04 Maret 2009 2016, TV Digital Gantikan Analog

Oleh Encep Saepudin

Jakarta, Investor Daily – Delapan tahun lagi siaran televisi (TV) analog tenggelam dan digantikan siaran TV berteknologi digital. Ini berarti dua tahun lebih cepat dari target sebelumnya. Bisnis set top box (perangkat pernerima siaran digital pada TV analog) bakal menjadi primadona.

Demikian penegasan Dirjen Sistem Komunikasi dan Informasi Depkominfo Freddy Tulung saat penandatanganan kerja sama Pengadaan Set Top Box Polytron di Jakarta, Selasa (3/3).

Road map-nya dimulai dari sosialisasi TV digital dan uji coba selama Maret-September 2009,” kata Freddy. Setelah itu, antara 2010-2012 siaran TV digital akan memasuki tahap sosialisasi dan pemberian izin.

Pemerintah memperkirakan penyiaran memasuki kota-kota besar antara 2013-2016. Dalam dua tahun berikutnya, 2017-2018, seluruh Indonesia sudah terjangkau sehingga TV Digital mengudara resmi pada 2018.

“Tapi, melihat perkembangannya, saya perkirakan 2016 malah sudah seluruh Indonesia pakai TV digital,” kata Freddy.

Menkominfo Muhammad Nuh telah memberikan sinyal untuk menguji coba pengimplementasi TV digital pada tahun ini. Uji coba itu dilakukan oleh lembaga penyiaran negara (LPN), lembaga penyiaran swasta (LPS) dan penyedia perangkat TV mobile.

“Masih ada uji coba yang telah dan akan dilakukan oleh penyelenggara siaran. Uji coba ini yang akan menjadi dasar untuk menentukan model bisnis TV digital,” ujar Menkominfo di Jakarta, Senin (2/3).

Melihat potensi pasar TV digital Indonesia yang amat besar, Freddy mengatakan, beberapa negara seperti Malaysia, Korea Selatan, dan Tiongkok menyatakan minatnya untuk bersama-sama membangun infrastruktur TV digital di Tanah Air.

Dia menyebutkan, jumlah penduduk Indonesia mencapai 230 juta jiwa. Selain itu, jangkauan siaran televisi analog saat ini telah mencakup 50 juta jiwa penduduk negeri. Sebanyak 75% dari populasi itu sudah menikmati siaran televisi. Ini adalah potensi pasar TV digital kelak.

Oleh karena itu, untuk merealisasikan siaran TV digital itu, enam stasiun TV swasta nasional, ANTV, MetroTV, SCTV, TransTV, Trans7, dan TVOne juga telah membentuk konsorsium dengan nama PT Konsorsium Televisi Digital Indonesia (KTDI). Ishadi menjadi Dirut PT KTDI itu.

Konsorsium ini sepakat untuk membangun infrastruktur bersama untuk penyiaran TV digital terestrial dengan menggunakan sistem digital video broadcasting-terresterial (DVB-T).

Sistem ini, kata dia, memiliki keunggulan, seperti kualitas gambar yang lebih baik, tidak ada noise, bayangan atau gost, interaktrif. Ada juga fitur electonic program guide (EPG), yang menampilkan jadwal acara sampai beberapa hari ke depan dan penerimaan yang lebih meski saat bergerak (mobile).

Kelebihan lainnya adalah pada efisiensi di banyak hal. Diantaranya adalah efisiensi pada spektrum (bandwidth), network transmission, transmission power, dan konsumsi power. Dengan keunggulan tersebut, sistem siaran DVB-T sangat tepat untuk diimplementasikan di Indonesia yang jumlah penduduknya sangat besar.

Ishadi memperkirakan, implementasi TV digital bakal lebih cepat lagi, bila harga set top box menyentuh Rp100 ribu per unit. Keterjangkauan harga perangkat penerima siaran TV digital itu akan memperluas penggunaan TV digital.

“Perluasan itu mempercepat realisasi tayangan TV digital di Indonesia,” kata Ishadi.

Saat ini set top box dilepas di pasar dengan harga sekitar Rp425 ribu per unit. Bila harganya menurutn, volume penjualan set top box ini bakal mencapai 30-40 juta unit dalam 3-4 tahun ke depan.

“Hukum permintaan dan penawaran yang berlaku di sini. Permintaannya makin tumbuh, maka produksinya makin massal dan harganya pun menjadi murah,” papar dia.
Sementara itu, Relationship Marketing, Advertising & Promotion Manager PT Hartono Istana Teknologi-produsen Polytron- Santo Kadarusman mengatakan, pihaknya akan memproduksi 5.000 unit set top box per bulan.

“Kami juga akan memasarkan TV yang sudah dipasang perangkat penerima siaran TV digital sehingga tidak perlu tambahan peralatan,” kata Santo.

0 komentar: