08 April 2009 Telkom Ingin Lebih Lincah

Oleh Roni Yunianto

Bisnis Indonesia – Memimpin konsolidasi dalam tubuh PT Telkom Tbk merupakan kesibukan Rinaldi Firmansyah, sang Presiden Direktur, akhir-akhir ini. Wajar saja, seiring dengan transformasi di badan usaha milik negara itu, Telkom terus fleksibel dan efisien, tidak hanya dalam jumlah karyawan tetapi juga manajemen.


“Kami memang ingin lebih lincah,” ujarnya singkat saat berkunjung ke redaksi Bisnis, Senin.

Apa yang dimaksud lincah itu pun segera terkuak. Manajemen Telkom menawarkan program pensiun dini secara bertahap untuk merampingkan jumlah karyawannya agar mudah bergerak dalam kompetisi yang semakin tajam saat ini.

Setelah lebih dari 10.000 karyawan Telkom mengambil program pensiun dini sejak 2002 hingga 2008, sebanyak 1.156 karyawan menyusul pada tahun ini. “Pertumbuhan karyawan kami minus 6%, ini seiring dengan perkembangan sambungan wireline [telepon kabel rumah] yang kurang diminati lagi,” jelasnya.

Penurunan permintaan telepon rumah itu didorong oleh faktor gaya hidup dan penurunan tarif telekomunikasi seluler sejak biaya interkoneksi turun 40% sejak April tahun lalu.

Sebagian besar karyawan Telkom berusia di atas 48 tahun pun dapat memahami dan setuju mengikuti program pensiun dini. Dengan pensiun dini tersebut, saat ini, Telkom masih memiliki sekitar 24.000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dibandingkan dengan perusahaan telekomunikasi lain, jumlah karyawan Telkom jauh lebih banyak. “Untuk pemasangan sambungan baru, kami tidak outsource, karena kami masih punya 24.000 karyawan,” ujarnya.

Tidak berhenti di situ, Rinaldi melanjutkan transformasi kultur dengan tujuan membuat layanan nirkabel tetapnya, Telkom Flexi, menjadi mandiri. Alhasil, Telkom siap memisahkan penanganan Flexi sesuai dengan kebutuhan operasional.

0 komentar: