21 Juli 2009 ‘Pinjaman untuk NGN Palapa Ring’

Tender Internet kecamatan siap digelar

Oleh Roni Yunianto
Bisnis Indonesia

Jakarta: Pemerintah akan mengusahakan insentif pinjaman ICT Fund untuk mendukung pembangunan jaringan tulang punggung transpor next-generation-network (NGN) Palapa Ring.

ICT Fund merupakan konsep lembaga pendanaan untuk proyek teknologi informasi dan telekomunikasi yang digagas Menkominfo Mohammad Nuh.

Titon Dutono, Direktur Telekomunikasi Ditjen Postel Depkominfo, mengatakan insentif itu diantaranya akan diberikan pinjaman dana melalui ICT Fund yang akan menggunakan dana universal service obligation (USO).

“Kami pasti akan memberikan insentif untuk mempercepat proses Palapa Ring agar program ini tidak mundur,” ujarnya kepada Bisnis di sela-sela Rakornas Depkominfo pekan lalu.

Pemerintah, tutur Titon, akan mencontoh pola yang diterapkan di Malaysia, India dan Pakistan yang memberikan insentif dengan model pinjaman.

“Mengenai dana ini, nanti akan diatur dalam Peraturan Menkominfo. Jadi berapa kekurangan dana [Palapa Ring] kami akan bahas agar tahun ini program bisa tetap jalan,” tuturnya.

Pemerintah juga akan berkoordinasi dengan konsorsium Palapa Ring agar proyek itu dapat berjalan secara realistis. “Harapan kami dengan insentif ini maka rencana rute kabel optik bisa tetap sesuai perencanaan awal. Ini akan kami kaji lagi meskipun ada pertimbangan untuk memperpendek rute penggelaran,” tuturnya.

Kendati berencana memberikan insentif, pemerintah tetap pada prinsip menyerahkan kepemilikan proyek infrastruktur tersebut kepada swasta.

Titon mengatakan era konvergensi komunikasi dan teknologi informasi memberi pengaruh besar pada konten dan aplikasi, sehingga konvergensi tidak akan berjalan baik tanpa dukungan infrastruktur NGN itu.

Aturan untuk IPTV (Intenet protocol television) atau televisi Internet, katanya, sudah mulai jalan.

“Beberapa bulan lagi akan ada penyelenggara dari industri di era konvergen. Sayangnya, jaringan akses dan tulang punggung [backbone] masih berkumpul di Jawa, wilayah Timur masih sangat kurang,” ujarnya.

Menurut Titon selain regulasi, pihaknya akan mengatur kembali perizinan untuk melakukan penyesuaian pada era konvergensi.

“Pada saatnya ada infrastruktur saja, untuk service saja atau malah izin untuk semuanya [unified licensing]. Ini baru dapat kami putuskan setelah UU Konvergensi selesai,” ujarnya.

Kecamatan pintar
Santoso Serad, Kepala Balai Telekomunikasi dan Informasi Perdesaan (BTIP), menuturkan pihaknya sedang menyiapkan dokumen tender untuk menggelar Internet broadband di tingkat ibu kota kecamatan sebagai turunan program telepon desa.

Rencana itu menyusul selesainya rangkaian proses tender universal service obligation atau telepon desa yang penggelarannya dilakukan oleh Telkomsel dan PT Indonesia Comnets Plus (Icon+).

“Sementara ini, untuk Internet kecamatan, kami data ada sekitar 4,200 ibu kota kecamatan yang menjadi target, tetapi untuk perinciannya kami masih akan cek lagi,” ujarnya kepada Bisnis.

Adapun, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kecamatan di Indonesia adalah sekitar 6.300 kecamatan.

Menurut Santoso, pihaknya akan berkoordinasi dan mendapatkan masukan data dari Pemerintah Daerah. Proyek itu sendiri dipersiapkan untuk ditender pada Agustus 2009 dan diharapkan dapat selesai pada Februari 2010 atau tepat 100 hari kabinet baru. “Perhitungannya, akan dibutuhkan waktu 6 bulan untuk membangun. Sekarang kami mempersiapkan dokumen tendernya semoga Agustus bisa digelar,” ujarnya.

Dia menambahkan soal jumlah peserta dan siapa yang akan ikut proyek itu pihaknya akan rasional dan melakukan pembahasan lebih lanjut.

“Pembangunan Internet yang jelas terlibat adalah penyelenggara jasa Internet (PJI). Secara legal kami akan bahas bersama stakeholder termasuk dengan Mastel [Masyarakat Telematika Indonesia],” katanya.

Pemerintah berharap semua kecamatan di seluruh Indonesia dapat menikmati akses Internet pada 2015 dan pengguna Internet akan naik pesat per tahunnya sesuai dengan amanat World Summit on the Information Society (WSIS). (roni.yunianto@bisnis.co.id)

0 komentar: