Tampilkan postingan dengan label PalapaRing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PalapaRing. Tampilkan semua postingan

04 Desember 2009 Desa Berdering incar 25.000 desa

Proyek Palapa Ring mulai dikerjakan

Oleh Fita Indah Maulani & Arif Pitoyo
Bisnis Indonesia

Jakarta (01/12/2009): Proyek telepon perdesaan berdana USO (univesal service obligation) Desa Berdering menargetkan dapat menjangkau 25.000 desa pada akhir Januari 2010, sementara itu proyek Palapa Ring kemarin mulai di kerjakan.

Pencanangan kedua proyek telekomunikasi itu dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari Jakarta, sedangkan peletakan batu pertama proyek Palapa Ring Mataram-Kupang Cable System (MKCS) sepanjang 1.041 km dilakukan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring di Mataram, Nusa Tenggara Timur.

Kepala Pusat Informasi Depkominfo, Gatot S Dewa Broto, mengatakan Depkominfo mengharapkan akhir Januari 2010 sekitar 25.000 desa terjangkau sambungan telepon Desa Berdering.

“Pada akhir 2010, total target Desa Berdering sebanyak 31.824 sudah tersambung,” katanya kemarin.

Proyek USO Desa Berdering pengerjaannya dibagi menjadi 7 paket. Sebanyak 5 paket dimenangkan oleh PT Telkomsel, sedangkan dua sisanya dimenangi oleh PT Indonesia Comnet Plus (Icon +) anak usaha dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Gatot menambahkan Icon+ baru memenangi tender yang diadakan tahun ini, sehingga jadwal pengerjaannya juga berbeda dengan Telkomsel sebagai pemenang lima paket pada tahun sebelumnya.

Muljo Adji A.G, Dirut Icon+, mengatakan pihaknya menang tender di dua paket dengan total pengerjaan sebanyak 7.773 desa yang kini sudah dalam pengerjaan secara bertahap.

“Kami optimistis akan menyelesaikan seluruh desa secara bertahap sesuai target, pada Januari 2010 diharapkan sudah ada sebanyak 500 desa berdering,” ujar Muljo.

Dari Mataram, seusai peresmian dimulainya pembangaunan proyek Palapa Ring (MKCS), Menkominfo mengungkapkan Program Desa Pinter merupakan program 100 hari Depkominfo. “Untuk menuju Desa Pinter, atau pintar Internet, harus ada infrastruktur suara, untuk itu diperlukan Desa Berdering lebih dahulu,” ujarnya kemarin.

Palapa Ring
Dalam acara peresmian di Istana Negara kemarin, Presiden mengingatkan arti pentingnya proyek Palapa Ring MKCS sebagai simpul untuk meningkatkan konektivitas domestik, terutama dikawasan timur Indonesia.

“Tidak baik misalkan Jakarta atau kota-kota besar tersambung dengan dunia luar, tapi di antara kita di antara 33 provinsi di antara pulau-pulau besar Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua tidak saling terhubung,” ujar Yudhoyono.

Presiden juga meresmikan sejumlah infrastruktur telekomunikasi.

Pada kesempatan itu, Presiden juga melakukan konferensi video dangan Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Madjdi, Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring yang berada di Mataram.

Di sela-sela acara peresmian Palapa Ring di Mataram, Menkominf menyambut positif proyek yang diprakarsai Telkom tersebut.

“Pembangunan tersebut sangat baik untuk meningkatkan penetrasi informasi masyarakat di kawasan timur Indonesia, sekaligus meningkatkan perekonomian di sepanjang jalur yang dilewati MKCS,” katanya.

Dia berharap operator lainnya juga berinisiasi membangun infrastruktur dan membuka jalur lainnya ke luar negeri, baik ke landing point di Australia, Hong Kong, maupun jalur lainnya.
(RATNA ARIYANTI & IRSAD SATI) (fita.indah@bisnis.co.id/arif.pitoyo@bisnis.co.id)

Read more.....

Pemerintah siapkan insentif telekomunikasi

Bisnis Indonesia (01/12/2009)

Mataram: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) secara resmi kemarin memulai pembangunan backbone jaringan optik Mataram-Kupang Cable System (MKCS) sepanjang 1.041 km yang merupakan bagian dari konfigurasi Palapa Ring. Menkominfo Tifatul Sembiring mengungkapkan harapannya terkait dengan pembangunan jaringan serat optik berkapasitas 300 gigabit per second (Gbps) tersebut, berikut perikannya:

Bagaimana harapa Anda dengan adanya inisiasi Telkom membangun MKCS?
Saya sangat mengapresiasi inisaiasi Telkom yang merupakan perusahaan nasional tersebut.

Saya berharap operator lainnya, baik yang dimiliki dalam negeri maupun asing juga berinisiasi membangun infrastruktur dan membuka jalur lainnya ke luar negeri, baik di landing point di Australia, Hong Kong, maupun jalur lainnya agar Indonesia memiliki banyak jalur alternatif.

Pembangunan tersebut sangat baik untuk meningkatkan penetrasi informasi masyarakat di kawasan timur Indonesia, sekaligus meningkatkan perekonomian di sepanjang jalur yang dilewati MKCS.

Seperti diketahui, jalur tersebut akan terbentang dari Mataram sampai Kupang dengan 6 unit landing point dan 15 node di kota Mataram, Pringbaya, Newmont, Taliwang, Sumbawa Besar, Ampang, Dompu, Raba, Labuhan Bajo, Ruteng, Bajawe, Ende, Maumere, Waingapu, dan Kupang.

Apakah dengan adanya pembangunan serat optik yang jadi bagian dari Palapa Ring tersebut, pemerintah akan menurunkan tarif telekomunikasi?
Harapan pemerintah tentunya tarif akan turun dengan sendirinya, mengingat aliran yang dibawa jaringan serat optik tersebut sangat besar mencapai 300 Gbps.

Masyarakat akan mendapatkan layanan data yang didukung next generation nationwide broadband network secara murah, ditunjang dengan infrastruktur backbone sampai ke perdesaan .

Telkom super highway tersebut juga diharapkan makin memudahkan masyarakat mendapatkan informasi, menumbuhkan perekonomian setempat karena akan terintegrasi dengan program USO, dan tarif Internet akan turun cukup signifikan secara bertahap sampai semua jalur dibangun.

Apakah pemerintah berencana memberikan insentif ke Telkom, sebagai inisiasi pembangunan MKCS?
Itu usulan yang sangat bagus. Depkominfo akan segera membicarakannya dengan pihak terkait seperti Depkeu, Bappenas, dan internal Kominfo sendiri, mengenai bentuk insentif yang akan diberikan.

Yang jelas, pemerintah akan selalu mendukung upaya membangun infrastruktur telekomunikasi yang impact-nya meningkatkan perekonomian masyarakat.

Melanjutkan MKCS, Palapa Ring akan dilanjutkan hingga Papua. Bagaimana pemerintah memastikan pembangunan itu bisa berjalan dengan baik?
Palapa Ring merupakan megaproyek pembangunan backbone serat optik yang diinisiasi pemerintah yang melingkupi 33 provinsi dan 460 kabupaten. Di Kawasan timur Indonesia sendiri pembangunan Palapa Ring terdiri dari submarine cable dan inland cable sepanjang 10.812 km yang mengubungkan Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Telkom sudah memulainya dengan membangun link yang menghubungkan Mataram-Kupang. Pemerintah berharap, konsorsium yang teridiri dari Telkom, Indosat, dan Bakrie Telecom tersebut bisa melanjutkan apa yang sudah dikerjakan Telkom, dan tidak ada anggota yang mundur.

Mengapa pemerintah tidak ikut serta menanamkan modal di Palapa Ring terebut?
Pemerintah tidak dalam posisi sebagai investor. Namun pemerintah akan memfasilitasi, baik dalam hal regulasi atau pun lainnya.

Pemerintah tentu akan mengundang pemain-pemain swasta lainnya yang berminat membangun jalur serat optik lainnya, terutama Surabaya-Hong Kong atau Surabaya-Australia.

Apakah korelasinya antara Palapa Ring dan peningkatan perekonomian lokal?
Selama ini wilayah timur Indonesia masih belum sepenuhnya terakses jaringan komunikasi, terutama yang berkapasitas besar.

Adanya Palapa Ring tersebut tentunya secara bertahap mengubah wajah daerah setempat menjadi lebih maju, pendidikan lebih baik, sarana kesehatan jadi lebih baik, karena aliran data yang dibawa bisa memuat berbagai informasi dari berbagai sektor secara terintegrasi.

Masyarakat juga bisa menemukan peluang usaha baru dengan masuknya Internet, adapun sekolah juga bisa diisi konten yang lebih bermutu.

Pewawancara : ARIF PITOYO

Read more.....

13 November 2009 Depkominfo usahakan dana Palapa Ring

Pemerintah diharapkan ikut berinvestasi

Oleh Roni Yunianto
Bisnis Indonesia

Jakarta (12/11/2009): Departemen Komunikasi dan Informatika menawarkan dua opsi insentif untuk mendorong pembangunan infrastruktur di Indonesia bagian timur melalui pendaaan ICT-Fund.

Basuki Yusuf Iskandar, Sekretaris Jenderal Depkominfo, menurutkan insentif untuk membangun backbone itu ada pada ICT-Fund yang saat ini masih diupayakan instansi itu ke Depkeu.

“Kami [Depkominfo dan Depkeu] tengah merumuskan skemanya apakah insentif ditawarkan dalam bentuk subsidi bunga atau subsidi investasi, atau stimulus lainnya,” ujarnya seusai membuka 2nd Indonesia Teelcoms Summit 2009, kemarin.

Dia menegaskan dana itu akan tetap dikelola Depkominfo dengan memperhatikan prioritas di wilayah timur. Instansi tersebut juga telah mengalokasikan anggaran dari universal service obligation (USO) dengan besar rata-rata Rp1,2 triliun per tahun.

“Insentif ini baru mulai tahun depan, melalui daftar isian proyek dan anggaran [DIPA] 2010 karena masih dibutuhkan persetujuan Menkeu,” tuturnya.

Rakhmat Junaidi, juru bicara Konsorsium Palapa Ring, menuturkan untuk merealisasikan Palapa Ring sudah saatnya pemerintah ikut turun tangan mengingat keterbatasan dana yang ada.

“Soal partisipasi di backbone itu sudah jamak, pemerintah di negara lain juga ikut berpartisipasi,” ujarnya.

Rakhmat membenarkan dua altarnatif yang masih dibahas antara industri dan pemerintah yaitu pertama, berbentuk investasi langsung dan kedua, pemerintah dapat mendorong melalui perbankan yang memungkinkan operator mendapatkan pinjaman dengan subsidi bunga.

“Arahnya memang ke sana, tetapi kami belum membahasnya lebih lanjut termasuk formulasinya dan harapan pemerintah sendiri,” papar Rakhmat.

Basuki berpendapat ICT Fund tepat untuk menyelesaikan persoalan telekomunikasi terutama jaringan broadband mengingat peta infrastruktur backbone di timur Indonesia masih jauh tertinggal, termasuk secara ekonomi, sosial dan politik.

“Masalah akses dapat diselesaikan cepat namun belum menyelesaikan masalah integrasi antara barat dan timur. Satu-satunya kunci adalah percepatan.”

Dia menegaskan kebijakan Depkominfo bahwa backbone harus dibiayai USO karena pihaknya tidak ingin menambah beban ke industri.

“Kami akan mengambil jatah di Depkeu dimana separuh dari 1% [USO] yang dulu, dapat ditarik untuk menambah infrastruktur.”

Investasi langsung
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) sebelumnya telah mengusulkan kepada pemerintah agar dana yang berasal dari industri dalam bentuk pendapatan negara bukan pajak (PNBP) yang kemudian masuk dalam APBN dapat digunakan sebagai ICT Fund.

Rakhmat mengatakan dana itu oleh Kadin dinilai dapat digunakan pemerintah untuk masuk ke daerah-daerah pelosok tertentu di samping operator.

“Kami cenderung pemerintah memilih investasi langsung karena dana juga akan kembali.”

Proyek Palapa Ring menurut informasi sementara Depkominfo akan dimulai 30 November 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Setyanto P. Santosa, Ketua Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), mengatakan pihaknya mendukung ide menciptakan ICT Fund. (roni.yunianto@bisnis.co.id)

Read more.....

13 Oktober 2009 Bakrie Siap Garap Palapa Ring Tahap II

Peresmian Palapa Ring I tertunda karena proses tender vendor belum beres

Gentur Putro Jati, Nadia Citra Surya

Jakarta, Kontan – Meski masih kekurangan biaya investasi US$75 juta, PT Bakrie Telecom Tbk dan konsorsiumnya yakin, pengerjaan proyek serat optik Palapa Ring tahap II bisa terealisasi dalam waktu dekat. Kini, proyek ini telah memasuki tahap finalisasi jalur dan pembicaraan dengan vendor.

Direktur Layanan Korporat Bakrie Telecom Rakhmat Djunaidi bilang, rencananya konsorsium akan memasang kabel serat optik sepanjang 3.220,4 kilometer (km) di bawah tanah dan bawah laut yang membentang dari Sulawesi hingga Papua. “Diharapkan dalam waktu dekat bisa kami realisasikan,”kata Rakhmat, akhir pekan lalu.

Rakhmat memberi sinyal bahwa saat ini, konsorium saat ini tidak memusingkan kekurangan biaya investasi sebesar US$ 75 juta itu.

Menurut perhitungan awal, konsorium Bakrie Telecom dan kawan-kawan membutuhkan dana sekitar US$ 225 juta untuk Palapa Ring II. Namun, kini mereka baru mengantongi dana US$ 150 juta. “Sebanyak US$ 90 juta dari Telkom, kemudian US$ 60 juta dari Bakrie Telecom dan Indosat,” kata Rakhmat. Dana ini kurang karena PT Excelcomindo Tbk(XL) memutuskan mundur dari konsorium itu.

Tahap I tertunda Lagi
Meski demikian, sejauh ini, pemerintah tetap yakin, proyek ini bakal tetap berjalan. Sebab, mereka yakin XL akan kembali bergabung menggarap proyek ini.

Sayang hingga kini, baik Bakrie Telecom maupun pemerintah belum memberi kepastian kapan proyek Palapa Ring II akan mulai bergulir.

Sementara, meski lebih maju, proyek Palapa Ring I juga belum berjalan. Rencana pembangunan fisik proyek Palapa Ring I yang tadinya akan dimulai hari ini (12/10) tertunda lagi. “Penundaan karena tendor vendor yang dimiliki Telkom belum selesai,” kata Sekretaris Jenderal Departemen Komunikasi dan Informatika Basuki Yusuf Iskandar.

Sebelumnya, Direktur Teknologi Informasi Telkom Indra Utoyo bilang, pihaknya siap menggarap proyek Palapa Ring tahap I. Untuk mengerjakan proyek tahap I, Telkom menyediakan investasi US$ 75 juta.

Pemasangan serat optik untuk tahap awal sepanjang 1.041 kilometer di dalam laut tersebut akan memakan waktu sekitar 400 hari. Setidaknya ada enam tempat menjadi landing point kabel tersebut. Dinataranya Mataram, Waingapu, dan Kupang. ■

Read more.....

07 Oktober 2009 Palapa Ring mulai dibangun pekan depan

Telkom akan awali proyek serat optik

Oleh Fita Indah Maulani
Bisnis Indonesia

Jakarta: Konsorsium Palapa Ring akan melaksanakan proyek Palapa Ring pada Mei 2010, setelah PT Telkom Tbk mulai membangun jaringan serat optik Mataram-Kupang 12 Oktober 2009.

Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewa Broto mengatakan konsorsium berencana melakukan survei mulai Januari hingga Mei 2010, adapun pada 12 Oktober Menkominfo dan direksi PT Telkom akan mengahdiri pencanangan pembangunan fisik proyek Palapa Ring di Desa Krandangan, Mataram, Lobok.

“Semula proyek ini sudah harus dimulai pembangunan fisiknya pada awal 2009. Namun, terjadi berbagai kendala sebagai dampak dari krisis keuangan global yang sangat berpengaruh pada sisi pendanaan Konsorsium Palapa Ring,” ujarnya kemarin.

Konsorsium Palapa Ring saat ini hanya tersisa tiga anggota, yaitu PT Telkom, PT Indosat, dan PT Bakrie Telecom, setelah sebelumnya PT Excelcomindo Pratama mengundurkan diri sementara waktu dan baru bergabung kembali tahun depan.

PT Telkom akhirnya mengambil inisiatif mengawali pembangunan fisik Palapa Ring dengan membangun segmen serat optik darat (inland cable) maupun bawah laut (submarine cable) dari Mataram hingga Kupang yang direncanakan selesai pada akhir September 2010.

Gatot menambahkan konsorsium berencana melakukan servei pada Januai hingga Mei 2010. Selanjutnya dimulai kegiatan pelaksanaan hingga siap digunakan pada Mei 2011.

Kontribusi Telkom
Eddy Kurni, VP Public and Marketing Communications Telkom, mengatakan pihaknya segera membangun jaringan backbone serat optik dengan mengambil sebagian konfigurasi Palapa Ring, yaitu melintasi jalur Matara-Kupang, Manado-Sorong, dan Fakfak-Makassar.

“Pada tahap pertama, kami akan membangun serat optik MKCS [Mataram Kupang Cable System] sepanjang 1.041 km laut dengan enam landing point, serta 810 km darat dengan 15 node,” ujarnya.

Sesuai dengan komitmen awal, ujarnya, Telkom tetap melanjutkan pembangunan backbone serat optik di kawasan timur Indonesia meski konsorsium belum berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Palapa Ring merupakan megaproyek pembangunan tulang punggung (backbone) serat optik, terdiri dari 35.280 kilometer serta optik bawah laut dan 21.708 kilometer serat optik bawah tanah. (ARIF PITOYO) (fita.indah@bisnis.co.id)

Read more.....

06 Oktober 2009 Bangun Jaringan Kabel Sepanjang 1.237,8 Kilometer

Telkom Mulai Proyek Palapa Ring

Oleh Imam Suhartadi

Jakarta, Investor Daily – Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) memastikan, pencanangan pembangunan fisik megaproyek Palapa Ring dilaksanakan pada 12 Oktober 2009 di Desa Krandangan, Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menkominfo M Nuh berserta beberapa pajabat Depkominfo, Direksi PT Telkom dan para tamu dari berbagai instansi akan hadir dalam acara tersebut. Kegiatan ini sebelumnya direncanakan berlangsung 27 September 2009 bertepatan dengan Hari Bhakti Postel, namun diubah karena masih dalam suasana Lebaran Idul Fitri 1430 Hijriah.

Kepada Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewa Broto mengatakan, peresmian Palapa Ring dilaksanakan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ini adalah proyek pembangunan jaringan kabel serat optik milik Telkom yang digabungkan dengan proyek Palapa Ring. Ini merupakan tempat Telkom memulai pembangunan, baik jaringan kabel serat optik darat (inland cable) maupun bawah laut (submarine cable).

Jaringan kabel serat optik itu membantang dari Mataram hingga Kupang sepanjang 1.237,8 kilometer. Proyek ini direncanakan dapat diseslaikan pada akhir September 2010. Namun, nilai investasinya belum disebutkan.

“Pemerintah memberikan apresiasi kepada Telkom yang berani memulai proyek penting ini. Mudah-mudahan proyek ini bisa diselesaikan tepat sesuai jadwal yang ditetapkan,” kata Gatot di Jakarta, Senin (5/10).

Gatot menjelaskan, langkah terobosan yang dilakukan Telkom ini telah memberikan semangat bagi anggota konsorsium Palapa Ring, seperti PT Indosat, dan PT Bakrie Telecom. Konsorsium Palapa Ring akan melanjutkan pembangunan jaringan kabel serat optik (darat dan bawah laut) untuk jalur Manado-Ternate-Sorong-Ambon-Kendari hingga Makassar.

“Kami optimistis proyek Palapa Ring ini akan sesuai rencana, tidak ada lagi pengunduran jadwal. Anggota konsorsium yang tersisa sudah berkomitmen untuk memulai jalur fiber optic darat dan bawah laut Menado hingga Makassar pada tahun depan,” ujar dia.

Proyek Palapa Ring adala proyek mega yang sudah direncanakan sejak lama. Pemerintah menargetkan proyek pembangunan kabel serat optik di Indonesia bagian timur sepanjang 11 ribu kilometer ini sudah dimulai sejak awal 2009. namun, mundurnya beberapa anggota konsorsium dan krisis financial global memengaruhi proyek ini.

Pada 12 Agustus 2009, pemerintah mengadakan pertemuan denagn anggota konsorsium Palapa Ring. Pada saat itu, Telkom menyatakan inisiatifnya untuk memulai pembangunan proyek dalam koridor Palapa Ring itu. Hanya saja, proyek yang dibangun Telkom itu murni milik Telkom, bukan milik konsorsium.

Sedangkan konsorsium Palapa Ring bertekad untuk melanjutkan jaringan kabel serat optik milik Telkom itu. Pembangunannya diharapkan bisa dimulai pada tahun depan yang dimulai dengan survei pada medio Januari hingga Mei 2010. kegiatan-kegiatan berikutnya berupa design review meeting (DRM), akuisisi lahan landing point, produksi submarine cable, produksi terminal station equipment (TSE) dan submarged equipment (SE), submarine cable shipment, TSE and SE shipment, instalasi submarine cable, instalasi TSE, testing dan terakhir berupa ready for professional acceptance (RFPA) pada sekitar bulan Mei 2011.

Proyek USO
Pada kesempatan itu, Gatot juga menjelaskan, peresmian dimulainya pembangunan Palapa Ring itu akan dilakukan video conference lewat akses telepon perdesaan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta dengan Menkominfo Muhammad Nuh di Mataram, NTB.

Dalam acara tersebut, Presiden akan menerima penjelasan dari Menkominfo tentang beberapa provinsi yang sudah tersedia akses telekomunikasi dan informatika secara keseluruhan, yaitu Provinsi Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali dan NTB. Ini merupakan proyek pembangunan telepon perdesaan dalam kerangka Universal Service Obligation (USO).

“Acara itu sangat penting dan strategis, karena selain merupakan salah satu bentuk kemajuan pembangunan telepon perdesaan, USO perlu diinformasikan kepada masyarakat umum dan saat ini masih terus berlangsung,” kata Gatot.

Read more.....

25 September 2009 Palapa Ring Perkuat Jaringan Telkom

Oleh Encep Saepudin

Jakarta, Investor Daily – Proyek Palapa Ring mulai digelar Oktober 2009. Ini merupakan upaya Telkom Group untuk selalu meng-upgrade jaringan telekomunikasi dalam mengimbangi lonjakan trafik suara, SMS dan VAS, serta data.

Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Rinaldy Firmansyah mengatakan, dibangunnya proyek ini karena penggunaan satelit untuk melayani pelanggan sudah kurang memadai lagi. Oleh karena itu, pembangunan jaringan baru merupakan upaya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan internal.

Pada akhirnya, lanjut Rinaldy, kebutuhan ini akan meningkatkan kualitas layanan pada pelanggan. Pada saat bersamaan, program internal ini ternyata dikaitkan dengan program Palapa Ring. “Seharusnya, proyek Palapa Ring ini sudah di-launch bulan ini (September), tapi akhirnya dipindah ke Oktober,” kata dia.

Menkominfo Muhammad Nuh dan Plt Dirjen Postel Depkominfo Basuki Yusuf Isakandar mengatakan, proyek Palapa Ring akan mulai digelar pada 26 September 2009. Yakni, waktunya bertepatan dengan Hari Bhakti Postel.

Pembangunan Palapa Ring yang menjadi tulang punggun industri telekomunikasi nasional tersendat akibat mundurnya beberapa anggota konsorsium Palapa Ring. Awalnya, konsorsium itu beranggotakan tujuh dan total dana yang berhasi dihimpun sebesar US$225 juta.

Dalam perjalannya, anggota konsorsium menciut hingga tinggal tiga perusahaan, yakni PT Telkom Tbk, PT Indosat Tbk, dan PT Bakrie Telecom Tbk. Total dana yang berhasil dihimpun pun menciut menjadi US$150 juta. Bersamaan dengan itu, biaya penggelaran kabel serat optik di Indonesia Timur sepanjang 11 ribu kilometer itu pun membengkak.

Komsorsium Palapa Ring angkat tangan hingga akhirnya Telkom bersedia memulainya dengan dana sendiri. Proyek yang digarap Telkom itu adalah proyek sendiri yang tersambung dengan proyek Palapa Ring.

Pemasaran Bersama
Pembangunannya sudah cukup mendesak karena trafik komunikasi melonjak dengan pesat. Rinaldy mengatakan, Telkom Group harus melayani lebih dari 100 juta pelanggan, yang terdiri dari pelanggan Telkomsel (anak usaha Telkom) sebanyak 78 juta lebih, pelanggan Flexy sebanyak 14 juta pelanggan, serta telepon kabel 8,7 juta pelanggan.

Langkah Telkom belum surut meski telah menjadi operator dengan pelanggan terbesar di Indonesia. Pemasaran produknya pun justru dibuat gencar dengan menjual sendiri maupun bundling dengan produk lain. Bahkan, Telkom menyinergikan pemasarannya dengan produk anak perusahaannya, seperti Telkomsel dan Telkomvision.

Telkom Speedy, misalnya, dipasarkan bersama dengan produk Telkomsel (Flash) dan Telkomvision (YesTV). Telkom Group membentuk pamasaran bersama. Produk-produk itu masing-masing memiliki keunikan dan kekuatan sendiri. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berinternet.

Melalui pemasaran bersama ini, kata Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia, diharapkan bisa memenuhi seluruh kebutuhan berinternet masyarakat. Speedy untuk layanan internet cepat yang bersifat tetap (fixed broadband), dan Telkomsel Flash untuk keperluan mobile broadband.

“Dengan begini, pelanggan bisa mengakses internet sesuai dengan kebutuhannya,” kata Eddy.

Sinergi pemasaran produk-produk Telkom Group akan lebih ditingkatkan untuk memberikan nilai lebih pada masyarakat. Selain pemasaran bersama, ditawarkan juga dengan YesTV. Adapun empat paket yang ditawarkan, yakni Speedy-Flash (Rp200 ribu), Speedy-YesTV-Flash (Rp300 ribu), Speedy-Komputer-Flash (Rp400 ribu), Speedy-Komputer-YesTV-Flash (Rp 500 ribu).

Menurut Eddy, pelanggan memperoleh keuntungan dengan kegiatan pemasaran bersama ini. Begitu pula dengan pembayarannya.

Read more.....

04 September 2009 Palapa Ring terpangkas 50%

Menara telekomunikasi dikenakan retribusi tunggal

Oleh Roni Yunianto
Bisnis Indonesia

Jakarta (03/09/2009) : Pembangunan fisik Palapa Ring memangkas 50% segmen-segmen kabel optik darat dan bawah laut yang ada pada desain awal proyek itu.

Gatot S. Dewa Broto, Kepala Pusat Informasi dan Humas Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo), mengatakan penggelaran tersebut hanya akan merealisasikan 50% desain awal proyek infrastruktur kabel optik di timur Indonesia itu.

“segmentasi berkurang dari desain awal yaitu 30 kabupaten/kota menjadi 15 kabupaten/kota saja,” ujarnya kepada Bisnis kemarin.

Menurut Gatot, meskipun terjadi pengurangan menyesuaikan dana yang ada, proyek itu nantinya sangat mungkin untuk dikembangkan kemudian.

“Pemerintah tetap berkomitmen, pada saat kondisinya mendukung kami bisa memperpanjang [rute ring]. Niat politiknya sudah ada meskipun belum dibahas lebih lanjut,” tegasnya.

Panjang penggelaran kabel pada desain awal adalah 11.202 km, sedangkan pada desain yang baru panjangnya dipangkas menjadi 4.458,2 km.

Gatot mengingatkan yang menjadi wacana berikutnya jika proyek sudah terealisasi adalah pengintegrasian infrasturktur ring di barat dengan Timur. Dalam proyek yang akan segera berjalan itu, pemerintah tetap akan memfasilitasinya dengan insentif pajak dan pembebasan bea masuk fiber optik serta berkoordinasi dengan daerah-daerah yang dilintasi kabel tersebut agar penggelaran tidak terhambat.

Dia mengatakan Telkom akan membangun segmen kabel optik darat (inland cable) maupun bawah laut (submarine cable) Mataram-Kupang mulai 27 September 2009 dan dirampungkan hingga akhir bulan September 2010.

Adapun anggota konsorsium secara kolektif-yaitu Telkom, Indosat dan Bakrie Telecom akan menggelar survei pada pertengahan Januari 2010 hingga Mei 2010.

Retribusi menara
Dalam perkembangan lain, Balai Monitoring Depkominfo tengah mendata perizinan penggunaan frekuensi (ISR) menara telekomunikasi di Bandung termasuk yang ditertibkan oleh Pemkab setempat.

Adapun Depkominfo masih menunggu penjelasan dan data resmi dari Asosiasi Telekomunikasi seluler Indonesia (ATSI) untuk melengkapi surat resmi Depkominfo kepada Depdagri.

Gatot mengatakan terkait retribusi menara telekomunikasi, pemerintah telah mengaturnya dalam surat keputusan bersama.

“Pemkab atau Pemkot berhak mendapat retribusi menara dari izin mendirikan bangunan [IMB] yang diperhitungakn sesuai kondisi di setiap daerah,” ujarnya.

Dia menegaskan retribusi itu adalah retribusi tunggal artinya tidak lagi mengiizinkan restribusi tambahan lainnya seperti jaminan keamanan, sosial dan lain-lain. “Ini banyak dipertanyakan pemda setiap sosialisasi, pada dasarnya semua retribusi ini boleh saja tetapi harus masuk satu pintu [retribusi] dan besarannya [kami] tidak atur,” jelasnya.

Gatot juga mengingatkan suatu pemda tidak diizinkan membuat peraturan daerah atas nama pihak tertentu untuk mengurus IMB. (roni.yunianto@bisnis.co.id)

Read more.....

31 Agustus 2009 Telkom Mulai Bangun Palapa Ring

Oleh Encep Saepudin

Jakarta, Investor Daily – Pembangunan jaringan kabel serat optik bawah laut dalam megaproyek Palapa Ring akan dimulai akhir September 2009. Pengerjaannya tidak dilakukan oleh konsorsium Palapa Ring, melainkan dilakukan oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom).

Juru bicara konsorsium Palapa Ring Rakhmat Djunaidi mengatakan, dari tiga anggota konsorisum yang tersisa, hanya Telkom yang akan memulai pembangunan jaringan kabel serat optik yang menjadi tulang punggung infrastruktur telekomunikasi Indonesia. Jaringan kabel serat optik yang akan dibangun Telkom itu meliputi wilayah Mataram-Kupang.

“Setelah itu, pada akhir Desember nanti, seluruh konsorsium akan terlibat membangun di bagian atas Sorong,” ujar Rakhmat saat ditemui di Wisma Bakrie, Jakarta, pekan lalu.

Konsorsium Palapa Ring dipercaya membangun jaringan kabel serat optik di wilayah Indonesia timur sepanjang sekitar 11 ribu kilometer. Kabel itu membentang di daratan dan di bawah laut. Dari tujuh anggota konsorsium, kini tersisa tiga anggota, yakni PT Telkm Tbk, PT Indosat Tbk, dan PT Bakrie Telecom Tbk.

Proyek tersebut seharusnya sudah dimulai pada kuartal I-2009 sudah ada wilayah yang dilewati kabel serat optik. Akibat beberapa anggota konsorsium mengundurkan diri dan dampak krisis finansial global, pembangunan megaproyek tertunda. Selain biayanya membengkak, dana yang terkumpul dari anggota konsorsium pun berkurang dari sebelumnya US$225 juta menjadi tinggal US$150 juta.

Meski begitu, pemerintah dan konsorsium Palapa Ring bertekad untuk memulai proyek paling bergengsi di lingkungan telekomunikasi itu.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Muhammad Nuh meminta agar megaproyek itu dimulai September ini, bertepatan dengan Hari Krida Postel. Kepastian itu sebagai hasil pembicaraan antara pemerintah dan konsorium Palapa Ring pada pekan lalu.

“Saya bersama teman-teman dari konsorsium Palapa Ring sepakat untuk memulai pengerjaannya. Rencananya diresmikan bertepatan dengan Hari Bhakti Postel pada September mendatang,” kata Muhammad Nuh di Jakarta, Kamis (13/8).

Penggelaran jaringan kabel serat optik pada September itu ternyata tidak dilakukan oleh konsorsium Palapa Ring, melainkan oleh Telkom. Penggelaran kabel serat optik ini juga dimaksudukan untuk menunggu hasil tender pelaksanaan pengerjaan proyek Palapa Ring itu, yang diperkirakan pada akhir Desember 2009.

“Pekerjaan ini sangat berat dan kami perkirakan butuh waktu dua tahun dari sejak awal eksekusi,” kata Rakhmat.

Menjelang tenter pelaksanaan pengerjaan proyek Palapa Ring itu, menurut Rakhmat, beberapa vendor dan operator telah melakukan survei untuk mengetahui prakiraan kebutuhan proyek. Hasil survei menjadi pegangan mereka untuk ikut tender, yang pengumumannya dijadwalkan Desember ini.

Begitu diumumkan menang, mereka harus meneruskan hasil survei dengan pembangunan fisik. Untuk pelaksanaannya disesuaikan dengan kesiapan masing-masing vendor. Secara keseluruhan, proyek pasti rampung dalam tempo dua tahun.

Tentang panjang jaringan backbone yang dikerjakan dengan alokasi dana Rp150 juta, yang merupakan urunan dari Telkom US$90 juta, Indosat US$30 juta, dan Bakrie Telecom US$30 juta itu, Rakhmat belum bisa memastikannya. Menurut dia, semuanya masih menunggu hasil pengerjaan dasar yang mereka lakukan.

Data Investor Daily, saat deklarasi Palapa Ring dihadiri 33 kepala daerah tingkat dua, bupati maupun walikota, yang wilayahnya terinstalasi landing point dari proyek. Secara keseluruhan serat optik bawah laut (submarine cable) sepanjang 35.280 kilometer dan 21.708 kilometer serat optik bawah tanah (inland cable).

“Tunggulah hasilnya. Belum bisa kami rilis panjangnya dengan dana yang ada,” kata dia.

Sedangkan Telkom, ujar dia, telah mulai membangun jaringan backbone untuk Mataram-Kupang. Meski proyek tersebut merupakan bagian dari rencana kerja perusahaan, namun tetap dimasukkan dalam bagian Palapa Ring. Peresmiannya bertepatan dengan Hari Bakti Postel pada 27 September 2009.

Read more.....

25 Agustus 2009 Konsorsium bangun cincin optik Manado-Sorong Desember

Oleh Roni Yunianto
Bisnis Indonesia

Jakarta: PT Telkom akan bergabung dengan PT Indosat Tbk dan PT Bakrie Telecom Tbk dalam membangun jaringan Palapa Ring Manado-Sorong pada Desember 2009.

Sekjen Depkominfo Basuki Yusuf Iskandar menuturkan pertemuan seluruh anggota konsorsium Palapa Ring telah mencapai kesepakatan.

“Konsorsium akan mengerjakan jaringan [kabel optik darat dan bawah laut] Manado-Sorong mulai pertengahan Desember 2009,” ujarnya seusai pelantikan pejabat eselon I Depkominfo pekan lalu.

Menurut Basuki, pengerjaan bersama-sama untuk Manado-Sorong dilakukan setelah PT Telkom terlebih dahulu mengerjakan proyek Mataram-Kupang pada 27 September 2009.

Pengerjaan proyek Palapa Ring yang semula tertunda hingga akhir tahun akhirnya diputuskan dimulai 27 September setelah PT Telkom Tbk mengajukan diri untuk memulai pengerjaan di luar konsorsium.

Ermady Dahlan, Direktur Jaringan dan Solusi PT Telkom Tbk, mengatakan Telkom akan memulai tahap pertama dari tiga tahap penggelaran Palapa Ring tersebut.

“Tahap pertama, Telkom akan melakukan penggeralan cepat mencakup Mataram-Kupang,” tuturnya.

Proyek Palapa Ring dimaksudkan untuk mendistribusikan jaringan tulang punggung (backbone) generasi berikutnya atau next generation network. Adapun, tahap ke-2 dan ke-3 yaitu tahap Manado-Ternate dan Ternate-Sorong akan dilakukan seluruh anggota konsorsium secara bersama-sama.

Sebelumnya, Rakhmat Junaidi, juru bicara Konsorsium Palapa Ring, menjelaskan proyek Palapa Ring telah mempersiapkan desain yang memungkinkan pengerjaan jaringan dilakukan baik oleh konsorsium maupun operator telekomunikasi tertentu.

“Pemerintah dapat memahami proses yang masih harus dilalui konsorsium yaitu mematangkan perubahan rute yang terjadi akibat menyusutnya jumlah anggota, mengundang vendor untuk mengajukan proposal, dan melakukan tender pengerjaan,” papar Rakhmat.

Konsorsium sudah menyiapkan rute baru dengan alokasi dana US$150 juta yang berasal US$90 juta dari PT Telkom Tbk, PT Indosat Tbk US$30 juta, dan PT Bakrie Telecom sebesar US$30 juta.

Adapun, tiga vendor yang lolos sebagai peserta tender pengerjaan infrastruktur kabel optik bawah laut adalah Alcatel-Lucent, NEC Corporation, dan NSW-Fujitsu.

Ermady mengatakan konsorsium juga menjajaki teknologi baru di tengah perkembangan teknologi yang pesat saat ini di samping ‘berbelanja’ teknologi agar akuisisi lebih efektif dan efisien.

Salah satu teknologi itu adalah remote optical pumped amplifier (ROPA). Teknologi itu dapat digunakan untuk sistem telekomunikasi yang tidak menggunakan peralatan jaringan (tanpa repeater) untuk memaksimalkan pengoperasian jarak lintas kabel telekomunikasi.

Penggunaan ROPA dapat menjangkau lebih dari 400-500 km, sedangkan selama ini jangkauan teknologi tanpa repeater hanya dapat mencapai 400 km. Teknologi itu juga mampu membawa kapasitas lebih besar.

Read more.....

15 Agustus 2009 DIRESMIKAN PADA HARI KRIDA POSTEL

September, Telkom Mulai Bangun Palapa Ring

Oleh Encep Saepudin

Jakarta, Investor Daily (14/08/2009) – Pemerintah dan konsorsium Palapa Ring sepakat untuk segera mulai pengerjaan proyek kabel serat optik sepanjang 11 ribu kilometer di Indonesia Timur. Adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) yang akan memulai pengerajaan beberapa infrastrukturnya.

Menkominfo Muhammad Nuh mengatakan, kepastian itu sebagai hasil pembicaraan antara pemerintah dan konsorsium Palapa Ring pada pekan lalu. Konsorsium juga segera menggelar tender pengerjaan proyek itu.

“Saya bersama teman-teman dari konsorsium Palapa Ring sepakat untuk memulai pengerjaannya. Rencananya diresmikan bertepan dengan Hari Bhakti Postel pada September mendatang.” Kata Menkominfo Muhammad Nuh di Jakarta, Kamis (13/8).

Menteri menyerahkan sepenuhnya pada konsorsium untuk merealiasasikan proyek yang menyatukan Indonesia melalui jaringan kabel serat optik itu. Yang terpenting, tiga anggota konsorsium, yakni Telkom, Indosat, dan Bakrie Telecom menyatakan kesediaannya untuk merealiassikan proyek terserbut dengan dana yang tersedia.

Di tempat sama, juru bicara konsorsium proyek Palapa Ring Rakhmat Djunaidi menerangkan, proyek Palapa Ring dikerjakan dua pihak, yaitu konsorsium dan operator. Pengerjaan awal proyek yang akan diresmikan pemerintah pada Hari Bhakti Postel pada 27 September merupakan proyek milik Telkom. Kelak, pembangunan backbone milik BUMN ini akan dikaitkan dengan proyek Palapa Ring.

“Untuk lebih jelasnya bisa hubungi Telkom. Ini bukan kapasitas saya untuk bicara karena itu murni milik operator,” kata dia.

Sementara itu, konsorsium Palapa Ring sudah menyatakan komitmen untuk menyelesaikan jadwal tender hingga Desember 2009. yang dikerjakan selama jadwal itu adalah pitching, perbaikan rute pengerjaan, pitching vendor, hingga eksekusi.

Perbaikan rute dilakukan karena anggota konsorsium yang tersisa adalah Telkom, Indosat, dan Bakrie Telecom dengan dana yang tersedia US$150 juta. Dana tersebut akan dipergunakan untuk pembangunan di beberapa titik di kawasan Timur Indonesia.

Rakhmat menolak berkomentar realiasasi panjang backbone dengan sumber dana minim. Hal ini masih dibicarakan dengan anggota. “Yang terpenting dan pada pokoknya rute menyesuaikan dengan funding yang ada,” kata dia.

Proyek Palapa Ring merupakan konsep besar pembangunan telekomunikasi di Indonesia. Krisis finansial global telah merontokkan jumlah peserta dan akhirnya menyisakan tiga operator besar. Untuk XL, operator ini sebenarnya masih berkomitmen untuk ikut dalam konsorsium, tapi penyediaan modalnya baru bisa dialokasikan pada tahun depan.

