12 Desember 2009 Operator keberatan turunkan tarif

Oleh Arif Pitoyo
Bisnis Indonesia

Jakarta (11/12/2209): Operator telekomunikasi keberatan menurunkan tarif sesuai dengan permintaan pemerintah mengingat besaran tarif di Indonesia sudah termasuk yang terendah di dunia.

Chief Marketing Officer PT Indosat Tbk Guntur S. Siboro mengatakan saat ini ARPM (average revenue per minute) di Indonesia sudah sekitar Rp0,1-Rp0,2 sudah termasuk yang terendah di dunia.

“Mau turun berapa lagi? Sebaiknya pemerintah menjelaskan dan mengarahkan ARPM seharusnya diturunkan sampai berapa,” ujranya kepada Bisnis, kemarin.

Besaran rata-rata pendapatan operator per menit pada tahun ini adalah sekitar Rp0,1 – Rp0,2, turun sampai 1.000% dari Rp1 pada 2007.

Presdir PT XL Axiata Hasnul Suhaimi mendukung imbauan pemerintah untuk menurunkan tarif meski dari sisi on-net sudah murah. “Namun, dari sisi off-net masih mahal sehingga regulator seharusnya menurunkan tarif interkoneksi.

Menkominfo Tifatul Sembiring mengatakan tarif telekomunikasi dan Internet yang ditawarkan para penyelenggara telekomunikasi dirasa masih bisa ditekan dan operator pun diharapkan bisa menawarkan layanan yang lebih miring kepada masyarakat.

Harapan tersebut, lanjutnya, bukan tanpa dasar, di antaranya dengan melihat ketersediaan infrastruktur yang makin meluas ke daerah-daerah dan banyaknya pemain di industri telekomunikasi sehingga membuat komptetisi semakin ketat.

Pada 2008, regulator dan pemerintah menurunkan tarif interkoneksi yang berimbas pada penurunan tarif ritel 30%-70% dari tarif sebelumnya, bergantung pada produk, jenis layanan, dan jenis teknologi yang digunakan.

Di sektor layanan pesan singkat, penurunan tarifnya bisa mencapai lebih dari 50% dari tarif sebelum pemberlakuan tarif interkoneksi berbasis biaya yang baru.

Turun 10%
Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia mengungkpakan apabila dilihat saat ini, terminasi FWA (fixed wireless access) atau telepon tetap nirkabel masih tinggi, sehingga dengan pertumbuhan FWA yang signifikan 3 tahun terakhir kemungkinan bisa turun.

“Besaran penurunannya bergantung pada perhitungan regulator dalam RFR [regulatory financial report], tetapi mungkin sekitar 10%.”

Heru mengungkapkan klaim operataor bahwa tarif di Indonesia saat ini sudah termasuk yang termurah di dunia bisa dikritisi metodenya. (FITA INDAH MAULAN)

0 komentar: