16 Maret 2009 Perang Tarif Seluler Berhenti Tahun Ini

Operator tak lagi utamakan ARPU

Oleh Arif Pitoyo

Jakarta, Bisnsi Indonesia – Perang tarif telekomunikasi nirkabel diprediksi berhenti tahun ini mengingat operator akan lebih mengedepankan aspek peningkatan kualitas jaringan dan layanan.

“Perang tarif yang terjadi sejak akhir 2007 membuat banyak operator menderita. Operator besar memang masih bisa bertahan karena pendapatannya tetap positif. Hal yang berbeda terjadi pada operator kecil atau menengah,” ujar Dirut Telkomsel Sarwoto Atmosutarno, akhir pekan.

Menurut dia, persaingan dari sisi harga akan berhenti tahun ini dan berganti dengan kompetisi di segmen kualitas jaringan.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan persaingan pemasaran di industri telekomunikasi yang terjadi pada 11 operator baik nasional maupun regional akan terus berlangsung, meski akan muncul bentuk-bentuk kerja sama pemanfaatan infrastruktur guna efisiensi dan mengarah pada konsolidasi.

Terhentinya perang tarif juga dipicu oleh makin jenuhnya pasar dengan tingkat penetrasi di atas 50% dari jumlah penduduk Indonesia.

Perang tarif seluler sudah dimulai sejak akhir 2007. Perubahan nominal rupiah hingga kalkulasi detik bisa berubah hanya dalam tempo kurang dari 1 bulan saja. PT Excelcomindo Pratama misalnya, hanya dalam tempo 11 bulan, anak perusahaan Telekom Malaysia ini sudah melakukan sedikitnya enam kali perubahan penarifan.

Pada Juli 2007 XL menawarkan tarif percakapan Rp10 per detik, selanjutnya Agustus 2007 Rp1 per detik, Januari 2008 Rp0,1 per detik, Maret 2008 Rp 600 menelepon sepuasnya, Mei 2008 Rp50 menelepon sepuasnya dan Juni 2008 telepon-SMS gratis.

Menariknya, pergerakan mereka cenderung diikuti PT Indosat dengan skema tarif Rp0,00000000001 dari IM3 yang diluncurkan tak lama setelah XL Bebas mengeluarkan Rp0,1 per detik.

Operator lainnya, PT Natrindo Telepon Seluler (Axis) tahun lalu juga mengeluarkan tarif Rp1 per telepon beberapa saat setelah PT Hutchison CP Telecommunikation (3) merilis Rp60 per telepon.

Operator fixed wireless access (FWA) seperti Flexi sejak 8 Agustus 2008 juga menerapkan menelpon gratis sepanjang hari di tiga provinsi mengikuti StarOne dan Hepi yang sebelumnya mengenakan telepon sepuasnya cukup Rp1.000 per hari.

Berdasarkan data Kadin, pada tahun lalu jumlah pelanggan telekomunikasi tumbuh 36,5% dibandingkan dengan 2007, sementara pendapatan diperkirakan tumbuh 21%-22% menjadi Rp92,5 triliun pada 2008 dari tahun sebelumnya.

Pada 2009, jumlah pelanggan diprediksi mencapai 156 juta-162 juta dengan jumlah pengguna yang memiliki lebih dari satu nomor berkisar 30%.

Utamakan Kualitas
Sarwoto menambahkan operator telekomunikasi akan cenderung mempertahankan tarif yang berlaku saat ini atau tarif dasar saja guna menggenjot pendapatan per pelanggan dan meningkatkan pembangunan infrastruktur.

“Saat perang tarif berhenti, maka pendapatan rata-rata per pelanggan [average revenue per user/ARPU] sudah tidak penting lagi. Kearena makin banyak pelanggan yang membeli voucher pulsa berdenominasi rendah sehingga menurunkan ARPU cukup signifikan,” ungkapnya.

Opearator telekomunikasi seperti Telkomsel, kata dia, akan lebih mengutamakan peningkatan minute of used karena 85% pendapatan semua operator di Indonesia berasal dari layanan suara.

Pada tahun lalu, pendapatan per menit Telkomsel turun dari Rp600 pada 2007 menjadi Rp254. Hal yang sama juga terjadi pada ARPU.

Vikram Rao, analis Redpill Solutions, mengatakan di sektor telekomunikasi dunia saat ini mulai terjadi perubahan paradigma dimana operator tidak lagi memaksakan diri mengejar ARPU.

“Trennya saat ini, operator telekomunikasi mulai fokus pada peningkatan average margin per user [AMPU],” ujarnya, baru-baru ini. Menurut dia, operator mengandalkan peningkatan margin tersebut dapat dilakukan diantaranya dengan memperkaya pengalaman pelanggan melalui peluncuran berbagai layanan. (RONI YUNIANTO) (arif.pitoyo@bisnis.co.id)

1 komentar:

Makki mengatakan...

Mosi tidak percaya untuk Simpati. Di website dan iklannya tarif sms sesama Rp. 100, tapi faktanya Rp. 120