Vice President Public & Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia menerangkan, Telkom memegang prinsip untuk mengembangkan infrastruktur secara nasional. Prinsip ini bukan sekadar memperkuat bisnis perusahaan, tapi juga mengembangkan jaringan secara keseluruhan.

Dalam hal Palapa Ring, komitmennya untuk mengembangkan infrasturktur telekomunikasi di kawasan timur Indonesia. Sebagai perusahaan milik negara, pihaknya tetap mempertimbangkan aspek bisnis. “Dan, kami memprediksikan potensi bisnis yang sangat besar di masa depan dari pengerjaan ini,” kata dia.

Read more.....

11 Agustus 2009 ID-TUG RAGUKAN DIMULAI TAHUN INI

Pemerintah Minta Pembangunan Palapa Ring Dipercepat

Oleh Encep Saepudin

Jakarta, Investor Daily – Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) kembali mendesak PT Indosat Tbk, PT Bakrie Telecom Tbk, dan PT Telkom Tbk yang merupakan anggota konsorsium Palapa Ring memulai pembangunan fisik megaproyek tersebut sebelum Oktober 2009.

Untuk itu, Depkominfo akan mengundang anggota konsorsium Palapa Ring membahas kemungkinan percepatan pembangunan fisik proyek tersebut. Sementara itu, Indonesia Telecommunication User Group (Id-Tug) meragukan pembangunan fisik proyek Palapa Ring bisa dilaksanakan tahun ini, karena hingga kini konsorsium masih mengalami persoalan pelik terkait ketersediaan anggaran untuk memulai proyek tersebut.

Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo, Gatot S Dewabroto mengatakan, idealnya pembangunan fisik proyek Palapa Ring bisa dimulai sebelum kabinet Indonesia Bersatu berakhir di bulan Oktober.

“Kendala pendanaan dapat dibicarakan solusi terbaiknya. Masalah itu bisa kita bahas bersama dan tuntaskan di bulan Agustus ini,” kata Gatot di Jakarta, beberapa watku lalu.

Sebelumnya, anggota konsorsium Palapa Ring meminta Depkominfo untuk memulai pembangunan fisik Palapa Ring pada Desember 2009. Hal ini sesuai dengan surat yang dilayangkan konsorsium Palapa Ring pada 12 Juni 2009 ke Depkominfo yang meminta kelonggaran waktu pelaksanaan pembangunan fisik dari Agustus ke Desember.

Gatot menjelaskan, Depkominfo belum dapat memberikan gambaran kemajuan terakhir dari proyek tersebut. Namun demikian, dia tetap optimistis proyek ini bisa berjalan pada tahun ini. “Kami hanya minta proyek segera dikerjakan dengan pendanaan yang tersedia,” tambahnya.

Sementara itu. Juru bicara Proyek Palapa Ring Rakhmat Junaidi menyatakan, pihaknya akan melakukan komunikasi intensif dengan Depkominfo soal pembangunan proyek Palapa Ring.

“Pertemuan akan dilakukan bulan Agustus ini,” katanya. Dia menegaskan, tiga anggota konsorsium yang tersisa, yaitu Telkom, Indosat, dan Bakrie Telecom masih berkomitmen untuk melanjutkan proyek. Begitu pula dengan pendanaannya, konsorsium tetap komit dengan anggaran yang disepakati, yaitu Rp90 miliar untuk Telkom. Sedangkan Indosat dan Bakrie Telecom masing-masing Rp30 miliar.

Tentang XL yang menyatakan mundur dari konsorium dinyatakan Rakhmat hanya penundaan jadwal. Pada dasarnya, XL akan kembali bergabung pada tahun berikutnya.

“Bukan tahun depan, tahun berikutnya. Kan tahun pertama baru tahun depan,” kata Direktur Corporate Services PT Bakrie Telecom itu menjawab rencana bergabungnya kembali XL dalam konsorsium.

Sementara itu, Sekjen Id-Tug Muhammad Jumadi pesimistis, proyek Palapa Ring bisa direalisasikan tahun ini juga. Problem yang membayanginya cukup berat.

“Pemerintah maunya sekarang memang benar harus begitu. Tapi, dari situasi perekonomian, sulit bagi mereka (konsorsium) untuk memenuhi harapan pemerintah,” kata dia.

Menurut dia, masalah utama yang mengganjal proyek ini adalah keterbatasan anggaran. “Sulit bagi operator untuk memaksakan diri membangunnya pada tahun ini juga. Kalaupun dipaksakan bisa menimbulkan masalah baru di kemudian hari karena dipastikan hasil pekerjaannya kurang memadai,” jelasnya.

Dia juga menyarankan, Depkominfo untuk bersikap tegas terhadap anggota konsorsium yang tersisa. Tanpa adanya sanksi, Jumadi, yakin masih ada kemungkinan anggota mundur dengan alasan klise, kekurangan modal.

Seperti diketahui, Palapa Ring merupakan megaproyek yang membangun jaringan kabel serat optik di Indonesia Timur. Kabel serat obptik itu diharapkan menjadi tulang punggung (backbone) serat optik nasional yang melingkari (ring) Nusantara. Ring itu terdiri atas tujuh cincin (ring) yang melingkupi 33 provinsi dan 460 kabupaten.

Cincin kabel serat optik yang melingkari Nusantara itu diperkirakan sepanjang 35.280 kilometer membentang di bawah laut (submarine cable), dan sepanjang 21.708 kilometer membentang di daratan (inland cable). Kabel serat optik di Indonesia barat sudah terbentang, sedangkan di Indonesia timur masih kosong, sehingga lahirlah proyek Palapa Ring itu.

Megaproyek Palapa Ring itu adalah proyek pemerintah yang diserahkan kepada swasta, yang kemudian membentuk konsorsium Palapa Ring. Awalnya anggota konsorsium ada tujuh, namun dalam perjalanannya empat anggotanya mundur dan PT Excelcomindo Pratama Tbk adalah anggota konsorsium yang terakhir mundur, yakni pada awal tahun ini.

Awalnya, setiap anggota konsorsium sepakat untuk berkontribusi sebesar US$30 juta, kecuali Telkom (US$90 juta), dan Infokom Elektrindo (US$15 juta) hingga total dana yang bakal disiapkan sebesar US$225 juta. Akibat empat anggota mundur, konsorsium Palapa Ring itu hanya bisa menyediakan dana sebesar US$150 juta. Dana ini makin mengecil, bila dikaitkan dengan kenaikan biaya pengerjaan proyek tersebut akibat krisis finansial global akhir-akhir ini.

Konsorsium Palapa Ring tak kuasa meneruskan proyek tersebut karena setelah dihitung ulang, biaya pengerjaan penggelaran kabel serat optik sepanjang 11 ribu kilometer lebih di Indonesia timur itu ternyata membangkak, bahkan menjadi US$700 juta. Konsorsium Palapa Ring yang tersisa sempat ‘berteriak’ dan pemerintah sempat menimpalinya dengan janji untuk membantu.

Pemerintah pernah mengusulkan untuk membentuk ICT Fund dengan menggunakan dana penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berhasil dihimpun Depkominfo. Selain itu, Menkominfo Muhammad Nuh juga pernah mengajak investor dalam dan luar negeri dari Korea Selatan, Tiongkok, dan Jepang untuk terlibat dalam proyek itu.

ICT Fund adalah lembaga yang bertugas menginisiasi pendanaan proyek-proyek telekomunikasi di Indonesia.

Read more.....

03 Agustus 2009 Depkominfo minta Palapa Ring dipercepat

Pemerintah siapkan dana tanpa bunga dari USO

Oleh Fita Indah Maulani & Roni Yunianto
Bisnis Indonesia

Jakarta: Ditjen Postel Depkominfo akan mendorong konsorsium untuk mempercepat pengerjaan proyek Palapa Ring menjadi awal Oktober dari kesanggupan yang disampaikan kepada pemerintah pada akhir tahun ini.

Basuki Yusuf Iskandar, Dirjen Postel Departemen Komunikasi adn Informatika, mengatakan pihaknya sudah menerima surat terbaru dari konsorsium yang mengatakan pengerjaan proyek baru bisa dilakukan mulai akhir tahun ini.

“Dalam suratnya konsorsium menyatakan baru bisa dimulai sekitar November, namun kami mendorong agar bisa lebih dipercepat menjadi awal Oktober,” ujarnya pakan lalu.

Pemerintah menginginkan proyek ini bisa mulai memasuki tahap pengerjaan secepatnya setelah meleset dari target terakhir dimulai bulan ini.

Konsorsium Palapa Ring memprediksi percepatan pengerjaan proyek seperti yang diinginkan pemerintah sulit tercapai dalam waktu dekat setelah anggota kosorsium tinggal tiga perusahaan seperti sekarang.

Rakhmat Junaedi, Juru Bicara Konsorsium Palapa Ring, mengatakan pihaknya sudah mengirimkan surat kepada pemerintah mengenai kondisi saat ini di mana anggota tinggal tiga operator dan dampaknya kepada rencana pengerjaan.

Dengan sisa dana dari anggota yang tersisa tinggal US$150 juta, konsorsium harus melakukan penentuan rute ulang disesuaikan dengan anggaran yang ada. Artinya tender pengerjaan kepada vendor pun harus diulang.

Konsorsium menghitung segala perubahan yang terjadi sehingga saat ini membuat proses pemilihan vendor baru selesai akhir tahun ini dan pengerjaan dilakukan setelahnya. Hal ini sudah disampaikan kepada pemerintah.

Sebelumnya, pada rute awal Palapa Ring menyediakan tulang punggung (backbone) serat optik internasional yang terdiri dari tujuh cincin melingkupi 33 provinsi dan 460 kabupaten di kawasan timur Indonesia.

Proyek yang awalnya membutuhkan biaya sekitar US$225 juta itu terdiri dari 35.280 kilometer serat optik bawah laut (submarine cable) dan 21.708 kilometer serat optik bawah tanah (inland cable).

Setiap cincin nantinya akan meneruskan akses frekuensi pita lebar dari satu titik ke titik lainnya disetiap kabupaten. Akses tersebut akan mendukung jaringan serat optik pita lebar berkecepatan tinggi dengan kapasitas 300 Gbps hingga 1.000 Gbps di tiap daerah.

Pinjaman USO
Operator anggota konsorsium Palapa Ring merespons positif rencana pemerintah membantu menyediakan solusi pendanaan program itu.

Indra Utoyo, Direktur Teknologi Informasi dan Supply PT Telkom Tbk, mengatakan baru mendapat informasi terkait rencana dana pinjaman dari USO (universal service obligation) untuk Palapa Ring dari media massa.

