‘Internet operator tak matikan bisnsis PJI’

Jakarta, Bisnis Indonesia – Layanan paket data dari operator telekomunikasi diyakini tidak akan membunuh bisnis penyelenggaraan jasa Internet (PJI). Kedua layanan itu justru dinilai saling mendukung untuk melakukan penetrasi layanan Internet lebih luas ke masyarakat Indonesia.

Syalvia Sumarlin, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indoneisa (APJII), mengakui jaringan telepon PSTN (public switched telephone network) yang digunakan operator telekomunikasi berbasis suara yang juga dapat menyediakan layanan data.
“Namun, layanan Internet melalui jaringan IP (Internet Protocol) tetap lebih unggul dari sisi kebersihan pengiriman data,” ujarnya kepada Bisnis pakan lalu.

Layanan Internet yang digelar PJI, katanya, menggunakan basis protokol Internet atau IP. Basis layanan ini adalah murni untuk menyalurkan data seperti teknologi Wi-Fi dan Wi-max.

“Operator dan PJI menggunakan dua basis teknologi yang berbeda. Telekomunikasi berevolusi dari dial-up, high speed down packet acces, dan akan menuju ke long term evolution. Namun, kesemuanya itu adalah layanan berbasis suara,” tegasnya.

Oleh sebab itu, lanjut Sylvia, operator telekomunikasi dan PJI memiliki dua karakter bisnis yang berbeda dan terpisah. Namun, jika operator ikut menyediakan pula layanan data selain suara yang menjadi kompetensi utama mereka, hal itu merupakan sesuatu yang alami.

Dia mengakui operator telekomunikasi memiliki lisensi untuk menyelenggarakan layanan Internet, tidak seperti di negara lain yang dipisahkan. Namun, pada masa mendatang teknologi ini akan saling melengkapi, saat voice dan IP sudah menuju pada tingkatan paling tinggi yakni LTE (long term evolition) untuk suara dan WiMax untuk data.

“Kedua kubu teknologi tersebut akan berkonvergensi,” ujar Ketua Umum APJJI tersebut.
Sylvia memisalkan jika operator ingin menyelenggarakan Internet pada sebuah komplek yang jumlah rumahnya banyak dan setiap pelanggan menginginkan layanan berbeda.
“Ini akan sulit bagi operator tersebut untuk memenuhinya.”

Oleh karena itu, dia menilai pada dasarnya spesialisasi PJI khusus menangani pengelolaan layanan Internet yang terkustomisasi, sedangkan operator menyediakan jalurnya.
“Operator harus melayani pelanggan yang jumlahnya jutaan dan ini sudah merepotkan,” ujarnya.

Konten Internet
Saat ini, katanya, kapasitas Internet yang terpakai di Indonesia baru sebesar 60% saja. Belanja Internet saat ini diperkirakan mencapai Rp 132 miliar dengan asumsi jumlah kapasitas Internet di Indonesia adalah 10 Gbps dengan harga 1 Mbps yakni US$1.200.

Romi Satria Wahono, Pendiri IlmuKomputer.com, menjelaskan, bisnis Internet ke depannya akan dibagi dua yakni penyedia infrastruktur, jasa, dan konten untuk internet. PJI, ujarnya akan memainkan peran dalam hal tersebut.

Romi yang juga peneliti dari Lembaga Insitut Penelitian Indonesia (LIPI) , menuturkan bisnis konten akan menjadi cukup potensial. Strateginya pembuat konten dapat menggratiskan dahulu produknya untuk menciptakan branding diri.

Menurut dia, konten yang menciptakan pengguna baru, tahun depan akan banyak bermunculan yang digerakkan oleh pengembang individu. Konten sejenis jejaring sosial dan kolaborasi pada web akan banyak diciptakan.

“Ini dilakukan untuk menciptakan trafik yang tinggi, kesempatan akan datang dari pihak ketiga atau side effect (efek sampingan) yang ditimbulkan dengan melihat dari kompetensi kita untuk membuatkan proyek mereka,” imbuhnya. (14) (redaksi@bisnis.co.id)

0 komentar: