25 Maret 2009 Operator Telekomunikasi Tawarkan Pensiun Dini

Oleh Encep Saepudin

Jakarta, Investor Daily – Pensiun dini (pendi) menjadi pilihan bagi operator telekomunikasi untuk merampingkan manajemen, sekaligus mengurangi beban biaya operasional. Meski demikian, operator sangat berhati-hati menerapkan pendi di masa krisis ini.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) telah mengumumkan secara resmi program pendi itu. BUMN dengan 25 ribu karyawan ini telah menyiapkan dana sekitar Rp750 miliar untuk membayar kompensasi bagi 1.156 karyawan Telkom yang mengambil program itu.

PT Excelcomindo Pratama (EP) Tbk juga menerapkan program sejenis. Dirut EP Hasnul Suhaimi mengatakan, program pendi itu disiapkan bagi karyawan yang mau mengundurkan diri tanpa paksaan. Ada sekitar 70 orang,” kata Hasnul.

Pada akhir 2008, jumlah karyawan PT EP mencapai 2.097 orang. Menurut Hasnul, skema pendi menghidari langkah perusahaan untuk memberhentikan sejumlah karyawan secara sepihak. “Ekonomi memang mengarah pada ketidakpastian, tapi belum ada rencana kami untuk PHK,” kata dia.

Krisis finansial global yang tengah merasuk ke sendi-sendi perekonomian nasional, menurut Hasnul, sampai saat ini, sektor telekomunikasi secara umum masih mampu mempertahankan diri tanpa PHK. Kalau pun terjadi PHK massal pada beberapa sektor usaha, biasanya operator telekomunikasi paling belakang dibandingkan sektor lain.

Sementara itu, Direktur Marketing PT Indosat Tbk Guntur S Siboro mengatakan, dalam kondisi krisis ini, Indosat memutuskan zero growth untuk bidang sumber daya manusia (SDM). Artinya, Indosat memilih untuk tidak menambah karyawan baru dan berusaha untuk tidak mengurangi karyawan yang saat ini berjumlah 7.700 orang.

“Bila ada karyawan yang mundur atau pensiun secara alamiah, posisinya akan kami isi dengan karyawan baru. Dengan begitu, jumlah karyawan tetap sebanyak itu saja. Itu zero growth,” kata dia.

Selain pensiun alamiah, lanjut dia, Indosat juga memberikan kesempatan kepada karyawan yang berniat mengajukan pendi. Sejumlah kalusul pun telah disiapkan, yang intinya untuk mendukung mereka agar mandiri selepas dari perusahaan.

“Hitung-hitungannya sudah ada. Dan, tidak sampai menelantarkan mereka bila mundur dari perusahaan,” kata dia.

Bagi perusahaan, ujar Guntur, sudah menjadi keharusan untuk membantu karyawan yang ingin mengembangkan kepribadiannya diluar Indosat. Kompensasi yang memadai diharapkan bisa membantu mereka untuk eksis.

Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia menjelaskan, program pensiun dini ditawarkan secara sukarela kepada karyawan. Program ini untuk merampingkan jumlah karyawan Telkom yang saat ini berjumlah 25 ribu orang agar lebih lincah dalam bergerak.

Karyawan yang memenuhi syarat untuk pendi, manajemen memberikan kompensasi yang sangat memadai. Peminat program pensiun dini cukup banyak, tetapi tidak semua karyawan yang mengajukan pendi disetujui. “Sebagian besar pensiun dini diberikan kepada karyawan yang berusia sekitar 48 tahun ke atas,” jelas Eddy Kurnia.

Program pendi tersebut pertama kali dilakukan pada 1995 dan akan terus berlanjut hingga 2011. pada 1995, sebanyak 5.188 karyawan mengikuti program tersebut. Sejak 2002 hingga 2009, sebanyak 11.281 karyawan yang mengambil program pendi. Selain program pendi, pada tahun ini ada sekitar 700 orang yang memang sudah memasuki masa pensiun.

Tidak Ada PHK
Sementara itu, Direktur PT Bakrie Telecom Rakhmat Djunaidi mengatakan, berkaca dari pengalaman krisis 1998, sektor telekomunikasi paling akhir merasakan imbas krisis. Bahkan, krisis meningkatkan pendapatan operator karena penerapan hidup hemat para pelanggan. Mereka mengurangi mobilitasnya dan menambah panjang aktivitas komunikasi lewat seluler.

Oleh karena itu, Bakrie Telecom tidak berniat mengurangi jumlah karyawannya yang saat ini sekitar 3.500 orang. “Malah kami sedang evaluasi untuk merekrut karyawan baru. Tapi, keputusannya tunggu setelah April nanti,” kata dia.

Namun, kata Rakhmat, kondisi itu bisa berubah bila terjadi konsolidasi antaroperator. Manajemen baru operator hasil gabungan dua operator atau lebih pasti akan mengurangi karyawan. Kebijakan ini tidak bisa dihindari untuk merampingkan manajeman perusahaan.

Kabar buruk tersiar di PT Smart Telecom. Operator CDAM itu dikabarkan telah memberhentikan 300 karyawannya. Namun, kabar tersebut segera dibantah Public Relation Specialist Maria Claudine. “Tidak ada PHK. Kami ini perusahaan baru, dan karena itu berita itu tidak benar,” kata dia.

0 komentar: