PELANGGAN TUMBUH 14%, CAPEX NAIK 4%

2009, Telkomsel Fokus Kembangkan VAS

Oleh Imam Ghozali

Surabaya, Investor Daily – Pada tahun depan, operator telekomunikasi (seluler) tidak hanya mengandalkan layanan komunikasi suara (voice) dan teks (SMS) untuk menggenjot pendapatan. Operator mulai menggarap layanan Value Added service (VAS).

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Telkomsel Syarif Syarial Ahmad mengatakan, operator Kartu Hallo, Simpati, dan Kartu As ini menargetkan, jumlah pelanggan tahun depan bisa bertambah 14% dan belanja modal meningkat 4%. Sedangkan untuk layanan VAS, Telkomsel menargetkan, konstribusinya terhadap pendapatan perusahaan bisa meningkat dari sekitar 5% pada tahun ini menjadi 9-10% pada tahun depan.

“Pada 2009, Telkomsel mencanangkan untuk fokus menggarap prduk new wave berbasis VAS. Dalam hal ini Telkomsel akan meng-create pasar lewat produk new wave berbasis VAS,” kata Syarif Syarial Ahmad di sela Edukonser Kua Etnika di Yogyakarta, akhir pekan lalu.

Paa tahun depan, kata Syarif, Telkomsel telah menyiapkan alokasi dana untuk belanja modal (capital expenditure/capex) lebih besar 4% dari posisi tahun ini, yakni sebesar Rp 14 triliun. Dengan capex yang meningkat itu, Telkomsel akan tetap berinvestasi membangun infrastruktur, kapasitas jaringan, dan kebutuhan pendukung lain.

“Pembangunan itu kami lakukan, meski infrastruktur Telkomsel saat ini sudah meng-cover hampir 100% dari populasi penduduk Indonesia. Bahkan, layanan Telkomsel telah hadir di beberapa daerah terpencil, pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara lain, dan diatas kapal Pelni,” kata dia.

Sedangkan pertambahan pelanggan hingga akhir 2009 diperkirakan mencapai 10 juta sehingga total pelanggan Telkomsel menjadi 74 juta. Itu berarti ada peningkatan sebesar 14% dibanding posisi akhir tahun ini yang mencapai 64 juta pelanggan.

“Di tengah persaingan operator yang sangat ketat, pekerjaan berat Telkomsel adalah bagaimana merealisasikannya. Meski begitu, Telkomsel tetap optimistis bisa mencapai target tersebut,” ujar Syarif.

Salah satu strategi yang disiapkan Telkomsel untuk mencapai target 2009 itu antara lain adalah meningkatkan market share di Pulau Jawa yang saat ini tidak lebih dari 40%. Selama ini, pasar di Pulau Jawa diperebutkan banyak operator, terutama operator-operator baru dengan berbagai tawaran promosi.
Sedangkan untuk pengembangan di luar Pulau Jawa, lanjut Syarif, market share Telkomsel saat ini rata-rata diatas 40%, bahkan pangsa pasar dibeberapa daerah lebih dari 50%.

“Operator yang mau mengembangkan jaringan di luar Jawa sangat sedikit. Selain dianggap kurang feasible secara bisnis, juga butuh biaya besar. Dan Telkomsel operator yang konsisten menggarap jaringan di pulau dan daerah terpencil,” jelasnya.

Layanan New Wave
Dia menjelaskan, konsep new wave berbasis VAS itu bisa disederhanakan sebagai upaya memaksimalkan fungsi telepon seluler (ponsel), yakni tidak hanya sebagai alat menelepon dan mengirim pesan singkat.

Pada tahun ini, kata dia, operator telekomunikasi seluler dengan jumlah pelanggan 64 juta ini telah meluncurkan beberapa produk new wave. Diantaranya adalah T-Cash atau mobile wallet, mobile advertising lewat produk kartu As Fres.

“Untuk tahun depan, kami akan mengambangkan T-Music. Sedangkan untuk layanan yang sudah ada akan kami kembangkan lebih maksimal lagi dengan penambahan beberapa fitur. Secara infrastruktur, kami sangat siap untuk aplikasi produk-produk tersebut,” kata Syarif.

Layanan T-Cash yang diluncurkan November 2007, menurut Syarif, akan terus dikembangkan. Layanan itu memungkinkan ponsel menjadi alat pembayaran digital. Dengan ponsel, pemiliknya bisa bertransaksi apa saja, bahkan mengambil uang tunai layaknya kartu ATM dari sebuah bank.

Saat ini, T-Cash sudah bisa digunakan untuk bertransaksi di beberapa gerai, seperti di Indomart, dan bisa dimanfaatkan para tenaga kerja Indonesia (TKI) di Hong Kong untuk mengirim uang kepada keluarganya di Tanah Air melalui ponsel.

Sedangkan untuk mobile advertising, lanjut Syarif, Telkomsel sudah meluncur kartu baru dengan nama Kartu As Fres. Peminat Kartu As Fres cukup besar, tapi pihaknya berharap, para penyedia bisa lebih memaksimalkan penyediaan aplikasi dan layanan mobile advertising.

1 komentar:

Amisha mengatakan...

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut