Ekspor Telematika 2008 capai US$3 miliar
Oleh Roni Yunianto
Jakarta, Bisnis Indonesia – Departemen perindustrian optimistis industri telematika nasional akan mencapai pertumbuhan 8% tahun ini, kendati angka pertumbuhan itu turun satu poin dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 9%.
Oleh Roni Yunianto
Jakarta, Bisnis Indonesia – Departemen perindustrian optimistis industri telematika nasional akan mencapai pertumbuhan 8% tahun ini, kendati angka pertumbuhan itu turun satu poin dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 9%.
Budi Darmadi, Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Depperin, mengatakan pertumbuhan industri telematika tidak terlalu terpengaruh dampak krisis global.
“Tahun ini saya kira masih bisa 8% meskipun memperhitungkan revisi pertumbuhan ekonomi nasional [APBN-P] yang tumbuh 4,5%,” ujarnya seusai menghadiri ICT Outlook 2009, kemarin.
Menurut Budi, setidaknya ada dua faktor yang membuat Depperin optimistis dengan angka tersebut. Faktor itu diantaranya perkembangan layanan di sektor telekomunikasi dan kebijakan pengetatan prosedur impor untuk perangkat handset dan komputer, yang mewajibkan importasi kedua perangkat teknologi informasi (TI) itu menggunakan importir terdaftar.
“Jadi, saya kira demand tetap tinggi di sisi lain ada insentif dimana bea masuk komponen tertentu ditanggung pemerintah,” ujar Budi.
Dia mengatakan ada terobosan bagi sektor telekomunikasi dan TI selama industri lokal mampu untuk lebih kreatif. “Fokus kami kesana, banyak pekerjaan yang bisa digitalisasi dan dibantu dengan TI,” tegasnya.
Budi mengatakan pihaknya mendukung langkah yang diambil Depkominfo dalam mengatur komponen dalam negeri dan telah melakukan pemetaan industri telematika nasional. “Pemetaan sudah ada, dan sesuai dengan perkembangannya setiap perangkat [telematika] mengalami perubahan dan kemampuannya juga berubah,” tuturnya.
Dalam hal pengembangan software, Depperin telah melakukan klasterisasi.
Ekspor US$3 miliar
Ekspor telematika 2008 mencapai US$3 miliar mencakup peranti keras di antaranya printer, monitor, dan komponen komputer lainnya. Adapun, peranti lunak dan jasa mencapai US$400 juta.
“Ini membuktikan bahwa secara kualitas, produk dalam negeri sudah dapat diterima internasional.”
Menurut dia, produk telematika lokal juga memiliki peluang besar terserap ke infrastruktur telekomunikasi seperti base transceiver station (BTS), software, infrastruktur kabel optik, VSAT (very small aperture terminal), dan lainnya.
Pertumbuhan industri telematika di dalam negeri akan ditingkatkan melalui kompetisi di bidang litbang (R&D), manufaktur dan jasa rekayasa, melalui rencana pembangunan pusat desain produk telekomunikasi.
Dalam 5 tahun ke depan, Depperin memperkirakan nilai belanja modal peralatan telekomunikasi dalam negeri mencapai sekitar Rp150 triliun.
Kendati demikian, tingkat kandungan lokal di industri telematika saat ini masih di bawah 5%, kendati sektor ini sepanjang tahun lalu mencatat produksi senilai Rp51,85 triliun atau meningkat 13,38% dibanding dengan 2007. (roni.yunianto@bisnis.co.id)
0 komentar:
Posting Komentar