadi penjamin emisi (underwriter) IPO PowerTel masih belum mau membuka identitas sang calon pembeli siaga tersebut. “Yang pasti perusahaan investasi dari Arab Saudi,” ujarnya ke KONTAN, kemarin.
Menurut Jimmy, saat ini kedua belah pihak masih melakukan proses negosiasi harga. Nah, setelah negosiasi harga selesai, pihak investor selanjutnya akan melakukan uji tuntas atau due dilegence terlebih dahulu.
Uji tuntas ini akan mulai berlangsung bulan depan. Perkiraannya, proses due dilegence tersebut membutuhkan waktu sekitar sebulan. “Kira-kira akan berakhir pada akhir kuartal pertama 2009,” kata Jimmy.
Jimmy juga masih enggan memberi kepastian kapan PowerTel melantai di bursa. “Kita tunggu dulu hasil due dillegence selesai,” ujarnya.
Sebelumnya, KONTAN menulis, PowerTel akan melepas saham ke publik sekitar 29.84%. Dari penawaran saham perdana itu PowerTel berharap mampu meraup dana sekitar Rp 500 miliar sampai Rp 700 miliar.
PowerTel berniat menggunakan 59% dana hasil IPO itu untuk membangun jaringan telekomunikasi berbasis serat optik. Lalu, 32% dana ia gunakan sebagai modal kerja. Dan 9% sisanya untuk pembelian kembali (buy back) obligasi syariah konversi.
PowerTel berencana mempercepat pembayaran obligasi syariah konversi yang seharusnya jatuh tempo pada akhir tahun 2009. Total nilai obligasi yang jatuh tempo itu mencapai Rp 43 miliar.
Sekedar catatan, pada 23 Juli 2008, PowerTel telah menerbitkan obligasi syariah (sukuk) mudharabah konversi senilai Rp 118,95 miliar. Sebagian besar obligasi itu dibeli oleh Islamic Corporation for The Development of The Private Sector (ICDPS).
ICDPS berhak mendapatkan 951,6 juta saham setelah PowerTel melakukan IPO.
Nah, setelah penawaran saham perdana, ICDPS akan menggenggam 14,2% saham PowerTel. Adapun PowerCom Indonesia akan memiliki 36,93% dan Power Network memiliki 19.03% saham. Selebihnya, 29.84% saham mungkin menjadi milik publik. Badrut Tamam
0 komentar:
Posting Komentar