20 April 2009 Harga Frekuensi BWA Diketahui Usai Prakualifikasi

Jakarta, Investor Daily – Ditjen Postel Departemen Kominfo menampik telah menetapkan harga frekuensi broadband wireless access (BWA) separuh dari harga frekuensi 3G sebagaimana yang diberitakan Investor Daily (Jumat, 17/4). Namun, sejumlah calon peminat menilai, kalaupun harga frekuensi BWA separuh harga 3G masih dianggap terlampau mahal.

“Hingga kini, harga hasil perhitungan tim dari ditjen postel dirahasiakan dan baru dibuka sekitar akhir Mei 2009,” kata Kepala pusat Informasi dan Humas Departemen Kominfo Gatot S Dewa Broto di Jakarta, Sabtu (18/4).

Dalam keterangan resminya, Gatot mengatakan, proses tender BWA diharapkan bisa dimulai pekan ini. Proses awalnya, peserta tender akan mengambil dokumen lelang, penyerahan pertanyaan tertulis terkait dengan dokumen lelang (tender) untuk dibahas dalam Anweijzing, dan pelaksanaan Anweijzing. Proses berikutnya, peserta menyerahkan kelengkapan persyaratan tender sebagai proses prakualifikasi, termasuk bid bond, pembukaan dokumen prakualifikasi, pengumuman hasil prakualifikasi dan masa sanggah hasil prakualifikasi.

Proses berikutnya, lanjut Gatot, adalah rapat penjelasan pralelang, pelaksanaan lelang, pengumuman hasil lelang, masa sanggah hasil lelang, dan penetapan hasil lelang. “Harga lelang frekuensi BWA baru akan diketahui oleh peserta setelah usainya seluruh kegiatan prakualifikasi. Tujuannya agar peserta lelang yang lulus prakualifikasi bisa berhitung tentang berapa harga lelang yang akan diajukan oleh masing-masing berdasarkan harga floor yang ditetapkan oleh Panitia Lelang BWA,” kata Gatot.

Dengan demikian, pada saat pengumuman undangan lelang dipublikasikan, Panitia Lelang BWA sama sekali tidak akan pernah menyebutkan harga lelang frekuensi BWA. “Seandainya pengumuman seleksi ini dilaksanakan pada akhir April 2009, seluruh rangkaian kegiatan hingga penetapan hasil lelang dapat berlangsung sampai dengan pertengahan Juni 2009,” kata Gatot.

Sementara itu, salah satu peminat dalam tender BWA itu mengatakan, kalau pun harga frekuensi BWA itu benar separuh dari harga frekuensi 3G, harga itu masih terlampau mahal. Harga frekuensi 3G adalah Rp160 miliar, sehingga separuhnya sekitar Rp80 miliar. Hal itu didasarkan pada penawaran PT Indosat dan PT Excelcomindo Pratama frekuensi 3G (tambahan) yang masing-masing sebesar Rp30 miliar dan Rp 40 miliar.

“Menurut saya, peserta tender BWA itu nekat kalau mau membayar frekuensi BWA di atas Rp 50 miliar,” kata dia. (cep)

0 komentar: