Oleh Arief Pitoyo & Roni Yunianto
Bisnis Indonesia
Jakarta (02/07/09) – Pemerintah didesak untuk membentuk badan usaha milik negera (BUMN) atau balai layanan umum (BLU) untuk melaksanakan proyek Palapa Ring karena konsorsium yang sudah ada diprediksi gagal mewujudkan infrastruktur serat optik itu.
Bisnis Indonesia
Jakarta (02/07/09) – Pemerintah didesak untuk membentuk badan usaha milik negera (BUMN) atau balai layanan umum (BLU) untuk melaksanakan proyek Palapa Ring karena konsorsium yang sudah ada diprediksi gagal mewujudkan infrastruktur serat optik itu.
Kamilov Sagala, Direktur Eksekutif Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI), mengaku pesimistis terhadap kelangsungan megaproyek yang bernilai ratusan juta dollar AS tersebut setelah hanya ada tiga perusahaan dikonsorsium.
“Kami memperkirakan konsorsium akan gagal membangun Palapa Ring, terutama dilihat dari komitmen anggota yang masih ada. Pemerintah sebaiknya segera membentuk BLU atau BUMN dengan dana 100% dari negara,” tegasnya.
BUMN yang dimaksud, lanjutnya, bisa dengan badan usaha yang sudah ada, seperti Telkom atau membentuk sendiri.
Pelaksanaan proyek Palapa Ring semakin tersendat, karena dana investasi berkurang US$30 juta setelah PT Excelcomindo Pratama (XL) menyatakan tidak bisa ikut dalam konsorsium Palapa Ring tahun ini.
Menurut perhitungan Konsorsium Palapa Ring berdasarkan posisi kurs Maret 2009, proyek jaringan kabel bawah laut sepanjang 35.280 km dan kabel daratan 21.807 km itu akan menelan dana investasi US$700 juta.
Sebelum XL yang berkomitmen menyumbangkan dana investasi US$30 juta menunda keikutsertaannya, posisi dana investasi konsorsium mencapai US$180 juta atau sekitar 25% dari total kebutuhan investasi.
Dana investasi itu kini menyusut menjadi US$150 atau hanya 21%, yang berasal dari tiga anggota konsorsium tersisa, yaitu PT Telkom (US$90 juta), PT Indosat (US$30 juta), dan PT Bakrie Telecom (US$30 juta).
Rakhmat Junaidi, Direktur PT Bakrie Telecom Tbk – anggota konsorsium Palapa Ring, mendukung apabila pemerintah memang akan menginvestasikan dana 100% untuk Palapa Ring.
“Secara pribadi saya mendukung, karena di sejumlah negara tetangga seperti Australia, Singapura, dan Malaysia juga menganut pola seperti itu,” tegasnya.
Di Australia, pemerintah setempat mendanai seluruh pelaksanaan pembangunan infrastruktur backbone di mana pelaksanaannya dipilih melalui tender secara terbuka.
Menurut Rakhmat, dengan anggaran sekitar US$4,7 miliar, ahirnya Pemerintah Australia memilih Optus sebagai pelaksana pembangunan jaringan backbone tersebut. Rakhmat berjanji akan membawa persoalan itu ke konsorsium.
Di sisi lain, Departemen Komunikasi dan Informatika tetap optimistis pengerjaan proyek Palapa Ring akan dimulai tahun ini, meskipun kepastian pendanaan dengan konsorsium masih belum jelas hingga saat ini. (FITA INDAH MAULANI)
0 komentar:
Posting Komentar