09 Juli 2009 KONSORSIUM MINTA PENUNDAAN

Pemerintah Minta Palapa Ring Dibangun Agustus

Oleh Imam Suhartadi
Investor Daily

Yogyakarta – Anggota konsorsium Palapa Ring sudah melayangkan surat ke Depkominfo minta kelonggaran waktu hingga November tahun ini untuk memulai mega proyek tersebut. Namun, pemerintah tetap berkukuh agar pembangunan jaringan kabel serat optik di Indonesia timur itu dimulai Agustus 2009.

Demikian ditegaskan Dirjen Postel Depkominfo Basuki Yusuf Iskandar di sela-sela acara penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI) dengan Pemerintah Kota Yogyakarta di Kampus Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, belum lama ini.

Oleh karena itu, menurut Basuki, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan tiga anggota konsorsium Palapa Ring yang tersisa, yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), PT Indosat Tbk, dan PT Bakrie Telecom Tbk. Pertemuan itu untuk mencari solusi atas persoalan-persoalan yang dihadapi dalam mewujudkan proyek ini. “Kita akan bertemu lagi secepatnya,” ujar Basuki.

Menurut Basuki, proyek Palapa Ring itu sangat penting karena merupakan fiber optic backbone yang dibutuhkan untuk kemajuan telekomunikasi di kawasan Timur Indonesia. Proyek tersebut amat mendukung upaya pemerintah yang baru saja menyelesaikan tender pembangunan telepon perdesaan dalam program Universal Service Obligation (USO).

“Program USO untuk daerah tertinggal itu baik, supaya akses telekomunikasi bagi dan tersedia bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Tetapi kalau back bone gak ada, itu bisa percuma,” jelas Basuki.

Seperti diketahui, Palapa Ring merupakan megaproyek yang membangun jaringan kabel serat optik di Indonesia Timur. Kabel serat optik itu diharapkan menjadi tulang punggung (backbone) serat optik nasional yang melingkari (ring) Nusantara. Ring itu terdiri atas tujuh cincin (ring) yang melingkupi 33 provinsi dan 460 kabupaten.

Cincin kabel serat optik yang melingkari Nusantara itu diperkirakan sepanjang 35.280 kilometer membentang di bawah laut (submarine cable), dan sepanjang 21.708 kilometer membentang di daratan (inland cable). Kabel serat optik di Indonesia barat sudah terbentang, sedangkan di Indonesia timur masih kosong, sehingga lahirlah proyek Palapa Ring itu.

Megaproyek Palapa Ring itu adalah proyek pemerintah yang diserahkan kepada swasta, yang kemudian membentuk konsorsium Palapa Ring. Awalnya anggota konsorsium ada tujuh, namun dalam perjalanannya empat anggotanya mundur dan PT Excelcomindo Pratama Tbk adalah anggota konsorsium yang terakhir mundur, yakni pada awal tahun ini.

Awalnya, setiap anggota konsorsium sepakat untuk berkontribusi sebesar US$30 juta, kecuali Telkom (US$90 juta), dan Infokom Elektrindo (US$15) sehingga total dana yang bakal disiapkan sebesar US$ 225 juta. Akibat empat anggotanya mundur, konsorsium Palapa Ring itu hanya bisa menyediakan dana sebesar US$ 150 juta. Dana ini makin mengecil, bila dikaitkan dengan kenaikan biaya pengerjaan proyek tersebut akibat krisis finansial global akhir-akhir ini.

Konsorsium Palapa Ring tak kuasa meneruskan proyek tersebut karena setelah dihitung ulang, biaya pengerjaan penggelaran kabel serat optik sepanjang 11 ribu kilometer lebih di Indonesia timur itu ternyata membengkak, bahkan menjadi US$700 juta. Konsorsium Palapa Ring yang tersisa sempat ‘berteriak’ dan pemerintah sempat menimpalinya dengan janji untuk memmbantu.

Pemerintah pernah mengusulkan untuk membentuk ICT Fund dengan menggunakan dana penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berhasil dihimpun Depkominfo. Selain itu, Menkominfo Mohammad Nuh juga pernah mengajak investor dalam dan luar negeri dari Korea Selatan, Tiongkok dan Jepang untuk terlibat dalam proyek itu.

ICT Fund adalah lembaga yang bertugas menginisiasi pendanaan proyek-proyek telekomunikasi di Indonesia. Menurut Basuki, pendanaan ICT Fund tidak hanya diperuntukkan bagi konsorsium Palapa Ring, juga akan ditawarkan ke seluruh operator. Namun demikian, bila ICT Fund dapat diwujudkan dan mendapat persetujuan dari DPR RI, dananya baru dapat dicairkan pada tahun depan.

“ICT Fund akan diberikan kepada operator yang memnuhi persyaratan. Peluang ini terbuka,” kata dia.

Meski demikian, staf ahli Menkominfo Moedjiono mengatakan, dana yang tersedia saat ini sebesar US$150 juta. Menurut perhitungannya, dana tersebut sejatinya cukup untuk membangun 75% dari total proyek Palapa Ring itu. Yakni, penggelaran jaringan kabel serat optik sepanjang 11 ribu kilometer (km) lebih yang membentang dari Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara.

“Seluruh kepulauan Sulawesi dan Maluku dikelilingi backbone kabel serat optik. Namun untuk Papua, jaringan kabel hanya direalisasikan pada daerah sekitar ujung kepala burung. Jaringan lain yang akan dibangun adalah Makassar-Mataram dan Bali-Nusa Tenggara. Itu jaringan yang diprioritaskan dengan dana yang ada. Kekurangannya akan dilanjurkan berikutnya,” kata Moedjiono.

0 komentar: