2009, Telkom Tahan Ekspansi

Jakarta, Suara Pembaruan – Krisis finansial global juga berdampak pada sektor telekomunikasi di Tanah Air. Sebagai salah satu operator di Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) memilih untuk menahan ekspansi bisnis pada 2009.

Vice President Public & Marketing Communication PT Telkom, Eddy Kurnia menjelaskan, banyak investasi perusahaan dalam mata uang dolar AS yang nilainya sedang fluktuatif. Oleh karena itu, salah satu strategi yang diterapkan Telkom adalah menahan ekspansi bisnis.

“Terkecuali ekspansi bisnis yang benar-benar prospektif, dalam arti bisa mendatangkan pendapatan bagi perusahaan. Salah satu bentuknya, yakni new wave, antara lain dalam hal broadband, bentuk yang terbaru adalah IP Transit Telkom,” ujarnya baru-baru ini di Jakarta.

Menurutnya, bidang broadband termasuk yang prospektif dari bisnis Telkom. Hingga kini, sudah lebih dari 100 kota yang dijangkau dengan layanan broadband dari Telkom.
“Ini juga terkait dengan kompetisi penyelenggara layanan broadband. Di beberapa kota besar ada banyak penyelenggaranya. Untuk itu, Telkom mempercepat pembangunan agar terjadi penetrasi di lapangan lebih cepat,” jelasnya.

Disisi lain, lanjut Eddy, untuk rencana pada 2009, meskipun sudah disusun, tetapi pihaknya akan lebih konservatif jika dibandingkan rencana di tahun-tahun sebelumnya. “hal itu karena dampak dari situasi global yang sedang dan diperkirakan akan berlangsung. Oleh sebab itu, Telkom akan fokus pada core bisnis yang menghasilkan alat produksi dengan cepat,” kata Eddy.

Berbagai layanan akan tetap dilanjutkan, seperti broadband access, melanjutkan layanan Flexi, bisnis enterprise, serta menangani pelanggan dari korporasi yang hingga kini jumlahnya sekitar 6.000-7.000 perusahaan.

“Meskipun terjadi krisis secara global, kondisi keuangan perusahaan tetap sehat. Kesempatan itu dimanfaatkan Telkom untuk mengembangkan infrastruktur ke daerah-daerah potensial yang baik. Efisiensi menjadi perhatian utama, karena hal itu yang membutat perushaan dapat bertahan,” tutur Eddy.

Kondisi 2008
Menyangkut kondisi Telkom pada periode hingga akhir November 2008, Eddy mengungkapkan, untuk alat produksi menujukkan peningkatan. Jumlah pelanggan Flexi hingga akhir November 2008 mencapai 11,7 juta. “Pertumbuhannya sangat tajam dibandingkan 2007 yang jumlahnya sekitar 6,2 juta pelanggan,” ungkapnya.

Sedangkan, pada jenis layanan Speedy milik Telkom, hingga akhir November 2008 sudah mencapai sekitar 800.000an pelanggan. Jumlah pertambahannya juga cukup signifikan dari sekitar 300.000an pada 2007.

“Terjadi perkembangan positif dan signifikan dari jumlah pertumbuhan alat produksi dan pelanggan Telkom. Sedangkan pada Grup Telkom, khusus pada layanan telepon seluler, yakni Telkomsel yang menjadi bisnis utama, merupakan penyumbang terbesar pada jumlah pelanggan,” kata Eddy.

Dia memaparkan, jumlah pelanggan Telkomsel kini mencapai sekitar 62 juta pelanggan. Dengan demikian, jumlah pelanggan yang menikmati layanan Grup Telkom mencapai setidaknya 79 juta pelanggan dari seluruh alat produksi yang dilayanai. (DMP/A-17)

0 komentar: