07 Juli 2009 Operator Yakin RIM Buka Kantor di Jakarta

Oleh Imam Suhartadi
Investor Daily

Jakarta – Kalangan DPR RI dan operator telekomunikasi berharap dan yakin Research In Motion (RIM), produsen BlackBerry, merealisasikan janjinya untuk membuka kantor atau service centre di Indonesia.

Demikian rangkuman pendapat Anggota Komisi I DPR dari F-PDIP Andreas Pareira, Head of Brand Marketing Indosat Teguh Prasetya, dan Manajer BlackBerry & Ritel Internet PT Excelcomindo Pratama (EP), Warih Handono. Mereka dihubungi Investor Daily secara terpisah pada Minggu (5/7) dan Senin (6/7).

Andreas memuji sikap Direktorat Jenderal (Ditjen) Pos dan Telekomunikasi (Postel) Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) yang mengultimatum RIM agar merealisasikan komitmennya untuk membuka kantor dan/atau pusat layanan purna jual di Tanah Air.

Dia juga memiliki keyakinan, antara RIM dan Depkominfo akan mencapai titik temu mengenai persoalan tersebut. Namun demikian, bila sampai batas waktu yang ditetapkan, RIM mengabaikan tuntutan Depkominfo, perlu ada sikap tegas.

“Jangan sampai ancaman Depkominfo ini lebih sebagai langkah untuk melakukan negosiasi di belakang layar,” ujar Andreas.

Sementara itu, Teguh Prasetya menyatakan, pihaknya menyerahkan persolan ini kepada Ditjen Postel Depkominfo. Namun demikian, dia tetap berharap ada jalan keluar terbaik, sehingga tidak sampai keluar keputusan tegas dari Dirjen Postel, seperti penolakan seluruh sertifikasi BlackBerry.

“Kami berharap ada jalan keluar yang terbaik. Yakni, ada musyawarah di antara keduanya untuk mencari jalan terbaik,” ujar Teguh.

Menurut dia, untuk produk BlackBerry yang sudah ada tidak akan menjadi persoalan, sekalipun Ditjen Postel mengeluarkan putusan untuk menghentikan sertifikasi. Namun, hal itu hanya berpengaruh pada produk-produk BlackBerry yang baru.

“Tetapi, kalau bisa RIM mau mematuhi peraturan yang ditetapkan pemerintah. Sebab kalau keluar putusan, kami pasti akan terpengaruh dan tak bisa memberikan solusi terbaik. Kami juga akan menanggung opportunity lost,” tutur dia.

Sedangkan Warih Handono menjelaskan, keberadaaan service center RIM sangat penting karena BlackBerry XL tumbuh cukup pesat. Dalam lima bulan terakhir ini, pelanggan BlackBerry XL tumbuh 500% yakni dari 15 ribu menjadi 100 ribu.

Service center sangat strategi agar produk RIM bisa tetap tumbuh simultan di Indonesia,” kata Warih.

Dia memaklumi sikap tegas Depkominfo, karena RIM tidak kunjung memberikan sinyal kepastian untuk mendirikan service center atau kantor perwakilan di Indonesia. “Kami paham kalau mendirikan kantor itu butuh waktu, tetapi paling tidak RIM harusnya berikan kepastian kapan. Time frame itu yang tidak ada,” tegas dia.

Untuk stok BlackBerry, kata Warih, pihaknya masih bisa memenuhi kebutuhan hingga 1-2 bulan ke depan. Namun dia tetap optimistis antara RIM dan Depkominfo akan mencapai titik temu. “Kami mendukung apa pun yang diputuskan pemerintah,” kata Warih.

Sebelumnya, produsen BlackBerry, RIM yang bermarkas di Kanada diminta segera membuka kantor cabang dan merealisasikan pemberian garansi maksimal sampai dengan 16 Juli 2009. “Apabila sampai 16 Juli 2009 terhitung 15 hari kalender sejak ditandatangani surat keputusan, RIM belum juga melaksanakan komitmennya, Ditjen Postel menolak setiap aplikasi permohonan sertifikasi baru produk BlackBerry,” kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Departemen Kominfo, Gatot S. Dewa Broto, di Jakarta, Minggu.

Hal itu akan dilakukan sampai ada komitmen atau realisasi pemberian garansi dan pendirian layanan purna jual produk RIM (BlackBerry) di Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Keputusan itu didasari ketentuan dalam Peraturn Menkominfo No.29/PER/KOMINFO/9/2008 tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi.

Dalam aturan tersebut ditetapkan, produsen, distributor, importir alat telekomunikasi, terutama untuk Customer Primises Equipment (CPE) seperti handphone, smartphone, dan lain-lain yang telah memenuhi persyaratan dapat melakukan importasi alat/perangkat telekomunikasi, termasuk disyaratkan juga agar memberikan garansi serta layanan purnajual (service center) atas prdouk jualannya.

0 komentar: