Jakarta, Investor Daily – Industri makanan dan manufaktur mulai menyerahkan pengelolaan atau alih daya (outsourching) teknologi informasi (TI) pada pihak ketiga. Ini untuk pengehematan belanja modal (capital expenditure/capex). Kendati belum bisa diketahui besarannya, namun ceruk pasarnya diproyeksikan sangat potensial.
“Karena (ceruk pasar) besar itulah kami akan gencar menawarkan jasa outsourching pada industri itu,” kata Direktur Aplikanusa Lintasarta Samsriyono Nugroho usai penandatanganan kerja sama Lintasarta dengan Kentucky Fried Chiken (KFC) di Jakarta, Selasa (17/2).
Menurut dia, ada perusahaan yang hanya menyerahkan jaringannya saja pada pihak ketiga. Namun, tidak sedikit yang memercayakan seluruh keperluan TI kantor cabang diserahkan pada perusahaan yang menguasai TI.
Bagi Lintasarta, ketersediaan jaringan telekomunikasinya yang selama ini disewa industri finance masih terbuka ruang bagi industri lain. Selama ini anak perusahaan Indosat ini menguasai lebih dari 70% pasar jasa daya telekomunikasi di sektor finansial.
Samsriyono mengatakan, perusahaan akan menawarkan beragam solusi sesuai dengan anggaran yang mereka miliki. Flekbilitas penawaran ini diharapkan mendongkrak ceruk pasarnya, yang sekarang ini hanya berkisar 10-60%.
Di tempat sama, PT Fastfoof Indonesia (FFI) Tbk, pemilik gerai Kentucky Fried Chiken (KFC), mengalokasikan hingga 10% untuk belanja modal teknologi informasi (TI)-nya guna mendukung penjualan. Sejumlah provider dilibatkan di antaranya PT Aplikanusa Lintasarta (outsourching jaringan telekomunikasi) dan Infomedia (Call Center).
Menurut Catering & Delivery Manager FFI Israwan Tri Santoso, kecilnya alokasi untuk TI karena perseroan memilih outsourching pada penyelenggara telekomunikasi yang sudah ada. “Bisa habis Rp10 miliar kalau harus kami bangun (infrastruktur IT) sendiri,” kata dia. (cep)
0 komentar:
Posting Komentar