05 Februari 2009 ‘Sehari Terjadi 1 juta Kejahatan Internet’

ID-SIRTII gelar 11 titik sensor keamanan

Jakarta, Bisnis Indonesia – Indonesia Security Incident Reponse Team on Internet Infrastructur (ID-SIRTII) memperkirakan ada 1 juta kejahatan (serangan) Internet setiap hari di Indonesia dengan kapasitas trafik sebesar 1 Gigabyte.

Muhammad Salahuddien, Wakil Ketua ID-SIRTII, mengatakan jenis serangan yang paling banyak terjadi adalah violence to corporate low yakni usaha dalam pencurian data dan kata sandi (password) yang dimiliki perusahaan.

“Serangan pada SQL menjadi jumlah terbanyak berikutnya dengan menduduki nomor urut dua sampai empat,” ujar dia kepada Bisnis kemarin.

Untuk tahun ini, dia memperkirakan SQL akan menjadi target serangan yang paling tinggi karena banyak kelemahan pada celah keamanan dalam bahasa pemrograman itu. Namun virus akan tetap menjadi ancaman terbesar karena kemampuan penyebarannya lebih cepat.

Dia mengatakan perbankan merupakan sektor yang cukup banyak menjadi korban serangan pada infrastruktur Internetnya. Adapun sektor pemerintahan meskipun termasuk institusi besar tidak banyak menjadi korban, karena sifatnya bukan pelayanan publik.

Namun, Salahuddien mengingatkan lembaga pemerintah seperti Ditjen Pajak, Ditjen Bea & Cukai, dan lembaga lain yang sudah mengimplementasikan national single window (NWS) akan menjadi target potensial.

Wakil ketua ID-SIRTII itu menuturkan fokus lembaganya untuk tahun ini di antaranya memonitor ancaman yang rentan ditujukan kepada lembaga-lembaga pemerintahan yang operasionalnya memang sangat mengandalkan dukungan infrastruktur Internet.

Salah satu lembaga pemerintahan yang akan menjadi perhatian utama pada tahun ini adalah Lembaga Komisi Pemilihan Umum, yang memiliki peran penting dalam hajatan nasional yang diselenggarakan 2009 ini.

Salahuddien menyebutkan kejadian menarik pada tahun lalu adalah saling serang antara hacker Malaysia dan Indonesia yang jika dilihat dari sejarahnya memang selalu terjadi pada masa tertentu. “Ada peningkatan jumlah serangan dari November-Desember karena serangan dari Malaysia.”

Dia mengatakan ID-SIRTII tengah memetakan masalah itu untuk mengetahui penyebabnya. “Sepintas ada alasan nasionalisme seperti kejadian saling serang diantara China, Korea Selatan dan Jepang.”

11 Titik sensor
Salahuddien menambahkan untuk memperkuat lembaganya, tahun ini ID-SIRTII meningkatkan peran dari penyelenggaraan NAP (network access point) dan PJI sebagai tim respons dari dalam mendukung kegiatan ID-SIRTII.

“Selain itu, ID-SIRTII juga akan membangun laboratorium simulasi untuk melihat kejadian sebuah insiden,” katanya.

Salahuddien menuturkan ID-SIRTII hingga kini telah menambah 11 sensor yang diletakkan di penyelenggara jasa Internet (PJI) untuk memonitor ancaman serangan pada infrastruktur dengan kemampuan yang lebih komprehensif.

Pada dasarnya, jelasnya, fungsi keamanan pada ID-SIRTII adalah berkolaborasi untuk berbagi informasi tentang ancaman keamanan kepada tujuan tertentu. “Identifikasi ancaman sistem keamanan dari ID-SIRTII ini dapat memberitahukan kepada pihak lain agar tidak menjadi korban.” (14)(redaksi@bisnis.co.id)

0 komentar: