Oleh Imam Suhartadi
Jakarta, Investor Daily – Pemerintah meminta anggota konsorsium Palapa Ring memulai kegiatan pembangunan jaringan kabel serat optik di kawasan Indonesia Timur pada Agustus tahun ini. PT Excelcomindo Pratama diharapkan bisa bergabung lagi dalam konsorsium Palapa Ring tahun depan.
Jakarta, Investor Daily – Pemerintah meminta anggota konsorsium Palapa Ring memulai kegiatan pembangunan jaringan kabel serat optik di kawasan Indonesia Timur pada Agustus tahun ini. PT Excelcomindo Pratama diharapkan bisa bergabung lagi dalam konsorsium Palapa Ring tahun depan.
Demikian ditegaskan Dirjen Postel Depkominfo Basuki yusuf Iskandar di sela penganugrahan rekor MURI pada Axis Salam di Jakarta, Rabu (27/5).
“Pemerintah berkomitmen, proyek Palapa Ring harus berjalan tahun ini. Jadi, Agustus tahun ini, kegiatan mencangkulnya (pembangunan) sudah harus dimulai,” kata Basuki Yusuf Iskandar.
Pada kesempatan itu, Basuki meluruskan lagi tentang pemberitaan mengenai mundurnya PT EP dari keanggotaan konsorsium Palapa Ring. Menurut dia, kondisi sebenarnya, operator XL itu tidak mundur total dari konsorsium Palapa Ring. PT EP hanya tak bisa berpartisipasi dalam konsorsium pada tahun ini. Ini tidak lepas dari merebaknya krisis finansial global dan prioritas PT EP untuk memperkuat jaringan XL.
Dengan demikian, tegas Basuki, PT EP masih berpeluang ikut lagi pada tahun depan asalkan disepakati anggota konsorsium lainnya. “XL tak mundur total. XL hanya tahun ini nggak bisa ikut. Tetapi masalahnya (proyek Palapa Ring) harus dimulai tahun ini. Oleh karena itu, ya, terpaksa XL ditinggal,” ujar dia.
Betapa pun, juru bicara konsorsium Palapa Ring Rakhmat Djunaidi amat menyayangkan keputusan PT EP mengundurkan diri dari Palapa Ring, meski hanya pada tahun ini saja. Mundurnya PT EP tidak hanya mengurangi dana yang bisa disediakan konsorsium Palapa Ring dari US$180 juta menjadi US$150 juta, juga memaksa konsorsium untuk berhitung ulang dan merevisi sejumlah perhitungan yang telah dilakukan selama ini.
Dia mengakui, mundurnya PT EP mengubah segalanya tentang rencana pembangunan jaringan kabel serat optik di Indonesia Timur itu. Mulai dari alokasi biaya hingga titik wilayah yang akan dilalui kabel serat optik.
“Kami masih belum tahu apa akan ada zona yang dihilangkan. Nanti kami evaluasi rute yang akan dilalui kabel selanjutnya. Dalam satu hingga dua minggu lagi kami harapkan, evaluasi akan selesai,” kata Rakhmat di Jakarta, Selasa (26/5).
Pembangunan jaringan kabel serat optik sepanjnag 11 ribu kilometer di Indonesia Timur itu diperkirakan baru rampung dalam tiga tahun. Total dana yang dibutuhkan sekitar US$700 juta. Untuk menutup kekurangannya, pemerintah membuka wacana pendanaan dari ICT Fund. Meski demikian, Basuki menegaskan, kepastian mengenai ICT Fund itu diperkirakan baru tahun depan. Depkomindo harus terlebih dulu berkoordinasi dengan Departemen Keuangan dan DPR RI.
Menurut Basuki, Depkominfo amat responsif terhadap perkembangan proyek Palapa Ring. Pemerintah juga membuka diri atas masukknya investor (termasuk investor asing) untuk mendanai proyek ini.
“Kami promosi sejak Infrastructure Summit I beberapa tahun lalu (2005) di Kantor Menko Perekonomian. Sekarang silakan saja masuk. Yang penting Agustus harus jalan,” tegas Basuki.
Pada awalnya, konsorium Palapa Ring didirikan tujuh perusahaan. Pada tahun lalu, tiga anggota konsorsium (PT Infokom Elektrindo, PT Macca System Infocom dan PT Powertek Utama Internusa) mundur. Pada tahun ini, PT EP juga mundur. Dengan demikian, anggota konsorsium Palapa Ring tinggal tiga, yakni PT Telekomunikasi Indoneisa Tbk (Telkom), PT Indosat Tbk, dan PT Bakrie Telecom Tbk.
Pada awalnya tujuh anggota konsorsium itu telah sepakat untuk menyetor dana masing-masing sebesar US$30 juta, kecuali Telkom (US$90 juta), dan PT Infokom Elektrindo (US$15 juta). Dengan demikian total dana awalnya sebesar US$225 juta. Sekarang, dana yang dihimpun konsorsium tinggal US$150 juta.
0 komentar:
Posting Komentar