“Prinsipnya kami welcome saja jika hal ini bisa menjadi solusi pendanaan Palapa Ring,” Ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini.

Menurut dia, terobosan tersebut dapat menjadi solusi selama mekanisme, aturan-aturannya dan prosedurnya memungkinkan.

Hal senada sebelumnya disampaikan Fadzri Sentosa, Direktur Wholesales & Infrastruktur PT Indosat Tbk. Dia mengatakan sampai saat ini belum ada pembicaraan mengenai bentuk insentif tersebut.

“Kami akan tunggu rinciannya seperti apa. Pada prinsipnya, kami akan mendukung pemerintah untuk mencari solusi agar proyek ini dapat berjalan,” kata Fadzri.

Pemerintah mempertimbangkan pemberian insentif proyek Palapa Ring akan berbentuk pinjaman tanpa bunga yang pilihan penyelenggara penerimanya mengunakan mekanisme seleksi.

Rencana pemberian insentif pinjaman dana untuk Palapa Ring dari ICT Fund dengan tanpa pembebanan bunga dikemukakan Titon Dutoni, Direktur Telekomunikasi Ditjen Postel Depkominfo di sela-sela Rakornas Kominfo, 15 Juli 2009.

“Pemerintah tetap akan mengusahakan Palapa Ring dapat digelar akhir tahun ini, yang mana dana dari USO akan dipakai untuk dipinjamkan dalam membangun daerah-daerah kosong [Indonesia bagian timur] tersebut,” ujarnya kepada Bisnis.

Menurut Titon, kebijakan itu akan menjadi insentif agar daerah yang semula tidak mungkin tergelar jaringan next-generation-network (NGN) menjadi terealisasi.

Dia menegaskan pinjaman tanpa bunga tersebut akan menggunakan mekanisme seleksi untuk memilih penyelenggara penerimanya.

“Mengenai dana ini, nanti akan diatur dalam Peraturan Menkominfo. Pola pelaksanaan dan pengembangan dana akan segera disampaikan ke publik,” ujarnya.

Mengenai besaran dana, tutur Titon, masih akan dibahas bersama konsorsium terkait berapa kekurangan dana Palapa Ring agar program bisa tetap jalan secara realistis. Pemerintah juga akan berkoordinasi dengan konsorsium Palapa Ring agar proyek itu dapat berjalan secara realistis. Information and Communication Technology Fund (ICT Fund) direncanakan menggunakan sebagian dana USO yang dikontribusi oleh operator.
(fita.indah@bisnis.co.id/roni.yunianto@bisnis.co.id)

Read more.....

28 Juli 2009 Rute Palapa Ring diubah

Oleh Fita Indah Maulani
Bisnis Indonesia

Jakarta: Konsorsium Palapa Ring akan mengubah rute penggelaran jaringan serat optik menyusul minimnya dana yang tersedia akibat mundurnya sejumlah anggota baru-baru ini.

Pengubahan rute tersebut memaksa konsorsium untuk menggelar tender pengadaan perangkat kembali sehingga tiga vendor yang sebelumnya sudah lolos harus mengajukan penawaran kembali.

Tiga vendor yang lolos sebagai peserta tender pengerjaan infrasturktur kabel optik bawah laut adalah Alcatel-Lucent, NEC Corporation, dan NSW-Fujitsu. Adapun dua peserta tender yang rontok adalah Tyco Telecommunications dan Global Marine System.

Rakhmat Junaidi, juru bicara Konsorsium Palapa Ring, mengatakan konsorsium saat ini sudah memiliki rencana rute baru dengan dana US$150 juta yang berasal dari Telkom US$90 juta, Indosat US$30 juta, dan Bakrie Telecom sebesar US$30 juta.

Rute beru tersebut belum bisa diumumkan, masih menunggu pengesahan. Dari sisi estimasi waktu tender kepada vendor masih akhir tahun ini,” ujarnya kepada Bisnis, kemarin.

Setelah rute baru ditetapkan, konsorsium akan meminta tiga vendor peserta tender untuk melakukan penawaran kembali. Setelah itu masih ada tahapan tender lainnya seperti kajian harga sehingga pengumuman pemenang.

Sebelumnya, pada rute awal, Palapa Ring menyediakan tulang punggung (backbone) serat optik internasional yang terdiri dari 7 cincin (ring) melingkupi 33 provinsi dan 460 kabupaten di kawasan Timur Indonesia.

Konsorsium Palapa Ring memprediksi percepatan pengerjaan proyek Palapa Ring seperti yang diinginkan pemerintah sulit tercapai dalam waktu dekat setelah anggota konsorsium tinggal tiga perusahaan seperti sekarang.

Rakhmat mengungkapkan pihaknya sudah mengirimkan surat kepada pemerintah mengenai kondisi saat ini di mana anggota konsorsium tinggal tiga operator dan dampaknya kepada rencana penggerjaan.

Read more.....

27 Juli 2009 Akhir Juli, Pemerintah Jelaskan Kelanjutan Palapa Ring

Jakarta, Investor Daily – Pemerintah akan memberikan penjelasan soal kelanjutan megaproyek Palapa Ring pada akhir bulan ini. Hal ini terkait permintaan anggota konsorsium Palapa Ring yang meminta kelonggaran waktu agar pembangunan fisik proyek ini bisa diundur dari Agustus ke Desember 2009.

“Kami akan memberikan penjelasan mengenai kelanjutan Palapa Ring sebelum Agustus,” kata Menkominfo M Nuh kepada pers seusai acara pembukaan Indonesia Information Communication and Technology Award (INAICTA) 2009, Jumat (24/7).

Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewa Broto mengatakan, pemerintah akan segera bertemu dengan tiga anggota konsorsium Palapa Ring yang tersisa, yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), PT Indosat Tbk, dan PT Bakrie Telecom, untuk membicarakan kelanjutan proyek Palapa Ring.

Keterbatasn dana yang menjadi kenadala utama proyek pembangunan jaringan kabel serat optik di Indonesia Timur ini akan berusaha dicarikan solusinya agar proyek ini tetap terus berjalan.

“Kami akan bertemu dan membicarakan solusi untuk mendapatkan alternatif dana pembangunan proyek Palapa Ring,” kata Gatot.

Seperti diketahui, Palapa Ring merupakan megaproyek yang membangun jaringan kabel serat optik di Indonesia Timur. Kabel serat optik itu diharapkan menjadi tulang punggung (backbone) serat optik nasional yang melingkari (ring) Nusantara. Ring itu terdiri atas tujuh cincin (ring) yang melingkupi 33 provinsi dan 460 kabupaten.

Cincin kabel serat optik yang melingkari Nusantara itu diperkirakan sepanjang 35.280 kilometer membentang di bawah laut (submarine cable) dan sepanjang 21.708 kilometer membentang di daratan (inland cable). Kabel serat optik di Indonesia Barat sudah terbentang, sedangkan di Indonesia Timur masih kosong, sehingga lahirlah proyek Palapa Ring itu. (cep/c1350)

Read more.....

25 Juli 2009 Penerima ICT Fund akan diseleksi

Pembangunan Palapa Ring direalisasikan akhir tahun

Oleh Fita Indah Maulani & Roni Yunianto
Bisnis Indonesia

Jakarta (24/07/2009) – Departemen Komunikasi dan Informatika akan menyeleksi penerima dana pinjaman tanpa bunga untuk proyek Palapa Ring.

Titon Dutono, Direktur Telekomunikasi Ditjen Postel Depkominfo, menuturkan insentif pinjaman dana untuk Palapa Ring dari ICT Fund direncanakan tanpa bunga.

“Pemerintah tetap akan mengusahakan Palapa Ring dapat digelar akhir tahun ini, dana dari univesal service obligation [USO] akan dipakai untuk dipinjamkan dalam membangun daerah-daerah kosong [Indonesia bagian timur] tersebut,” ujarnya belum lama ini.

Kebijakan itu akan menjadi insentif agar daerah yang semula tidak mungkin tergelar jaringan next-generation-network (NGN) menjadi terealisasi.

Pemerintah menegaskan pinjaman tanpa bunga tersebut akan menggunakan mekanisme seleksi untuk memilih penyelenggaraan penerimaannya.

“Mengenai dana ini, nanti akan diatur dalam peraturan Menkominfo. Pola pelaksanaan dan pengembangan dana akan segera disampaikan ke publik,” ujarnya.

Mengenai besaran dana, tutur Titon, masih akan dibahas bersama konsorsium terkait dengan berapa kekurangan dana Palapa Ring agar program bisa tetap jalan secara realistis.

Pola penggunaan dana USO untuk pembangunan backbone NGN itu juga diterapkan dibeberapa negara seperti Pakistan, India, dan Malaysia.

“Pemerintah tetap pada keputusan hanya memberi insentif dan tidak pernah ingin memiliki infrastruktur sendiri, jadi owner-nya tetap swasta.”

Fadzri Santosa, Direktur wholesales & Infrastruktur PT Indosat Tbk, mengatakan sampai saat ini belum ada pembicaraan mengenai bentuk insentif tersebut.

“Kami akan tunggu perinciannya seperti apa. Pada prinsipnya, kami akan dukung pemerintah untuk mencari solusi agar proyek ini dapat berjalan,” tegasnya kepada Bisnis.

Proyek Palapa Ring yang dimaksudkan sebagai proyek pendistribusian jaringan serat optik nasional backbone NGN yang semula menargetkan 32 landing station dengan sepesifikasi dua pasang fibre kabel bawah laut repeatered dan 12 pasang fibre kabel bawah laut repeaterless serta 12 pasang fibre kabel optik darat (inland).

Proyek itu merencanakan panjang jaringan 4.450 km di antaranya mencakup 3.850 km kabel bawah laut dan 600 km kabel darat dengan 15 landing point dan rencananya akan melintas di 21 kabupaten/kota di Indonesia bagian timur.

Akhir tahun
Pengerjaan proyek Palapa Ring dipastikan mundur dari jadwal semula dimulai pada Agustus 2009 menjadi akhir tahun ini. Penundaan ini terjadi karena konsorsium belum siap.

Rakhmat Junaidi, Juru Bicara Konsorsium Palapa Ring, mengatakan empat anggota konsorsium yang tersisa PT Telkom Tbk, PT Indosat Tbk, PT Bakrie Telecom Tbk dan PT Excelcomindo Pratama (XL) Tbk sudah menyampaikan hal ini kepada pemerintah.

