12 Februari 2009 Telkom Targetkan Pertumbuhan Flexi 20%

Oleh Kwan Men Yon & Roni Yunianto

Jakarta, Bisnis Indonesia – PT Telkom Tbk memproyeksikan pendapatan layanan telepon tatap nirkabel Flexi dapat tumbuh antara 18% dan 20% pada tahun ini.


I Nyoman G Wiryanata, Direktur Konsumer PT Telkom Tbk, menuturkan jika proyeksi tersebut dapat dicapai, Flexi akan dapat menyumbang pendapatan Rp 3,9 triliun.
“Ini berarti [Flexi] konsisten memberi kontribusi 15% bagi total pendapatan Telkom,” ujarnya dalam pernyataan resmi, kemarin.

Dia mengungkapkan, pada akhir tahun lalu layanan Flexi telah digunakan oleh 13 juta pelanggan, sedangkan pada tahun ini Telkom menargetkan layanan tersebut mampu meraih 3 hingga 4 juta pelanggan baru.

“Target awal kami sama dengan tahun lalu yakni meraih pelanggan baru sebesar itu, tetapi kami tentu mengharapkan lebih layaknya tahun lalu yang berhasil melebihi target hingga 100%,” katanya.

Dia mengatakan, untuk mencapai terget pertambahan pelanggan tersebut dari sisi infrastruktur Telkom akan menambah BTS Flexi sebesar 1.300 site untuk memperkuat 2.200 site yang telah ada hingga akhir tahun lalu.

Sementara itu, dari sisi pemasaran, Telkom akan mengandalkan program bundling dengan menggandeng vendor ponsel China seperti Nexian, STE dan Haier.
Produk bundling terbaru adalah Flexi edisi Valintine yang diluncurkan dengan bonus layanan value added services (VAS) bertemakan Hari Kasih Sayang.

Penetrasi Internet
Di Makassar, Telkom akan mempercepat penetrasi Internet dan pemakaian open software di kawasan timur Indonesia (KTI) dengan meluncurkan program Telkom cyber olympiade (TCO) dan cyber school.

Elvizar K.H, Executive General Manager (EGM) Divisi Regional VII PT Telkom, mengatakan BUMN itu memiliki sumber daya manusia dan teknologi yang dibutuhakn untuk tujuan tersebut.

Telkom, kata Elvizar, prihatin terhadap rendahnya penetrasi Internet di KTI. Dari sekitar 35 juta – 40 juta penduduk KTI, diperkirakan hanya 200.000 yang berlangganan akses Internet.

“Kami akan bantu menyediakan Internet di sekolah dan kampus khususnya di daerah tertinggal. Makassar dan Manado mungkin cukup, tapi Maluku dan Papua masih jauh di belakang,” katanya dalam peluncuran TCO dan POSS (Pendayagunaan Open Source Software) di Makassar.

0 komentar: