Oleh Muhammad Sufyan
Bandung, Bisnis Indonesia – Investasi operator telekomunikasi mulai tahun ini harus diarahkan ke layanan Internet, dibandingkan dengan layanan suara yang margin keuntungannya semakin turun.
Bandung, Bisnis Indonesia – Investasi operator telekomunikasi mulai tahun ini harus diarahkan ke layanan Internet, dibandingkan dengan layanan suara yang margin keuntungannya semakin turun.
Suryatin Setiawan, praktisi sekaligus pengamat telekomunikasi, mengungkapkan kebutuhan masyarakat Indonesa dalam menggunakan Internet makin meningkat seiring booming situs jejaring sosial dan instant messaging.
Sementara itu, tren peranti ponsel cerdas yang mampu mengakomodasi layanan Internet secara non stop, khusus BlackBerry dan iPhone, juga makin diterima masyarakat secara keseluruhan.
Total pengirim BlackBerry ke Asia Tenggara pada semester pertama 2008 sama dengan pengiriman seluruh dunia pada 2007, sementara inden bundling iPhone dan Telkomsel dalam 2 minggu sudah mencapai 8.000 pemesan.
“Banyak tipikal pengguna BlackBerry yang sepanjang hari kerjanya hanya cek status teman-temannya di Facebook. Bahkan, telepon dan SMS juga tergantikan yahoo Messenger,” katanya kepada Bisnis akhir pekan lalu.
Mantan Direktur PT Telkom Tbk ini mengungkapkan gejala kebutuhan Internet di Indonesia saat ini sudah sejalan dengan situasi ketika masyarakat Amerika Serikat mulai menggandrungi layanan Internet.
Dengan didorong layanan jejaring sosial dan pesan instan tersebut, masyarakat Amerika saat ini akhirnya lebih sering melihat layar komputer dalam kesehariannya dibandingan dengan melihat layar televisi.
“Sebeb menonton televisi dan mendengar radio secara streaming juga bisa dilakukan lewat internet. Karenanya, layanan yang sangat komprehensif ini dibutuhkan pula oleh para pengguna internet di ponsel.”
Berdasarkan kajian lembaga riset global (Juniper, EITO, dan MIC) pada 2008 disebutkan bahwa satu dari tiga pengguna ponsel di dunia akan mengakses layanan Internet kecepatan tinggi pada 2012 mendatang.
Operator asal Korea Selatan, SK Telecom, bahkan sudah memiliki 1 juta pelanggan mobile social networking pada akhir 2007 lalu dengan tingkat pengguna 11 kali dalam sehari sehingga estimasi pendapatan US$55 juta pada 2006 lalu.
Suryatin melanjutkan investasi ke layanan Internet juga dibutuhkan karena kualitas pemasukan layanan data masih sangat baik dibandingkan dengan layanan konvensional yang makin mendekati kejenuhan.
0 komentar:
Posting Komentar