“Pengerjaan proyek tidak bisa dimulai bulan depan seperti target awal. Berdasarkan perhitungan diperkirakan pada akhir 2009. sampai saat ini tender pengerjaan pun belum dimulai,” ujarnya kemarin.

Dia menjelaskan kendala terbesar konsorsium selama ini adalah terus berkurangnya jumlah anggota sehingga waktu pengerjaan infrastruktur kabel optik bawah laut harus terus direvisi seiring dengan berkurangnya dana.

Pada awalnya konsorsium Palapa Ring terdiri dari tujuh operator telekomunikasi yaitu Bakrie Telecom, XL, Indosat, PT Infokom Elektrindo, PT Macca System Infocom, PT Powertek Utama Internuasa, dan Telkom.

Sayangnya, setahun terakhir ini jumlah anggota terus berkurang ditambah dengan meningkatnya biaya investasi dari perkiraan semula sehingga proyek tidak berjalan tepat waktu.

Rakhmat menambahkan masalah tambahan kekurangan dana dari ICT Fund saat ini masih menjadi urusan pemerintah, bukan masalah konsorsium.

Kamilov Sagala, Direktur Eksekutif Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI), sebelumnya mengaku pesimistis terhadap kelangsungan megaproyek yang bernilai ratusan juta dolar AS tersebut setelah hanya ada tiga perusahaan di konsorsium. (fita.indah@bisnis.co.id/roni.yuninanto@bisnis.co.id)

Read more.....

24 Juli 2009 KONSORSIUM KIRIM SURAT KE DEPKOMINFO

Pembangunan Palapa Ring Ditunda Hingga Desember 2009

Oleh Encep Saepudin

Jakarta, Investor Daily – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), PT Indosat Tbk, dan PT Bakrie Telecom Tbk bersepakat memulai pembangunan fisik Palapa Ring pada Desember 2009.
Hal ini sesuai dengan surat yang dilayangkan konsorsium Palapa Ring pada 12 Juni 2009 ke Depkominfo yang meminta kelonggaran waktu pelaksanaan pembangunan fisik dari Agustus ke Desember.

Pemerintah memaklumi keputusan konsorsium tersebut dan berharap pembangunan jaringan kabel serat optik di Indonesia timur tidak lagi mengalami penundaan pada akhir tahun ini. Demikian ditegaskan Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo, Gatot S Dewa Broto kepada Investor Daily di Jakarta, Kamis (23/7).

Gatot mengatakan, pemerintah sebenarnya berkeinginan agar pembangunan fisik bisa dilaksanakan Agustus tahun ini, sesuai dengan rencana bersama. Namun demikian, krisis keuangan global ikut memengaruhi kesiapan anggota konsorsium untuk memulai proyek ini pada Agustus. Karena itu, pemerintah tidak akan memaksakan anggota konsorsium untuk memulai kegiatan pembangunan fisik sesuai dengan jadwal semula.

“Kita serahkan saja pada mereka karena mereka yang tahu. Tapi, kami berharap pada bulan yang sudah ditetapkan sudah dilakukan pembangunan fisik,” kata dia.

Sementara itu, Juru bicara Proyek Palapa Ring Rakhmat Junaidi mengakui, adanya kesepakatan dari anggota konsorsium untuk memulai pembangunan fisik pada Desember 2009. “Benar kita tunda dari Agustus ke Desember. Saya tidak tahu persis minggu ke berapa di bulan Desember, yang jelas akhir tahun ini,” kata Rakhmat.

Dia juga menjelaskan, anggaran yang tersedia untuk proyek ini sekitar Rp140 miliar, yang berasal dari Telkom Rp 90 miliar, Bakrie Telecom Rp30 miliar, dan Indosat Rp 30 miliar. “Saya belum bisa mengatakan apa-apa soal bentuk proyeknya, saat ini konsorsium masih berhitung bila proyek tetap berlangsung dengan anggaran minim,” tambahnya.

Tentang XL yang menyatakan mundur dari konsorsium dinyatakan Rachmat hanya penundaan jadwal. Pada dasarnya, XL akan kembali bergabung pada tahun berikutnya.

“Bukan tahun depan, tahun berikutnya. Kan tahun pertama baru tahun depan,” kata Direktur Corporate Services PT Bakrie Telecom itu menjawab rencana bergabungnya kembali XL dalam konsorsium.

Terkait kemungkinan dana tembahan dari pemerintah untuk mendukung proyek Palapa Ring, Gatot mengatakan, pemerintah hingga kini belum membicarakan soal dukungan dana. Menurut dia, tambahan dana dari ICT Fund yang sumbernya sebagian dari biaya hak penyelenggaraan (BHP) dan universal service obligation (USO) cukup sulit untuk direalisasikan secara cepat.

Dana dari BHP, lanjut dia, prosesnya baru bisa dimulai setelah 16 Januari 2010. Hal ini berarti, masih perlu proses panjang agar uang tersebut sampai pada kas negara.

“Pada intinya, dana ICT Fund itu belum kita sebut-sebut sebagai tambahan. Konsorsium masih fokus pada dana yang ada,” kata Gatot.

Seperti diketahui, Palapa Ring merupakan megaproyek yang membangun jaringan kabel serat optik di Indonesia Timur. Kabel serat optik itu diharapkan menjadi tulang punggung (backbone) serat optik nasional yang melingkari (ring) Nusantara. Ring itu terdiri atas tujuh cincin (ring) yang melingkupi 33 provinsi dan 460 kabupaten.

Cincin kabel serat optik yang melingkari Nusantara itu diperkirakan sepanjang 35.280 kilometer membentang di bawah laut (submarine cable), dan sepanjang 21.708 kilometer membentang di daratan (inland cable). Kabel serat optik di Indonesia berat sudah terbentang, sedangkan di Indonesia timur masih kosong, sehingga lahirlan proyek Palapa Ring itu.

Megaproyek Palapa Ring itu adalah proyek pemerintah yang diserahkan kepada swasta, yang kemudian membentuk konsorsium Palapa Ring. Awalnya anggota kosnorsium ada tujuh, namun dalam perjalanannya empat anggotanya mundur dan PT Excelcomindo Pratama Tbk adalah anggota konsorsium yang terakhir mundur, yakni pada awal tahun ini.

Awalnya, setiap anggota konsorsium sepakat untuk berkontribusi sebesar US$30 juta, kecuali Telkom (US$90 juta), dan Infokom Elektrindo (US$15 juta) hingga total dana yang bakal disiapkan sebesar US$225 juta. Akibat empat anggotanya mundur, konsorsium Palapa Ring itu hanya bisa menyediakan dana sebesar US$150 juta. Dana ini makin mengecil, bila dikaitkan dengan kenaikan biaya pengerjaan proyek tersebut akibat krisis finansial global akhir-akhir ini.

Konsorsium Palapa Ring tak kuasa meneruskan proyek tersebut karena setelah dihitung ulang, biaya pengerjaan penggelaran kabel serat optik sepanjang 11 ribu kilometer lebih di Indonesia timur itu ternyata membengkak, bahkan menjadi US$700 juta. Konsorsium Palapa Ring yang tersisa sempat ‘berteriak’ dan pemerintah sempat menimpalinya dengan janji untuk membantu.

Pemerintah pernah mengusulkan untuk membentuk ICT Fund dengan menggunakan dana penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berhasil dihimpun Depkominfo. Selain itu, Menkominfo Mohammad Nuh juga pernah mengajak investor dalam dan luar negeri dari Korea Selatan, Tiongkok dan Jepang untuk terlibat dalam proyek itu.

ICT Fund adalah lembaga yang bertugas menginisiasi pendanaan proyek-proyek telekomunikasi di Indonesia.

Read more.....

21 Juli 2009 ‘Pinjaman untuk NGN Palapa Ring’

Tender Internet kecamatan siap digelar

Oleh Roni Yunianto
Bisnis Indonesia

Jakarta: Pemerintah akan mengusahakan insentif pinjaman ICT Fund untuk mendukung pembangunan jaringan tulang punggung transpor next-generation-network (NGN) Palapa Ring.

ICT Fund merupakan konsep lembaga pendanaan untuk proyek teknologi informasi dan telekomunikasi yang digagas Menkominfo Mohammad Nuh.

Titon Dutono, Direktur Telekomunikasi Ditjen Postel Depkominfo, mengatakan insentif itu diantaranya akan diberikan pinjaman dana melalui ICT Fund yang akan menggunakan dana universal service obligation (USO).

“Kami pasti akan memberikan insentif untuk mempercepat proses Palapa Ring agar program ini tidak mundur,” ujarnya kepada Bisnis di sela-sela Rakornas Depkominfo pekan lalu.

Pemerintah, tutur Titon, akan mencontoh pola yang diterapkan di Malaysia, India dan Pakistan yang memberikan insentif dengan model pinjaman.

“Mengenai dana ini, nanti akan diatur dalam Peraturan Menkominfo. Jadi berapa kekurangan dana [Palapa Ring] kami akan bahas agar tahun ini program bisa tetap jalan,” tuturnya.

Pemerintah juga akan berkoordinasi dengan konsorsium Palapa Ring agar proyek itu dapat berjalan secara realistis. “Harapan kami dengan insentif ini maka rencana rute kabel optik bisa tetap sesuai perencanaan awal. Ini akan kami kaji lagi meskipun ada pertimbangan untuk memperpendek rute penggelaran,” tuturnya.

Kendati berencana memberikan insentif, pemerintah tetap pada prinsip menyerahkan kepemilikan proyek infrastruktur tersebut kepada swasta.

Titon mengatakan era konvergensi komunikasi dan teknologi informasi memberi pengaruh besar pada konten dan aplikasi, sehingga konvergensi tidak akan berjalan baik tanpa dukungan infrastruktur NGN itu.

Aturan untuk IPTV (Intenet protocol television) atau televisi Internet, katanya, sudah mulai jalan.

“Beberapa bulan lagi akan ada penyelenggara dari industri di era konvergen. Sayangnya, jaringan akses dan tulang punggung [backbone] masih berkumpul di Jawa, wilayah Timur masih sangat kurang,” ujarnya.

Menurut Titon selain regulasi, pihaknya akan mengatur kembali perizinan untuk melakukan penyesuaian pada era konvergensi.

“Pada saatnya ada infrastruktur saja, untuk service saja atau malah izin untuk semuanya [unified licensing]. Ini baru dapat kami putuskan setelah UU Konvergensi selesai,” ujarnya.

Kecamatan pintar
Santoso Serad, Kepala Balai Telekomunikasi dan Informasi Perdesaan (BTIP), menuturkan pihaknya sedang menyiapkan dokumen tender untuk menggelar Internet broadband di tingkat ibu kota kecamatan sebagai turunan program telepon desa.

