RI Gunakan pita WiMax minoritas
Oleh Fita Indah Maulani & Arif Pitoyo
Jakarta, Bisnis Indonesia – Sedikitnya 73 perusahaan ikut serta dalam tender broadband wireless access (BWA/WiMax) di pita 2,3 GHz, termasuk tiga operator besar yaitu PT Telkom, PT Indosat, dan PT Bakrie Telecom.
Oleh Fita Indah Maulani & Arif Pitoyo
Jakarta, Bisnis Indonesia – Sedikitnya 73 perusahaan ikut serta dalam tender broadband wireless access (BWA/WiMax) di pita 2,3 GHz, termasuk tiga operator besar yaitu PT Telkom, PT Indosat, dan PT Bakrie Telecom.
Iwan Krisnadi, anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), mengatakan masa pengembalian sendiri berakhir hari ini (Rabu).
“Hingga sore ini [kemarin], sedikitnya 73 perusahaan sudah mendaftar yang sebagian besar di antaranya datang dari kalangan penyelenggara jasa Internet, operator, dan penyedia jasa telekomunikasi lainnya.
Iwan mengaku tidak tahu secara persis apakah yang mendaftar tersebut merupakan perusahaan sendiri atau konsorsium karena mengenai hal itu baru bisa dilihat pada tahapan aanweizing.
Dari sejumlah perusahaan yang mendaftar, terdapat tiga operator telekomunikasi besar, yaitu Telkom, Indosat, dan Bakrie Telecom. PT Excelcomindo Pratama dan PT Telkomsel sudah jauh hari menyatakan tidak ikut dalam tender tersebut.
Iwan tidak menampik kemungkinan terdapat satu operator besar yang dominan menguasai seluruh region karena hal itu diperbolehkan dalam dokumen tender.
Pada tender kali ini, pemerintah hanya akan melelang pita frekuensi 2,3 GHz yang merupakan spektrum paling kosong penghuninya di Indonesia.
Terkait dengan masalah harga, seorang pejabat di Ditjen Postel menyatakan harga pita WiMax sangat bervariasi di setiap region, mulai dari belasan juta sampai miliaran rupiah.
Negara Minoritas
Dengan memilih 2,3 GHz, Indonesia termasuk dalam negara minoritas pengguna WiMax karena dalam lingkup global, teknologi Internet pita lebar tersebut banyak digunakan di pita 3,5 GHz.
Gunadi Dwi Hantoro, Researcher Broadband Wireless R&D Infrastructure Departement Telkom, mengatakan dalam standar WiMax Forum, pita 2,3 GHz sebenarnya dialokasikan untuk WiMax mobile, bukan fixed seperti yang akan ditenderkan.
“Pemerintah tampaknya berusaha memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada perusahaan lokal untuk mengembangkan perangkat di segmen fixed yang relatif lebih sederhana. Mungkin pada saatnya nanti, pita 2,3 GHz dimanfaatkan untuk fixed dan mobile,” tuturnya.
Menurut Gunadi, Asia Pasifik menjadi kawasan dengan jumlah spektrum terbesar di dunia, dan Indonesia diprediksi menjadi negara dengan pengguna frekuensi terbanyak di kawasan tersebut. (fita.indah@bisnis.co.id/arif.pitoyo@bisnis.co.id)
0 komentar:
Posting Komentar