Rencana itu menyusul selesainya rangkaian proses tender universal service obligation atau telepon desa yang penggelarannya dilakukan oleh Telkomsel dan PT Indonesia Comnets Plus (Icon+).

“Sementara ini, untuk Internet kecamatan, kami data ada sekitar 4,200 ibu kota kecamatan yang menjadi target, tetapi untuk perinciannya kami masih akan cek lagi,” ujarnya kepada Bisnis.

Adapun, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kecamatan di Indonesia adalah sekitar 6.300 kecamatan.

Menurut Santoso, pihaknya akan berkoordinasi dan mendapatkan masukan data dari Pemerintah Daerah. Proyek itu sendiri dipersiapkan untuk ditender pada Agustus 2009 dan diharapkan dapat selesai pada Februari 2010 atau tepat 100 hari kabinet baru. “Perhitungannya, akan dibutuhkan waktu 6 bulan untuk membangun. Sekarang kami mempersiapkan dokumen tendernya semoga Agustus bisa digelar,” ujarnya.

Dia menambahkan soal jumlah peserta dan siapa yang akan ikut proyek itu pihaknya akan rasional dan melakukan pembahasan lebih lanjut.

“Pembangunan Internet yang jelas terlibat adalah penyelenggara jasa Internet (PJI). Secara legal kami akan bahas bersama stakeholder termasuk dengan Mastel [Masyarakat Telematika Indonesia],” katanya.

Pemerintah berharap semua kecamatan di seluruh Indonesia dapat menikmati akses Internet pada 2015 dan pengguna Internet akan naik pesat per tahunnya sesuai dengan amanat World Summit on the Information Society (WSIS). (roni.yunianto@bisnis.co.id)

Read more.....

09 Juli 2009 KONSORSIUM MINTA PENUNDAAN

Pemerintah Minta Palapa Ring Dibangun Agustus

Oleh Imam Suhartadi
Investor Daily

Yogyakarta – Anggota konsorsium Palapa Ring sudah melayangkan surat ke Depkominfo minta kelonggaran waktu hingga November tahun ini untuk memulai mega proyek tersebut. Namun, pemerintah tetap berkukuh agar pembangunan jaringan kabel serat optik di Indonesia timur itu dimulai Agustus 2009.

Demikian ditegaskan Dirjen Postel Depkominfo Basuki Yusuf Iskandar di sela-sela acara penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI) dengan Pemerintah Kota Yogyakarta di Kampus Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, belum lama ini.

Oleh karena itu, menurut Basuki, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan tiga anggota konsorsium Palapa Ring yang tersisa, yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), PT Indosat Tbk, dan PT Bakrie Telecom Tbk. Pertemuan itu untuk mencari solusi atas persoalan-persoalan yang dihadapi dalam mewujudkan proyek ini. “Kita akan bertemu lagi secepatnya,” ujar Basuki.

Menurut Basuki, proyek Palapa Ring itu sangat penting karena merupakan fiber optic backbone yang dibutuhkan untuk kemajuan telekomunikasi di kawasan Timur Indonesia. Proyek tersebut amat mendukung upaya pemerintah yang baru saja menyelesaikan tender pembangunan telepon perdesaan dalam program Universal Service Obligation (USO).

“Program USO untuk daerah tertinggal itu baik, supaya akses telekomunikasi bagi dan tersedia bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Tetapi kalau back bone gak ada, itu bisa percuma,” jelas Basuki.

Seperti diketahui, Palapa Ring merupakan megaproyek yang membangun jaringan kabel serat optik di Indonesia Timur. Kabel serat optik itu diharapkan menjadi tulang punggung (backbone) serat optik nasional yang melingkari (ring) Nusantara. Ring itu terdiri atas tujuh cincin (ring) yang melingkupi 33 provinsi dan 460 kabupaten.

Cincin kabel serat optik yang melingkari Nusantara itu diperkirakan sepanjang 35.280 kilometer membentang di bawah laut (submarine cable), dan sepanjang 21.708 kilometer membentang di daratan (inland cable). Kabel serat optik di Indonesia barat sudah terbentang, sedangkan di Indonesia timur masih kosong, sehingga lahirlah proyek Palapa Ring itu.

Megaproyek Palapa Ring itu adalah proyek pemerintah yang diserahkan kepada swasta, yang kemudian membentuk konsorsium Palapa Ring. Awalnya anggota konsorsium ada tujuh, namun dalam perjalanannya empat anggotanya mundur dan PT Excelcomindo Pratama Tbk adalah anggota konsorsium yang terakhir mundur, yakni pada awal tahun ini.

Awalnya, setiap anggota konsorsium sepakat untuk berkontribusi sebesar US$30 juta, kecuali Telkom (US$90 juta), dan Infokom Elektrindo (US$15) sehingga total dana yang bakal disiapkan sebesar US$ 225 juta. Akibat empat anggotanya mundur, konsorsium Palapa Ring itu hanya bisa menyediakan dana sebesar US$ 150 juta. Dana ini makin mengecil, bila dikaitkan dengan kenaikan biaya pengerjaan proyek tersebut akibat krisis finansial global akhir-akhir ini.

Konsorsium Palapa Ring tak kuasa meneruskan proyek tersebut karena setelah dihitung ulang, biaya pengerjaan penggelaran kabel serat optik sepanjang 11 ribu kilometer lebih di Indonesia timur itu ternyata membengkak, bahkan menjadi US$700 juta. Konsorsium Palapa Ring yang tersisa sempat ‘berteriak’ dan pemerintah sempat menimpalinya dengan janji untuk memmbantu.

Pemerintah pernah mengusulkan untuk membentuk ICT Fund dengan menggunakan dana penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berhasil dihimpun Depkominfo. Selain itu, Menkominfo Mohammad Nuh juga pernah mengajak investor dalam dan luar negeri dari Korea Selatan, Tiongkok dan Jepang untuk terlibat dalam proyek itu.

ICT Fund adalah lembaga yang bertugas menginisiasi pendanaan proyek-proyek telekomunikasi di Indonesia. Menurut Basuki, pendanaan ICT Fund tidak hanya diperuntukkan bagi konsorsium Palapa Ring, juga akan ditawarkan ke seluruh operator. Namun demikian, bila ICT Fund dapat diwujudkan dan mendapat persetujuan dari DPR RI, dananya baru dapat dicairkan pada tahun depan.

“ICT Fund akan diberikan kepada operator yang memnuhi persyaratan. Peluang ini terbuka,” kata dia.

Meski demikian, staf ahli Menkominfo Moedjiono mengatakan, dana yang tersedia saat ini sebesar US$150 juta. Menurut perhitungannya, dana tersebut sejatinya cukup untuk membangun 75% dari total proyek Palapa Ring itu. Yakni, penggelaran jaringan kabel serat optik sepanjang 11 ribu kilometer (km) lebih yang membentang dari Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara.

“Seluruh kepulauan Sulawesi dan Maluku dikelilingi backbone kabel serat optik. Namun untuk Papua, jaringan kabel hanya direalisasikan pada daerah sekitar ujung kepala burung. Jaringan lain yang akan dibangun adalah Makassar-Mataram dan Bali-Nusa Tenggara. Itu jaringan yang diprioritaskan dengan dana yang ada. Kekurangannya akan dilanjurkan berikutnya,” kata Moedjiono.

Read more.....

04 Juli 2009 ‘Konsorsium mungkin gagal bangun Palapa Ring’

Oleh Arief Pitoyo & Roni Yunianto
Bisnis Indonesia

Jakarta (02/07/09) – Pemerintah didesak untuk membentuk badan usaha milik negera (BUMN) atau balai layanan umum (BLU) untuk melaksanakan proyek Palapa Ring karena konsorsium yang sudah ada diprediksi gagal mewujudkan infrastruktur serat optik itu.

Kamilov Sagala, Direktur Eksekutif Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI), mengaku pesimistis terhadap kelangsungan megaproyek yang bernilai ratusan juta dollar AS tersebut setelah hanya ada tiga perusahaan dikonsorsium.

“Kami memperkirakan konsorsium akan gagal membangun Palapa Ring, terutama dilihat dari komitmen anggota yang masih ada. Pemerintah sebaiknya segera membentuk BLU atau BUMN dengan dana 100% dari negara,” tegasnya.

BUMN yang dimaksud, lanjutnya, bisa dengan badan usaha yang sudah ada, seperti Telkom atau membentuk sendiri.

Pelaksanaan proyek Palapa Ring semakin tersendat, karena dana investasi berkurang US$30 juta setelah PT Excelcomindo Pratama (XL) menyatakan tidak bisa ikut dalam konsorsium Palapa Ring tahun ini.

Menurut perhitungan Konsorsium Palapa Ring berdasarkan posisi kurs Maret 2009, proyek jaringan kabel bawah laut sepanjang 35.280 km dan kabel daratan 21.807 km itu akan menelan dana investasi US$700 juta.

Sebelum XL yang berkomitmen menyumbangkan dana investasi US$30 juta menunda keikutsertaannya, posisi dana investasi konsorsium mencapai US$180 juta atau sekitar 25% dari total kebutuhan investasi.

Dana investasi itu kini menyusut menjadi US$150 atau hanya 21%, yang berasal dari tiga anggota konsorsium tersisa, yaitu PT Telkom (US$90 juta), PT Indosat (US$30 juta), dan PT Bakrie Telecom (US$30 juta).

Rakhmat Junaidi, Direktur PT Bakrie Telecom Tbk – anggota konsorsium Palapa Ring, mendukung apabila pemerintah memang akan menginvestasikan dana 100% untuk Palapa Ring.

“Secara pribadi saya mendukung, karena di sejumlah negara tetangga seperti Australia, Singapura, dan Malaysia juga menganut pola seperti itu,” tegasnya.

Di Australia, pemerintah setempat mendanai seluruh pelaksanaan pembangunan infrastruktur backbone di mana pelaksanaannya dipilih melalui tender secara terbuka.

Menurut Rakhmat, dengan anggaran sekitar US$4,7 miliar, ahirnya Pemerintah Australia memilih Optus sebagai pelaksana pembangunan jaringan backbone tersebut. Rakhmat berjanji akan membawa persoalan itu ke konsorsium.

Di sisi lain, Departemen Komunikasi dan Informatika tetap optimistis pengerjaan proyek Palapa Ring akan dimulai tahun ini, meskipun kepastian pendanaan dengan konsorsium masih belum jelas hingga saat ini. (FITA INDAH MAULANI)

Read more.....